7. Paket Misterius

123 6 0
                                    

7. Paket Misterius

Bukannya langsung pulang, ketiga gadis ini malah keluyuran ke mall. Sebenarnya tadi Fira mengatakan bahwa ia ingin menitip canvas dan cat acrylic untuk ia melukis sebelum mereka pulang. Mereka sudah membelinya di salah satu toko buku di mall, namun mereka sama sekali tidak ada niatan untuk pulang.

Sedari tadi Nurul terus saja menghela napas kasar. Dirinya ingin sekali langsung pulang dan merebahkan tubuhnya yang lelah ke kasur empuk miliknya, namun kedua sahabatnya itu malah memaksa dan menarik dirinya ke tempat arena permainan. Nurul hanya bisa mendengus pasrah tangannya ditarik begitu saja.

Mereka memainkan berbagai permainan yang ada di sana. Tidak, lebih tepatnya hanya Wulan dan Dzilla yang bermain dan menikmatinya. Nurul hanya mengekori mereka dari belakang, ia benar benar sudah merasa lelah sehingga tidak ada minat sedikit pun untuk ikut bermain.

Wulan dan Dzilla terus saja menggerutu dan mendumel tidak jelas, lantaran boneka yang mereka capit selalu saja lepas. Wulan sangat menginginkan boneka bayi Dino yang ada pada mesin capit itu, sedangan Dzilla ingin boneka anak anjing yang lucu. Mereka sangat menginginkannya, bahkan mereka rela menghabiskan seluruh uang saku miliknya hanya untuk itu.

Mereka bisa saja beli langsung di toko, namun menurut mereka berdua mendapatkan dengan usaha keras sendiri akan lebih menyenangkan dan berharga ketimbang membeli langsung.

"Udah beli langsung di toko aja napa" saran Nurul.

"Nggak"

"Kalo beli langsung, nggak bakalan seru Alisya Nurul Azahra" bantah Dzilla. Wulan sedari tadi sibuk mengatur tuas agar posisinya pas dan bonekanya bisa tercapit.

"Ya terus mau sampai kapan Dzilla Jessica" tegas Nurul.

"Kalian main capit boneka dah dari tadi loh, udah habis 50 ribu. Tapi nggak satu pun yang berhasil kan"

"Kita nggak bakal nyerah" bukan Dzilla yang menjawab melainkan Wulan. Ia berhenti sejenak dari kegiatannya dan menatap Nurul lekat penuh percaya diri.

"Kita bakal habisin berapapun itu, sampe kita berhasil dapetin boneka yang kita inginkan" Dzilla mengangguk setuju. Setelah mengatakan itu, fokus Wulan kembali pada mesin capit itu.

Lagi dan lagi Nurul hanya bisa menghela napas panjang. "Yaudah terserah. Gue mau balik" tangan Wulan yang sedari tadi memegang tuas kini beralih menahan tangan Nurul. "Jangan pernah coba coba lo pergi ninggalin kita" ancam Wulan menatap Nurul tajam setajam tajam nya.

"Ck, please deh gue dah capek banget ini" eluh Nurul namun tidak mendapat tanggapan apapun dari kedua sahabatnya itu. Lagi lagi Nurul hanya bisa berdecak dan menghela napas.

Sudah hampir 1 jam kedua gadis itu bergelut dengan mesin capit, namun hasilnya masih tetap sama tidak berhasil sama sekali. Seperti permintaan Wulan, Nurul tidak meninggalkan mereka ia menunggu selama 1 jam. Ponselnya lowbat dan hari ini ia tidak membawa powerbank sehingga ia tidak bisa menunggu sembari memainkan ponselnya. Duduk di lantai yang tidak jauh dari Wulan dan Dzilla berada, terkadang kesana kemari untuk menghilangkan rasa bosan, hanya itu yang bisa Nurul lakukan. Ia benar benar seperti anak kecil yang terpisah dari orang tuanya.

"Hallo dek, mama papa kamu kemana? Kok sendirian aja di sini" sapa seorang gadis yang dapat diketahui bahwa gadis tersebut lebih muda dari Nurul.

"Hallo kak, kakak manis banget sih" Nurul menanggapi candaan gadis itu dengan senyum paksa yang terukir di wajah cantiknya.

"Aww, makasih loh. Aku tau kok kalo aku emang manis" gadis itu menutupi wajahnya malu seraya memukul pelan bahu Nurul.

Nurul hanya tersenyum geli melihatnya. Bagaimana bisa seorang gadis yang baru pertama kali ia temui bisa langsung bersikap akrab padanya, bahkan gadis itu yang terlebih dahulu menyapanya dengan akrab. Sedari tadi Nurul memandang gadis itu aneh, Ia benar benar tak habis pikir dengan sifat unik dari gadis itu.

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang