Chapter 32

65 14 0
                                    

Satu bulan berlalu, hari ini adalah hari yang paling di nanti-nantikan oleh pasangan Amora Deza.

Amora tampak cantik dengan gaun putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Begitupun Deza, ia tampak berkali-kali lebih tampan dengan balutan jas hitamnya.

Akad sudah berlangsung beberapa jam yang lalu dan kini tinggal resepsi saja. Pernikahan mereka berlangsung secara private karena Amora yang pada dasarnya masih berstatus pelajar. Tidak banyak yang menghadiri acara itu, hanya kedua keluarga dan teman-teman Amora maupun Deza.

"Selamat ya Ra, sekarang lo udah sahabat jadi istri Kak Deza," Ucap Putri sambil tersenyum menggoda Amora.

"Selamat ya Ra, gak nyangka banget lo nikah duluan." Ucap Tifani.

"Selamat ya kalian, moga langgeng sampe kakek nenek deh," Ucap Sisil sambil terkekeh.

"Makasih ya semuanya, gue juga gak nyangka bakal nikah secepet ini hehe," Ucap Amora sambil terkekeh.

Tiba-tiba dari arah kiri Deza datanglah Dery dan Marcel. Mereka sama-sama memberi selamat pada pasangan muda itu.

"Yaampun bos gue gak nyangka lo bakal nikah secepet ini," Ucap Dery dramatis.

"Neng Putri kapan kita nyusul?" Lanjutnya.

Putri yang merasa terpanggil pun hanya mendelik tak suka.

"Ih kok gak di jawab?" Tanya Dery sambil mempoutkan bibirnya.

"Gue mau nikah sama Kak Liu aja." Ucap Putri.

"Liu lagi Liu lagi, kalo putus jangan nangis ya," Ucap Dery.

"Ya nggak lah, Kak Liu tuh sayang banget sama gue. Gak mungkin putus juga."

"Yakin deck?"

"Bacot."

"Udah elah diem, itu Kak Marcel daritadi mau ngomong gak jadi terus." Ucap Tifani sambil menunjuk ke arah Marcel.

"Eh iya mon maaf Pak Ketu," Ucap Dery sambil menyatukan kedua tangannya. Marcel tidak menghiraukan ucapan Dery. Ia berjalan menghampiri pengantin baru di depannya.

"Selamat ya bro, semoga kalian langgeng terus." Ucapnya.

"Makasih Kak/Makasih bro," Ucap Amora Deza bersamaan.

"Eh Bang Varo dimana ya?" Tanya Amora.

"Gue disini!" Teriak Alvaro.

"Abang kemana aja ihhh," Ucap Amora sambil mempoutkan bibirnya.

"Gak kemana-mana dek, cuman dari toilet aja." Ucapnya sambil mengelus puncak kepala Amora sayang.

Amora memeluk Abangnya itu erat. Ntah mengapa ia sangat merindukan abangnya ini.

"Udah jadi istri orang juga masi manja aja," Alvaro terkekeh melihat kelakuan adiknya itu.

"Ishhh gak papa," Ucapnya. Amora semakin mengeratkan pelukannya pada Alvaro.

Alvaro rasanya ingin menangis saja. Adik kecilnya itu sekarang sudah sahabat menjadi istri dari rivalnya sendiri. Haha, lucu bukan?

Semua orang menatap keduanya sendu. Berat pasti bagi Alvaro untuk melepas adik perempuan satu-satunya itu.

Alvaro melepas pelukannya dengan berat hati. Ia menangkup kedua pipi Amora dan tersenyum saat melihat adiknya itu yang ternyata sedari tadi sudah menangis.

"Hey kok nangis? Ini acara bahagia loh dek, jangan nangis ya." Ucap Alvaro sambil menghapus air mata adiknya itu. Alvaro lantas menghadap Deza dan berkata.

"Jaga adek gue baik-baik. Jangan ppernah lo sakitin dia. Kalo lo berani sakitin hati
adek gue, lo tau harus berhadapan dengan siapa." Ucapnya.

"Santai aja, gue janji gaakan sakitin hati Amora apapun yang terjadi." Ucap Deza.

Saat semua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, tiba-tiba seseorang seseorang datang menghampiri Amora Deza. Orang itu datang dengan sebucket bunga mawar putih kesukaan Amora di tangannya.

"Selamat ya Ra," Ucapnya.

"Eh Kak Dejun, kapan datang?" Ya orang itu adalah Dejun.

"Barusan, nih." Ucap Dejun sambil memberikan sebucket bunga itu pada Amora.

"Wahh mawar putih, makasih kak." Ucap Amora setelah mengambil bucket itu dari tangan Dejun.

"Sama-sama. Selamat ya bro, lo hebat bisa dapetin Amora. Jangan sampe lo sia-siain lagi perasaannya." Ucap Dejun seraya tersenyum dan menepuk pelan pundak Deza.

"Thanks bro, gue gamau jadi laki-laki terbodoh di dunia karena udah sia-siain orang sebaik Amora." Ucapnya.

"Yaudah gue mau ketemu Alvaro dulu ya," Amora dan Deza mengangguk untuk mengiyakan.

Dejun berjalan gontai menuju meja dimana Alvaro berada.

"Lesu amat lo. Udahlah bro, relain aja Amora. Biarin dia bahagia sama pilihannya sendiri." Ucap Alvaro.

"Huftt, iya mau gimana lagi."

"Kalau lo emang bahagia sama dia, gue ikut bahagia Ra." Lirihnya dalam hati sambil menatap sendu dua orang di depannya yang terlihat sangat bahagia.

.
.

Sedari tadi Amora hanya berdiam diri di depan cermin kamar mandi. Jujur ia sangat gugup saat ini. Bagaimana tidak, ini adalah malam pertama Amora dan Desa dalam status pasutri. Amora benar-benar gugup saat ini.

"Sayang kamu gak papa kan?!" Teriak Deza.

"I-iya kak, aku gak papa kok!" Jawab Amora.

"Aduh, kok gue gugup ya?" Gumamnya. Amora membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Setelah itu ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar mandi.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Dapat Amora lihat dengan jelas sosok Deza yang saat ini sudah sah menjadi suaminya itu.

"Kenapa lama banget hm? Kamu gak papa kan sayang?" Tanya Deza seraya mendekat pada Amora.

"G-gak papa ko kak," Ucapan tergagap.

Deza mengeryit bingung. Apakah istrinya ini sedang gugup? Ah sepertinya iya.

"Kenapa gugup hm?"

"Eh? S-siapa juga yang gugup? Enggak tuh." Ucap Amora sambil membuang mukanya. Mengapa ia tak berani memandang Deza? Pikirnya.

Deza mengangkat dagu Amora agar menatapnya. Dengan ragu Amora menatap ke arah Deza yang saat itu juga tengah menatapnya. Dari tatapan itu Amora dapat melihat jika Deza menginginkan sesuatu.

"Apakah boleh?" Tanya Deza. Nah kan, tebakan Amora ternyata benar. Ayolah, sudah pasti Amora akan mengiyakan. Ia paling tidak bisa menolak permintaan Deza, apalagi sekarang status mereka sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Dengan ragu Amora menganggukkan kepalanya dan tanpa basa-basi lagi Deza segera menyatukan bibir berisinya dengan bibir tipis milik Amora. Deza melumat dan menyesap kedua belah bibir Amora secara lembut dan penuh kasih sayang.

Suasana di kamar pasangan muda itu seketika berubah menjadi panas. Suara kecipak basah bersatu dengan suara-suara yang mengalun indah dari kedua belah bibir Amora.

✧༺Amora༻✧

Amora [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang