Deza dan Alvaro sudah kembali. Masing-masing di antasa. Mereka membawa kantong plastik besar yang berisi ice cream dan beberapa camilan untuk Amora.
"Thanks, Bang." Ucap Deza sambil terkekeh geli.
"Sialan." Ucap Varo sambil memutar bola matanya malas.
"Ini mau di simpen dimana?" Tanya Varo.
"Sini gue bawa ke kamar aja. Nanti lo abisin lagi." Ucap Deza santai.
"Pelit amat lo." Cebik Varo.
"Bukan pelit tapi irit." Ucap Deza.
"Serah lo deh. Nih! Gue mau tidur." Ucap Varo sambil menyodorkan kantong plastik yang ia bawa.
"Makasih Bang Varo, hahahah." Ucap Deza sambil berlari menjauh dari Alvaro.
"Sialan bener si Deza." Varo pun melangkah menuju kamarnya sendiri.
.
.Ceklek
"Sayang, Ini kakak udah beli ice cream nya." Ucap Deza.
Setelah Deza masuk ke dalam, ternyata Amora sudah tertidur di sofa dengan posisi yang pasti sangat tidak nyaman. Sepertinya Amora ketiduran saat menunggu Deza.
Dengan hati-hati Deza pun memindahkan Amora ke atas kasur agar Amora bisa tidur dengan nyaman.
Amora yang tampak terusik pun membuka matanya.
"Eunggg, kakak udah pulang?"
"Iya kakak pulang, maaf ya lama," Ucap Deza.
"Kalo ngantuk tidur aja ya, makan ice cream nya bisa besok aja."
"Eumm yaudah. Maaf ya kak,"
"Maaf untuk apa hm?"
"Aku ngerepotin kakak malam-malam gini," Ucap Amora merasa bersalah.
"Sttt gak papa sayang, udah sekarang tidur ya," Ucap Deza lembut.
"Peluk," Ucap Amora sambil merentangkan tangannya.
"Bentar kakak simpen dulu ice cream nya di lemari es." Ucap Deza sambil melangkah menuju lemari es yang ada di kamar Amora.
Setelah kembali, Deza langsung saja naik ke atas kasur dan langsung memeluk Amora erat.
.
.Pagi telah tiba. Deza bangun lebih awal daripada Amora karena Deza harus berangkat ke sekolah. Sebentar lagi ujian jadi Deza harus tetap sekolah.
Tiba-tiba ada pergerakan di belakangnya dan itu adalah Amora.
"Hey sayang udah bangun hm?"
"Eumm. Kakak mau kemana?" Tanya Amora.
"Kakak harus ke sekolah sayang, kan sebentar lagi kakak ujian,,"
"Sekolah ya," Gumam Amora yang masih bisa di dengar jelas oleh Deza.
"Iya, kenapa hm?" Tanya Deza.
"Aku juga mau sekolah," Cicitnya.
"Tapi-" Ucapan Deza terpotong.
"Tapi apa kak? Apa aku gak bisa sekolah? beberapa bulan lagi aja juga gak papa."
"Yaudah kakak bicarain dulu sama ayah ya," Ucap Deza. Amora mengangguk.
Deza langsung saja keluar dari kamar menuju lantai bawah yang dimana disana sudah terdapat Devano, Aulia, Albara dan juga Alvaro.
"Selamat pagi nak," Ucap Aulia saat melihat Deza yang menuruni anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora [End]
Teen FictionAmora Putri Devano. Seorang remaja berusia 17 tahun yang dengan berat hati harus merelakan masa mudanya demi menanggung kesalahan di masalalu yang berimbas pada kehidupannya di masa depan. Ia tidak mengerti mengapa takdir mempermainkan nya seperti...