Untuk yang merasa masih di bawah umur, boleh di skip aja chapter ini🙏🏻 karena chapter ini mengandung hal² berbau dewasa🔞
Deza menurunkan sedikit tubuhnya untuk melumat bibir ranum sang kekasih. Ia menghisap bibir atas dan bawah Amora secara bergantian. Deza juga sesekali menggigit kecil bibir Amora dan setelahnya menelusup kan lidahnya ke dalam rongga mulut Amora.
Sasaran Deza selanjutnya adalah leher yang merupakan area sensitif Amora. Ia mengecup, menjilat, menyesap, dan sesekali menggigit kecil area itu sampai meninggalkan bekas kemerahan.
Tangan Deza juga tak tinggal diam. Satu tangannya ia gunakan untuk meremas benda kenyal yang ada pada dada Amora, dan tangan satunya lagi ia masukkan ke dalam rok yang Amora kenakan. Amora merasa sesuatu yang asing menyentuh area bawahnya, ia sangat terkejut, tapi keterkejutan nya itu tidak berlangsung lama karena Deza yang menyadari itu membawa kembali Amora pada ciuman yang menurut Amora cukup memabukkan.
"Mmhh hnghh, Akh!!" Amora memekik kala area bawahnya tidak lagi hanya di sentuh tapi Deza mulai memasukkan satu jarinya ke dalam.
"Sttt tenang baby, ini tidak akan sakit," Ucap Deza menenangkan sambil mengusap pipi Amora dengan lembut.
Amora hanya mengangguk walaupun merasa ragu. Begitulah seterusnya yang Deza lakukan, hingga saat ini Deza merasa sudah tidak sanggup lagi menahan hasratnya.
"Mari kita langsung ke intinya sayang," ucap Deza dengan suara beratnya. Deza mulai membuka semua pakaian yang Amora kenakan dan melemparnya asal. Deza di buat tertegun saat melihat tubuh Amora yang sudah full naked. Bagaimana tidak, di bawahnya kini ada pemandangan yang sungguh indah bagi Deza. Tubuh yang seputih susu tanpa luka sedikitpun. Amora yang di tatap se intens itu pun membuang mukanya karena merasa malu.
"Jangan natap kayak gitu aku malu," Cicit Amora.
"Gausah malu sayang," Ucap Deza sambil mengecup pipi Amora.
Deza tidak ingin membuang-buang waktu lagi, tanpa aba-aba ia langsung saja menerjang tubuh Amora. Amora berfikir apa ini salah? Walaupun memang itu salah tapi ia tidak bisa apa-apa sekarang.
.
."A-akh nghh ah p-pelan k-kak," Ucap Amora susah payah.
"Arghh shit!!" tanpa sadar deza mengumpat saking nikmatnya.
"Nghh ahh ah p-pelanh Kak Za-ahh!"
"Akhh! S-sakitt kak hiks,"
"Sttt tenang sayang, sebentar lagi"
"Tapi sak-mphh," Ucapan Amora terpotong karena Deza langsung saja menyambar bibir Amora yang terlihat begitu menggoda dengan lelehan saliva di sudut bibirnya yang sedikit membengkak itu.
Ciuman Deza mulai turun ke leher, dada, dan berakhir di puting kemerahan Amora. Deza menjilat, melumat dan kemudian menyesap kuat-kuat hingga menyebabkan desahan keluar dari bibir Amora.
"Ahhhhh a-ahh nghhh," Desahan demi desahan yang keluar dari bibir Amora membuat Deza semakin terbakar hawa nafsu. Ia mulai mempercepat kembali tempo gerakannya.
"Ahh ahh k-ka pelan ahh,"
"Arghh sebentar lagi aku sampai baby" Ucap Deza dengan suara rendahnya. Dan benar saja beberapa hentakan setelahnya Deza sampai pada pelepasannya. Deza secara tidak sengaja mengeluarkannya di dalam. Setelah itu Deza mengeluarkan miliknya dan ikut berbaring di sebelah Amora. Mereka cukup kelelahan.
Deza melingkarkan tangannya pada pinggang Amora. Ia membawa Amora kedalam pelukannya. Amora pun menyamankan posisinya menelusup kan kepalanya pada dada bidang Deza.
"Makasih sayang," Ucap Deza sambil mengelus surai Amora.
"Eumm. kak-"
"Hm, kenapa sayang?"
"Janji ya jangan tinggalin aku," Pinta Amora.
"Hm kakak janji." Ucap Deza.
Amora merasa lega saat mendengar jawaban deza. Sejujurnya dia takut jika suatu saat nanti Deza akan meninggalkannya. Sementara di sisi lain Deza tampak terlarut dalam fikiran nya sendiri, sejujurnya dia juga sedikit bahagia saat berada di samping Amora. Tapi dia juga tidak tau apakah dia mencitai Amora atau tidak. Karena niat awal dia mendekati Amora adalah untuk balas dendam, tidak lebih.
✧༺Amora༻✧
Weehhh apaan nih😭 mon maaf ya readers, gw baru pertama kali bikin cerita kek gini. Maaf kalo terlalu🌚.
Jangan lupa tinggalkan jejak. Vote dan comment♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora [End]
Teen FictionAmora Putri Devano. Seorang remaja berusia 17 tahun yang dengan berat hati harus merelakan masa mudanya demi menanggung kesalahan di masalalu yang berimbas pada kehidupannya di masa depan. Ia tidak mengerti mengapa takdir mempermainkan nya seperti...