Btw gue mau doble up ya gaess, mon maaf nih kalo ada typo hehe ma'lum lah namanya juga manusia😅
Dan ya jangan lupa tinggalkan jejak bestie💅🏻Setelah mendengar apa yang Deza katakan, Putri pun melangkah pergi meninggalkan kelas 12 dan kembali menuju kelasnya. Sepanjang perjalanan menuju kelasnya, Putri berkali-kali memikirkan maksud dari perkataan Deza. Amora selingkuh? Itu tidak mungkin. Bahkan Putri sangat tau jika Amora begitu tergila-gila pada Deza. Tidak mungkin Amora menduakan Deza begitu saja.
Setelah sampai di kelas, Putri langsung saja menghampiri ketiga sahabatnya.
"Jadi gimana? Apa alasan Deza buat Mora nangis?" Tanya Sisil pada Putri. Tapi Putri tidak membalasnya dan malah melayangkan sebuah pertanyaan yang membuat Tifani dan Sisil mengeryit bingung.
"Ra lo selingkuh dari Kak Deza?" Amora yang mendengar itu hanya menggeleng. Amora menghela nafasnya dan mulai bercerita pada ketiga sahabatnya itu.
"Gue gak selingkuh. Kak Deza cuma salah faham aja," Lirih Amora.
"Salah faham gimana maksudnya Ra?" Tanya Tifani.
"Jadi udah hampir satu minggu ini gue jauhin dia, itupun ada sebabnya. Dan hari ini secara gak sengaja Kak Deza liat gue jalan bareng sama Kak Dejun."
"Kenapa lo jauhin dia? Dan lagi, kenapa lo jalan sama Kak Dejun? Bukannya lo gak suka ya sama dia?" Tanya Sisil. Sekali lagi Amora menghela nafasnya. Apakah dia harus bercerita pada mereka alasan Amora menjauhi Deza? Ahh sepertinya itu harus. Mungkin saja setelah bercerita bebannya akan berkurang.
"Jadi gue jauhin Kak Deza karena.." Amora menceritakan semua apa yang kakaknya katakan padanya, tak terkecuali soal Deza yang memiliki sebuah kasus di sekolah asalnya yg menyebabkan dia di keluarkan dari sekolah itu.
Semua yang mendengar cerita Amora hanya menganggukkan kepala mereka tak terkecuali Sisil. Sisil sebenarnya sudah tau penyebab Deza di keluarkan dari sekolah asalnya. Tapi dia tidak pernah menceritakan itu pada sahabatnya karena dia fikir itu bukan urusan dia.
"Terus, tentang lo yang jalan bareng sama Kak Dejun itu gimana?" Tanya Putri.
"Tadi niat gue mau ke toilet, eh malah ketemu sama Bu Siti. Dia nyuruh gue buat ambilin buku-buku paket baru di perpustakaan. Mau gamau gue nurut aja tuh, terus gue ambil buku paket di perpus yang ternyata banyak dong. Gue berusaha supaya bisa bawa semua buku itu ke ruang guru supaya gue gak bolak balik. Baru juga sampe di depan pintu perpustakaan, eh gue kesandung dan akhirnya buku-buku itu jatuh berserakan. Bersamaan dengan itu, Kak Dejun baru aja keluar dari ruang OSIS, dia liat gue kesusahan dan langsung bantu gue bawa buku-buku itu ke ruangan Bu Siti. Setelah keluar dari ruangan Bu Siti, gue sama Kak Dejun jalan bareng dan saat itu juga Kak Deza datang langsung marah-marah karena liat gue jalan bareng Kak Dejun." Jelas Amora panjang lebar dengan suara yang mengecil di akhir ceritanya.
"Jadi lo gak selingkuhin dia?" Tanya Putri memastikan.
"Ya nggak lah put."
"Kayaknya lo harus jelasin semuanya sama Kak Deza deh." Saran Sisil pada Amora.
"Iya gue juga maunya gitu tapi... jujur gue takut. Kak Deza kayaknya marah banget deh sama gue," Cicit Amora. Sumpah dia takut, apalagi saat mengingat Deza yang membentak nya tadi.
"Tapi masalah gaakan selesai kalo gak di lurusin Ra." Ucap Tifani.
"Iya gue tau, kalo gitu nanti pulang sekolah gue jelasin semuanya ke Kak Deza." Semuanya mengangguk setuju.
.
.
.Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, semuanya murid membereskan buku-buku mereka dan langsung berhamburan keluar kelas tak terkecuali Amora dkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora [End]
Teen FictionAmora Putri Devano. Seorang remaja berusia 17 tahun yang dengan berat hati harus merelakan masa mudanya demi menanggung kesalahan di masalalu yang berimbas pada kehidupannya di masa depan. Ia tidak mengerti mengapa takdir mempermainkan nya seperti...