Chapter 33

56 17 2
                                    

7 Bulan kemudian..

Saat ini kehamilan Amora akan segera menginjak 9 bulan. Ya, kira-kira satu minggu lagi. Dokter bilang, Amora akan menjalani persalinan di minggu ini. Dokter menyarankan agar Amora lebih banyak bergerak untuk mempermudah masa persalinan nya nanti.

Akhir-akhir ini Amora lebih banyak merengek pada Deza. Karena di usia kandungannya sekarang, Amora merasa jika punggungnya sangat sakit dan kakinya pun sering terasa pegal.

"Kak, punggungnya sakit.." Rengek Amora.

"Yaudah mana sini kakak pijitin punggungnya," Ucap Deza lembut.

Dengan sabar dan telaten Deza memijat pelan punggung Istrinya itu.

Saat Deza tengah sibuk dengan urusannya, tiba-tiba Amora terjengkit kaget.

"Aduh,"

"Eh, kenapa sayang? Kakak mijit nya kekencengan ya?" Tanya Deza panik.

"Bukan kak,"

"Terus?"

"Ini baby nya nendang kenceng banget," Ucap Amora sambil mengelus perutnya.

"Eh, yaampun baby gaboleh gitu sayang kasian bundanya," Ucap Deza sambil ikut mengelus perut istrinya itu.

Seakan ingin mengajak sang ayah bercanda, bayi di dalam perut Amora malah dengan sengaja menendang yang mana hal itu membuat Amora terkekeh pelan.

"Dia gak mau nurut sama ayahnya," Ucap Amora mengejek sang suami.

"Kamu kok gitu sayang? Gamau tau pokoknya kamu harus di pihak ayah." Ucap Deza pada sang anak.

Seakan mengerti jika ayahnya sedang merajuk, bayi di dalam perut Amora mulai tenang dan diam.

"Anak pinter," Ucap Deza sambil mencium perut sang istri.

Rasanya Amora ingin menangis saja saat melihat perlakuan sang suami pada anaknya yang bahkan belum hadir sama sekali. Ia sangat bersyukur bisa mendapatkan suami seperti Deza.

Saat Deza mengangkat kepalanya dan menatap Amora, betapa terkejutnya ia saat melihat Amora yang mulai menitikkan air mata.

"Hey sayang kenapa nangis?" Tanya Deza.

"Gapapa kak, aku cuma terharu aja liat kakak yang sesayang itu sama baby," Ucapnya.

"Hey sayang dengerin kakak. Udah jelas kakak sayang sama baby karena dia darah daging kakak. Kakak sayang sama baby sama seperti kakak sayang sama kamu," Ucap Deza lembut sembari menghapus jejak air mata sang istri.

"Makasih ya kak karena kakak udah sayang sama aku dan baby, makasih banget," Ucap Amora.

"Sama-sama sayang, makasih juga karena kamu udah jadi istri yang baik buat kakak," Ucap Deza sambil mengecup lembut kening Amora.

Deza membawa Amora ke dalam pelukannya dengan hati-hati. Perut Amora yang sudah besar itu membuatnya agak susah untuk memeluk sang istri.

"Baby kamu cepet lahir dong, kalo gini kan ayah jadi susah kalo mau cuddle sama bunda kamu," Ucap Deza sambil mempoutkan bibirnya. Amora memukul pelan pundak sang suami dan terkekeh pelan.

"Ishh, dasar."

"Kenapa? Kamu juga kangen kan cuddle sama kakak?" Tanya Deza sambil menaik turunkan alisnya menggoda Amora.

"Ishh, dasar mesum." Ucap Amora. Deza pun terkekeh pelan melihat wajah Amora yang tampak merona itu.

.
.

"Jadi gimana? Kamu mau gak jadi pacar kakak?"

"Eumm, y-ya Sisil mau."

"Serius?!"

"Gak, bercanda."

"Ya serius lah kak!" Lanjutnya.

Rasanya Varo ingin menangis saja saat Sisil mengatakan kalau ia hanya bercanda. Tapi ucapan Sisil setelahnya membuat perasaan Alvaro bahagia bukan main.

"Makasih ya udah balas perasaan kakak," Ucap Alvaro.

"Yaudah, besok kita jalan. Kamu maunya kemana?" Tanya Varo.

"Eumm, pantai aja kayaknya." Ucap Sisil.

"Oke besok kakak jemput. Udah sekarang kamu istirahat ya, udah malem." Ucap Varo lembut.

"I-iya kak. Eumm, good night." Ucap Sisil malu-malu.

"Night too. Mimpi indah, sayang." Ucap Alvaro.

Tutt

Setelah mengatakan itu Alvaro mematikan telponnya secara sepihak. Karena kalau tidak, percakapan itu tidak akan berakhir sampai kapanpun.

Blush

Pipi Sisil tiba-tiba merona saat mendengar ucapan Varo barusan. Sayang? Oh ayolah, jantung Sisil tidak kuat mendengar ucapan semanis itu.

Sisil yang salah tingkah dengan segera merebahkan tubuhnya dan menutup seluruh tubuhnya itu dengan selimut. Jujur ia sangat malu sekaligus bahagia sekarang ini. Tidak tau saja Sisil jika sedari tadi Dery melihat semua ucapan dan tingkah adiknya itu.

"Semoga lo bahagia sama dia dek," Gumamnya. Setelah itu Dery menutup pintu kamar adiknya itu dan kembali menuju kamarnya sendiri.

✧༺Amora༻✧

Amora [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang