Hari demi hari telah berlalu, kedekatan Amora dan Deza pun sudah terlihat begitu jelas. Amora benar-benar mengabaikan apa yang kakaknya ucapkan, ia pikir kakaknya itu hanya tidak ingin jika Amora pacaran dulu. Belum ada hubungan khusus antara mereka, hingga...
"Ra, gue denger lo suka sama gue?"
Uhukk!!
Seketika amora tersedak ludahnya sendiri saat mendengar apa yang Deza katakan.
"K-kata s-siapa kak?" Tanya Amora terbata. Sungguh, ia malu sekali sampai-sampai menatap wajah Deza pun ia tak sanggup.
"Lo gak perlu tau gue tau dari siapa, lo bener suka sama gue Ra??" Tanya Deza memastikan.
"Eumm iya kak," Amora menjawab sambil menundukkan kepalanya, ia takut jika Deza akan menjauhinya jika sampai Deza tau kalo Amora menyukainya. Tapi yang terjadi diluar dugaan, seketika Deza menggenggam kedua tangan Amora dan berkata.
"Yaudah ayok kita jalani hubungan ini sama-sama." Bukannya menjawab, Amora malah cengo sambil membulatkan kedua bola matanya. Dan Amora pun baru tersadar saat Deza menepuk bahunya pelan.
"S-serius kak? Kak Deza gak lagi prank kan?" Tanya Amora. Deza hanya tertawa geli mendengar apa yang Amora katakan.
"Ishh ko malah ketawa!!"
"Iya iya, kakak serius Ra." Mendengar itu seketika raut wajah Amora tampak sumringah dan secara tidak sadar ia berhambur ke dalam pelukan Deza. Deza yang melihat respon Amora hanya tersenyum dan seperkian detik kemudian senyuman itu berubah menjadi seringaian kecil.
Sementara itu di ujung koridor terdapat seorang remaja laki-laki yang sedari tadi melihat interaksi keduanya. Dengan tidak sadar rahangnya mengeras dan tangannya terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih.
*Siapa hayoo??*
.
.Saat ini kelas Amora sedang kedatangan tamu. katanya sih calon wali kelas baru, soalnya wali kelas mereka yang lama sudah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai guru.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan tamu, silahkan masuk pak!" Perintah Pak Kepala sekolah pada seseorang yang saat ini berada di luar ruang kelas 11 IPA. Yang di panggil pun masuk ke dalam ruangan tak lupa dengan senyum yang ia tampilkan di wajahnya.
Pak kun
"Oke anak-anak perkenalkan ini Pak Kun wali kelas baru kalian sekaligus guru mata pelajaran sejarah dunia." Kata Pak Kepala sekolah menjelaskan.
Seketika kelas yang awalnya tenang dan tertib itu berubah menjadi riuh dengan suara para murid perempuan yang terpesona dengan guru baru mereka itu.
"Anjir gila ganteng banget!"
"Fiks calon masa depan gue!"
"Pa boleh minta no WA nya gak?"
"Gila sih ini mah harus gue gebet!"
"Pa kok ganteng banget sih,, kan jadi pengen di halalin,,"
Kira-kira seperti itulah ucapan para murid perempuan saat melihat visual Pak Kun.
"Anak-anak tolong jangan ribut!! Lanjutkan pekerjaan kalian, bapak akan mengantar Pak Kun ke ruangannya. Mari pak!" Setelah mengucapkan itu Pak Kepala Sekolah pun melenggang keluar dari kelas 11 IPA dengan Pak Kun yang mengikutinya dari belakang.
"Yahh, gak asik ah." Gerutu sebagian siswi karena tidak bisa melihat guru barunya itu lebih lama lagi.
Setelah itu, kelas pun kembali tertib karena guru pelajaran pertama mereka telah memasuki kelas.
.
.
.Bel pulang terlah berbunyi dan seluruh murid berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing.
"Eumm guyss kalian duluan aja, gue pulang sama Kak Deza hari ini." Ya, ketiga sahabat Amora sudah mengetahui hubungan antara Amora dan Deza. Sisil? jelas saja dia tau. Dan bagaimana tanggapannya? apa dia marah? Tentu saja tidak. Karena dari awal juga Sisil tau kalau Amora tertarik pada Deza.
"Yaudah hati-hati ya Ra, kalo ada apa-apa hubungi kita." Amora hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah itu ketiga sahabat Amora pun pergi meninggalkan Amora yang duduk tenang di kursi taman menunggu kedatangan Deza. Hingga tak lama kemudian suara orang yang iya tunggu-tunggu pun terdengar.
"Hai sayang, nunggu lama ya?" Tanya Deza. Sementara itu Amora mematung dengan semburat merah yang menghiasi wajah cantiknya itu. Apa dia bilang? Sayang? ohh ayolah rasanya Amora ingin terbang saja mendengar kata itu keluar dari mulut Deza.
"E-eum enggak ko, aku juga baru aja keluar dari kelas." Jawab amora.
"Yaudah ayo aku anterin pulang." Setelahnya mereka berjalan beriringan menuju parkiran tempat Deza memarkirkan motornya.
Saat sampai di parkiran, Deza memasangkan helm pada Amora yang mana hal itu membuat jantung Amora berdebar dengan sangat kencang. Dan tak lupa deza juga membantu Amora menaiki motornya yang sedikit tinggi itu.
"Ini gak papa aku nganter kamu sampe rumah?"
"Ya gak papa."
"Yaudah." Setelah itu tidak ada percakapan lagi di antara keduanya karena bingung harus ngomong apa. Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di depan gerbang kediaman Devano. Deza membantu Amora turun dan melepas helm yang Amora pakai.
"Makasih ya kak udah nganterin aku pulang." Ya amora masih memanggil Deza dengan embel-embel 'kak' karena bagaimanapun juga Deza lebih tua darinya. Deza pun tersenyum dan mengangguk.
"Yaudah kalo gitu aku pulang ya."
"Oke, Hati-hati di jalan." Ucap Amora dengan senyuman yang tak luntur sedikitpun dari paras cantiknya itu. Deza mengangguk dan setelahnya berlalu meninggalkan Amora yang masih setia menunggunya sampai akhirnya punggung Deza menghilang dari pandangannya. Setelah Deza benar-benar menghilang dari pandangannya, Amora pun masuk ke dalam rumahnya. Tanpa Amora sadari Alvaro melihat semuanya, dia menggeram menahan amarah.
"Kenapa lo gak dengerin ucapan gue Ra? Dia itu bukan cowok yang baik buat lo. Lo gak tau seberapa berengseknya dia." Guman Alvaro.
✧༺Amora༻✧Stay tuned for Amora's story until the end, okay?
Votment juseyo♥︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora [End]
Teen FictionAmora Putri Devano. Seorang remaja berusia 17 tahun yang dengan berat hati harus merelakan masa mudanya demi menanggung kesalahan di masalalu yang berimbas pada kehidupannya di masa depan. Ia tidak mengerti mengapa takdir mempermainkan nya seperti...