Chapter 17🔞

106 20 0
                                    

Chapter ini  mengandung hal² berbau dewasa ya, jadi yang masih di bawah umur boleh skip aja😁

Hari ini seperti biasa Amora berangkat sekolah bersama Deza. Semenjak berpacaran, Deza memang sering mengantar jemput Amora. Orang tua Amora juga tidak melarang, mereka juga tau Amora memiliki kekasih. Awalnya Devano tidak mengijinkan jika Amora berpacaran, Devano melarang karena dengan alasan Amora masih sekolah nanti belajarnya tidak fokus. Tapi karena bujukan Amora sendiri, Devano jadi mengijinkan saja dengan catatan tidak boleh berbuat macam-macam.

Sekarang keduanya telah sampai di parkiran sekolah. Deza membantu Amora turun dari motornya dan tak lupa membantu membuka helm yang di pakai oleh Amora. Kejadian itu tak luput dari pandangan para murid yang saat itu ada di sekitaran parkiran sekolah. Tidak sedikit dari mereka ada yang memekik gemas melihat tingkah keduanya, selain itu ada juga yang memandang dengan tatap iri dan tidak suka di antaranya seorang perempuan yang saat ini baru saja turun dari mobilnya dan pandangannya langsung saja menatap sengit pada sepasang kekasih itu. Dia tampak menggeram menahan amarah.

Back to Amora Deza.

"By nanti pulang sekolah ikut ke rumah aku ya, kita rayain ulang tahun aku." Ajak Deza.

"Rayain? Gak salah? Emang mau undang siapa aja kak?" Tanya Amora.

"Aku serius by, kita rayain berdua aja."

"Berdua? Kak Dery sama Kak Marcel gak di ajak?"

"Gausah. kakak mau rayain berdua aja sama kamu, sekalian minta hadiah." Ucap Deza dengan senyuman yang tidak seperti biasanya. Senyum itu seolah tidak bisa di artikan.

"H-hadiah? Aku belum beli apa-apa buat kakak," Cicit Amora sambil menunduk.

"Emang kakak mau hadiah apa dari aku? Biar nanti pulang sekolah kita mampir dulu ke mall buat beli hadiahnya."

"Kakak gak mau apa-apa by, kakak mau kamu nemenin kakak aja di hari ulang tahun kakak ini. Bisa kan?"

"T-tapi-"

"Gak usah tapi-tapi pokoknya nanti pulang sekolah kakak mau kamu ikut kakak titik gaada penolakan."

"Yaudah." Final Amora.

"Yaudah ayok kakak anter sampe depan kelas." Amora hanya mengangguk dan setelah itu keduanya pergi meninggalkan area parkiran.

.
.

Kegiatan belajar mengajar berlangsung seperti biasanya, bel pulang sekolah juga sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Dan Deza ternyata benar-benar menepati ucapannya untuk menjemput Amora di depan kelas dan membawanya ke rumah.

Dan disinilah sekarang Amora berada, di sebuah kamar bernuansa monokrom yang di dominasi dengan warna hitam. Kamar siapa lagi kalau bukan Deza.

"Ayo kak tiup lilinnya dulu." Ucap Amora. Tadi saat perjalanan menuju rumah Deza, Amora mengajak Deza untuk membeli kue dulu di toko kue langganan keluarganya.

Deza pun mendekat pada Amora yang sedang memegang kue ulang tahun dengan lilin di tengahnya. Deza menutup matanya untuk make a wish dan setelahnya mulai meniup lilin tersebut. Deza memotong sedikit kuenya dan menyuapkan kue tersebut pada Amora. Begitupun Amora, Amora juga memotong sedikit kue dan memberikannya pada Deza.

"Sekarang kakak mau minta hadiahnya." Ucap Deza.

"Kakak mau minta apa?" Tanya Amora.

Deza tidak menjawab, perlahan dia mulai mengikis jarak di antara dirinya dan Amora. Amora yang melihat itu sontak terkejut dan menegang. Deza yang melihat reaksi Amora lantas memegang dan mengusap pipi Amora dengan lembut. Setelahnya ia bertanya.

"Boleh kan?" Amora tidak tau apa maksudnya tapi dengan refleks ia mengangguk. Deza yang mendapat lampu hijau pun mulai melancarkan aksinya.

Deza mulai menyatukan bibir berisinya pada bibir mungil Amora. Awalnya hanya ciuman, tapi setelahnya berubah menjadi lumatan. Ciuman itu berlangsung hingga beberapa saat, merasa bahwa pasokan udara mulai menipis, Amora pun menepuk pelan bahu Deza. Deza yang mengerti pun melepaskan ciumannya. Tapi Deza tidak benar-benar melepaskan, dia berpindah mencium leher yang merupakan salah satu area sensitif Amora.

"Nghhh," Amora melengguh tanpa sadar.

"Shh k-kak Zaa j-jangan disitu shhh~" Pinta Amora.

"Kenapa hm? Kamu suka kan by?" Amora tidak menjawab, jujur ia sangat suka, jadi ia membiarkan saja apa yang di lakukan Deza padanya. Toh tidak akan lebih, fikirnya.

Tapi perkiraannya salah, benar-benar salah. Bisa amora lihat saat ini Deza sudah terbawa hawa nafsu. Deza membaringkan tubuh Amora di atas kasur king sizenya lalu mengukungnya. Amora yang melihat itu panik dan mendorong dada Deza agar menjauh darinya. Tapi nihil kali ini Deza tidak membiarkan itu. Deza menahan kedua tangan Amora di atas kepalanya.

"Kamu cinta sama kakak kan?" Amora mengangguk.

"So, boleh kan kakak lakuin hal lebih sama kamu?" Amora diam, dia tidak sebodoh itu untuk tau maksud ucapan Deza saat ini. Deza yang melihat keterdiaman Amora menempelkan sebelah tangannya yang menganggur pada buah dada amora dan sedikit meremasnya. Hal itu sontak membuat Amora membolakan kedua matanya. Amora ingin berontak, tapi tidak bisa.

"T-tapi aku takut kak," Cicit Amora.

"Takut kenapa hm? Gaakan terjadi apa-apa sayang" ucap Deza meyakinkan.

"Emang iya?" Tanya Amora dengan wajah polosnya.

"Iya sayang"

Cup

"Gimana? Boleh ya? Kakak janji semuanya akan baik-baik aja." Dengan ragu Amora pun mengangguk.

"T-tapi p-pelan-pelan ya kak," Cicit Amora. Deza pun tersenyum penuh kemenangan.

✧༺Amora༻✧

Waduh apaan ini woy😭🤣
Jangan lupa votment guyss♡

Amora [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang