Chapter 6

76 22 4
                                    

Hari itu, benar-benar hari paling menyebalkan bagi Amora dan juga Deza.

*oh iya mereka udah kenalan ya pas tadi mereka masuk ruang kesiswaan*.

Gimana gak menyebalkan coba, dengan tidak manusiawinya Dejun memberikan hukuman pada Amora beserta Deza untuk membersihkan toilet dan juga halaman belakang sekolah.

Setelah beres dengan hukumannya, mereka langsung saja berpisah menuju kelas masing-masing.

Amora berjalan gontai menuju kelasnya tanpa mempedulikan seragam dan rambutnya yang berantakan.

Sesampainya di kelas, Amora langsung saja menarik kursinya secara kasar dan langsung duduk sambil menelungkuplan wajahnya di antara kedua tangan. Hari ini benar-benar hari yang buruk bagi Amora.

Melihat Amora yang datang datang  seperti orang gila dengan rambut dan baju yang acak-acakan itu, ketiga sahabat Amora langsung saja menghampirinya dan bertanya dengan heboh apalagi Putri.

BRAK!!

"Woyy anjir Ra lo dari mana aja jam segini baru nongol? Mana penampilan kek orang gila lagi." Putri dengan hebohnya berkata seperti itu tanpa tau kalau mood Amora sedang tidak baik.

"Bisa diem gak?! Gue masih capek nih!!" Ucap Amora kesal.

"Ya lagian lo dari mana aja Ra?" Tanya Sisil sambil menelisik penampilan Amora dari atas sampe bawah.

"Gue abis di hukum sama ketua OSIS sialan itu, gila banget ngasih hukuman gak tanggung tanggung, Ck!" Gak habis fikir Amora tuh, biasanya juga kalo kesiangan palingan di kasih hukuman lari keliling lapangan sebanyak 5 putaran lah ini malah di suruh bersih bersih toilet dan halaman belakang sekolah, mana toiletnya kotor banget lagi iwhh.

"Hahh kok bisa sih lo kesiangan??" Heboh Putri.

"Ya bisa lah setan!! Lo kan tau sendiri kalo gue tuh paling gak bisa bangun pagi. Paling parahnya lagi abang gue berangkat duluan ninggalin gue! Huftt,"

"Pfttt- hahahahahaha kasian banget lo Ra," Ketiga sahabat Amora terbahak-bahak saat mendengar perkataan Amora. Mereka langsung mendapatkan dekilan tajam dari orang yang sedang di tertawakan.

.
.
.

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Seluruh murid mulai berhamburan keluar kelas, ada yang pergi ke kantin, toilet, bermain basket, dan lain-lain.

Amora dkk keluar dari kelas. Tujuan mereka kali ini adalah kantin. Sesampainya di kantin, mereka langsung saja menuju meja yang biasa mereka tempati dan tak lupa memesan menu makan siang mereka hari ini.

"Kalian mau pesen apa biar gue yang pesenin" Ucap Tifani kepada teman-teman nya.

"Gue bakso aja sama es teh manis, kalo kalian?" Tanya Amora pada Sisil dan Putri.

"Gue juga bakso sama es jeruk satu."

"Eumm gue samain kaya Mora aja."

"Yaudah bentar gue pesenin dulu ya." Ucap Tifani.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka siap. Mereka makan dengan tenang tak lupa sesekali bercanda antara satu sama lain. Di sisi lain ada seorang remaja laki-laki dan dua orang temannya yang memandang meja tempat Amora dkk duduk. Sebelah bibirnya tertarik ke atas menampilkan smirk di wajahnya.

Ya itu Deza bersama kedua temannya Dery dan Marcel.

Dery Putra Abinaya

Marcel Debrata Zein

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marcel Debrata Zein

"Lu liatin siapa sih? Jangan bilang lu ada mangsa baru di sekolah ini?" Tanya Dery yang sedari tadi memperhatikan Deza yang senyum senyum sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lu liatin siapa sih? Jangan bilang lu ada mangsa baru di sekolah ini?" Tanya Dery yang sedari tadi memperhatikan Deza yang senyum senyum sendiri.

Deza hanya menampilkan smirk nya tanpa membalas pertanyaan dari temannya itu. Melihat reaksi Deza, Dery hanya bisa geleng-geleng kepala. Sedangkan Marcel, ia duduk dengan tenang menikmati batagor pesanannya tanpa mempedulikan apa yang kedua sahabatnya itu bicarakan.

Amora melirik kanan kiri melihat keadaan kantin yang mulai ramai dan betapa terkejutnya ia ketika melihat seseorang yang cukup familiar itu sedang memandangnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Setelah melihat itu Amora langsung saja membuang muka karena dia merasa ada sesuatu yang aneh dalam dirinya. Detak jantungnya berdetak tidak karuan dan jangan lupakan semburat merah yang bersemu di pipinya. Melihat tingkah Amora yang aneh, Putri pun bertanya.

"Lo kenapa deh Ra?" Tanya Putri.

"G-gak papa ko." Elak Amora.

Baru juga ingin membuka mulut, tapi Putri urungkan karena bel masuk telah berbunyi.

✧༺Amora༻✧


Stay tuned for Amora's story until the end, okay?

Amora [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang