30. Please, Comeback and Help Her

65 6 0
                                    

30. Please, Comeback and Help Her

"Laki lo mana fir?" Wulan memasuki kamar rawat Fira bersama Dzilla.

Perempuan cantik itu sudah berganti pakaian dengan pakaian kasualnya. Hari ini setelah 1 minggu di rawat dirumah sakit, Fira sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Dan sekarang ini dirinya sedang memasukkan beberapa bajunya ke dalam tas besarnya.

"Ngurus administrasi"

"Lo beneran udah sembuh kan fir? Nggak ada ngerasain sakit lagi?" tanya Dzilla khawatir.

"Hem, kalian nggak perlu khawatir... Cuma emang masih harus sering diganti aja perbannya"

"Lo yakin?"

"Kenapa nggak?"

"Akhh" Fira meringis saat Wulan dengan sengaja menekan perutnya tepat di luka jahitannya kemarin.

"Katanya udah nggak sakit~itu buktinya di colek dikit aja udah ngeringis" cibir wulan.

"Nyolek apanya anj*r! Lo neken itu bukan nyolek" Wulan hanya cengengesan melihat Fira yang memprotes.

"Kalian udah ketemu dan minta maaf belum sama Nurul?" Fira menghentikan aktivitasnya dan menatap keduanya yang kini sudah mendudukkan diri di sofa dengan selidik, "Jangan bilang belum lagi"

Wulan dan Dzilla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mendengar tuduhan Fira yang benar adanya.

Sampai saat ini keduanya memang belum menemui Nurul lagi, mereka terlalu takut untuk bertemu dengannya. Entah apa yang mereka takutkan, padahal Nurul juga sepertinya tidak akan mempermasalahkan mereka. Hanya mereka nya saja yang terlalu parno.

Fira melemaskan bahunya dan menghela nafas kasar, "Terus kapan?"

"Nggak tau"

"Nanti bareng sama lo aja lah"

Fira memutar bola matanya malas mendengar jawaban mereka yang terdengar acuh tak acuh.

Sebenarnya dia sendiri juga belum menemui Nurul lagi. Pernah sekali ia menemui Nurul saat gadis itu sedang sendiri menatap bintang dari dalam kamar rawatnya lewat jendela, tapi yang dia dapat malah tangisan histeris darinya. Dan saat alter egonya mengambil alih juga, dirinya malah dikira hantu dan kembali menangis.

Karena itu ia memutuskan untuk tidak menemui Nurul dulu selama beberapa waktu ini.

"Terserah kalian aja"

"Fir, tempo hari kalo nggak salah lo pernah bilang kalo pelaku yang nembak lo itu bukan Nurul... Terus kalo bukan Nurul siapa dong?"

"Nah, iya, gue juga mau nanya itu tuh" Wulan menyahuti pertanyaan Dzilla.

"Kalo gue kasih tau, kalian pasti bakal langsung nyerang dia-"

"Ya iyalah, dia udah berani nembak lo sampe sekarat loh itu... Kita nggak mungkin diem aja kan" sela Wulan sewot dan diangguki oleh Dzilla, "Bener apa kata Zazah... Kita nggak mungkin diem aja, setelah apa yang terjadi sama lo"

"Kita bakal hajar tuh orang sampe mampus, atau kalo perlu kita mutilasi aja dia"

Fira manggut manggut mendengarnya, "Kalo pelakunya beneran Nurul gimana?"

Wulan mendesis dongkol dibuatnya, "Jadi sebenarnya Nurul apa bukan?... Lo kok malah bawa kita muter muter sih, ngeselin banget"

"Jawab aja. Kalo yang nembak gue beneran Nurul... kalian bakal ngapain? Mutilasi dia? Seperti apa yang kalian bilang tadi"

"Nggak tau"

"Tapi yang pasti, kita nggak mungkin mutilasi Nurul. Mau bagaimanapun dia tetep sahabat kita"

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang