Chapter 8

60 21 10
                                    

Satu minggu telah berlalu, kesempatan yang di berikan Deza pada Sisil sudah habis, karena sampai saat ini Deza masih menganggap Sisil sebagai adiknya sendiri tidak lebih. Sisil yang awalnya merasa tidak terima pun dengan berat hati merelakan perasaannya pada Deza. Karena mau bagaimanapun cinta itu tidak bisa di paksa.

Amora berjalan gontai menuju taman sekolah. Setelah tau kalau Deza berpacaran dengan Sisil, Amora jadi lebih banyak diam dan menjauhkan diri dari teman-temannya dengan alasan masalah keluarga. Karena merasa bosan, Amora pun membuka akun instagramnya dan melihat ada sebuah DM yang baru saja ia terima dan ternyata pesan itu dari Putri.

@dvni_ptri

Ra lo tau gak,
Sisil sama Kak Deza
udah putus!.

Masa sih??
perasaan mereka
baru seminggu
jadian deh

Berani sumpah deh.
(Read)

Ntah mengapa saat ini ada perasaan bahagia sekaligus bingung yang Amora rasakan. Bahagia karena mungkin masih ada kesempatan baginya untuk bisa dekat dengan Deza, dan bingung karena setahunya hubungan Sisil dan Deza baik-baik aja. Kenapa mereka putus? Amora pun menggelengkan kepalanya tidak peduli, toh itu bukan urusan dia.

Amora memutuskan untuk kembali ke kelasnya. Saat berjalan di Koridor, Amora tak sengaja berpapasan dengan orang yang ntah mengapa ia hindari dalam satu minggu ini. Ya dia Deza. Deza menatap Amora heran, pasalnya sudah 1 minggu ini Amora menghindarinya.

"Hai Ra, dari mana?" Deza menyapa terlebih dahulu.

"Oh hai kak, dari taman aja. Eumm kalo kakak dari mana mau kemana?" Tanya Amora bertubi-tubi yang mana membuat Deza terkekeh tampan. (˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

"Dari UKS mau balik ke kelas." Jawab Deza santai.

"Hah!! Kak Deza sakit?? Kenapa gak pulang aja??" Terlihat raut wajah Amora yang nampak cemas.

"Nggak ko, cuma pusing dikit mungkin masuk angin." Jawab Deza dengan senyumannya yang mana membuat Amora salah tingkah sendiri melihat senyuman itu.

"Eumm yaudah Kak Deza cepet sembuh ya, aku ke kelas dulu. Bye~" Amora melenggang pergi meninggalkan Deza sambil melambaikan tangannya. Sedangkan Deza hanya mengulas senyum dan tak lupa membalas lambaian tangan Amora. Setelah Amora menghilang dari pandangannya, senyum tampan Deza pun berubah menjadi seringaian kecil yang membuat orang bergidik ngeri melihatnya.

.
.
.

Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Di sebuah jalanan di kota bandung terdapat sekumpulan anak remaja laki-laki yang di yakini adalah geng balap liar. Di sekitar mereka juga terdapat remaja laki-laki beserta perempuan yang bersorak meneriaki jagoan masing-masing.

"Long time no see Alvaro Putra Devano." Seringai tercetak jelas di wajah itu.

"Cihh, gausah SKSD Deza Alaska Bintara." Balasnya acuh dengan tatapan datar. Ya Alvaro dan Deza adalah rival di jalanan. Mereka sering kali balapan secara liar tanpa mempedulikan konsekuensi yang akan mereka dapatkan.

*SKSD So Kenal So Dekat*

"Jadi apa taruhan kali ini?" Tanya Deza dengan wajah menyebalkannya itu.

"Motor masing-masing gimana?"

"Hmm boleh juga, ah tapi gua gak butuh motor lo hahaha," Kekeh Deza. Mendengar itu Varo pun mengeryit bingung.

"Jadi mau lo apa?" Tanya Varo to the point.

"Gua mau, eumm, adek lo aja gimana?? Hahahahaaa" Deza terbahak, tanpa ia sadari wajah Alvaro sudah merah padam menahan amarah dan tak lupa dengan rahangnya yang mengeras.

"Gak usah bawa-bawa adek gua ANJING!!!" Varo melangkah mendekati Deza dan satu pukulan pun mendarat dengan sempurna pada wajah tampan Deza.

"Jangan pernah lo bawa-bawa adek gua ke dalam urusan kita, inget itu!!"

Dengan tidak tau malunya Deza hanya terkekeh setelah mendapat satu pukulan dari rivalnya itu yang membuat Alvaro menggeram menahan emosi.

"Santai saja kawan, gua cuma bercanda jangan terlalu di anggap serius. Oke Deal taruhannya motor masing-masing." Setelah itu keduanya pun melangkah menuju motor masing-masing dan bergabung bersama anggota balap liar yang lain.

"Awas lo Alvaro, gua bakal buat perhitungan karena lo udah berani-beraninya mukul gua di depan banyak orang." Batinnya. Terlihat jelas jika wajahnya merah menahan amarah.

"THREE!! TWO!! ONE!! GO!!!" Bendera pun di kibarkan pertanda bahwa balapan telah di mulai.

Alvaro melajukan motor sportnya dengan kecepatan tinggi. Begitupun Deza, dia melajukan motornya secara ugal-ugalan seperti orang kesetanan, sampai-sampai lawan di depannya tersingkir bahkan ada pula yang jatuh menimpa lawannya yang lain. Melihat itu Varo mulai berhati-hati, bagaimanapun juga dia harus memenangkan taruhan ini. Bukan masalah motor, tapi dia tau sendiri jika taruhan ini di menangkan oleh Deza, maka taruhan yang telah Deal di awal bisa berubah kapanpun. Alvaro takut jika kata-kata yang di ucapkan Deza tadi itu bukan hanya sekedar candaan, dia takut jika Deza benar-benar mendekati adiknya dan berakhir buruk.

Alvaro pun melajukan kembali motornya dengan kecepatan di atas rata-rata sampai akhirnya Varo lah yang memenangkan balapan ini.

Alvaro akhirnya bisa bernafas lega karena ia tidak perlu khawatir lagi jika Deza akan melakukan sesuatu pada adiknya.

"Hmm Not Good. Congrats. Gak nyangka gua kalo lo bisa menangin taruhan malam ini" Kekeh Deza.

"Thanks. Mana kunci motor lo?" Langsung saja Deza melempar kunci motornya pada Varo.

"Oh ya satu lagi, jangan harap lo bisa deketin adek gua." Setelah mengatakan itu Alvaro melenggang pergi menuju motornya. Tak lupa ia juga melemparkan kunci motor Deza- oh ralat kunci motornya yang dia dapatkan dari hasil taruhan bersama Deza pada Angga sahabatnya. Angga menyeringai setelah menangkap kunci motor yang Varo lempar padanya dan melirik seseorang yang wajahnya sudah menekuk. Setelah itu angga pun menaiki motor tersebut dan langsung saja melajukan motornya menyusul Alvaro.

"ARGGHHH SIALANN!! Awas lo Alvaro gua bakal buat perhitungan sama lo. Dan lo Angga, awas lo." Setelah itu, langsung saja Deza menelpon sopir pribadinya untuk segera menjemputnya.


✧༺Amora༻✧

Waahh konfliknya mulai muncul nihh hahaa,, kedepannya bakal banyak tokoh-tokoh baru yang muncul guys.

Votment juseyo♥︎

Amora [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang