45. Azrin

53 2 1
                                    

45. Azrin

"Kamu nggak capek?" Sean menghela nafas kasar kala merasakan istrinya menggeleng di bahunya.

Sudah beberapa hari ini mereka disibukkan dengan mengunjungi setiap rumah sakit di Jakarta untuk mencari Nurul yang entah dimana keberadaannya sekarang. Walau Alga sudah mengatakan bahwa Nurul baik baik saja dan melarangnya untuk mencari Nurul, namun Fira tetap bersikeras untuk mencari Nurul.

Alga tidak ingin memberitahu di rumah sakit mana Nurul dirawat, teleponnya juga tidak pernah diangkat, terakhir diangkat tiga hari lalu, lelaki itu mengatakan bahwa Nurul baru saja siuman setelah tiga hari tidak sadarkan diri.

Ia juga sempat bertanya pada Alif dan Diana, namun mereka enggan menjawab, sepertinya Alga yang menyuruh mereka untuk tidak memberitahu siapapun soal keberadaan Nurul.

Dan karena tidak ada yang mau memberitahu, maka iapun harus mencari Nurul sendiri, tidak lebih tepatnya berdua, bersama suaminya yang kebetulan hari ini libur bekerja.

"Tapi Nurul baik baik aja sayang, kamu denger sendirikan Alga bilang begitu" ujar Sean, mereka baru saja makan siang disebuah kafe, walau harus dengan sedikit paksaan dilakukan pada Fira.

Dan mereka saat ini berada dijalan, hendak kembali melanjutkan pencarian mereka, namun Sean sengaja memperlambat laju motornya, ia ingin istrinya berhenti mencari Nurul, ia tidak ingin istrinya sakit karena terlalu lelah mengelilingi Jakarta selama lima hari berturut turut.

"Tapi aku nggak bisa tenang sebelum ketemu sama dia"

Sean kembali menghela nafas, ia memarkirkan motor sportnya di lahan parkiran sebuah minimarket, "Kamu tunggu disini sebentar" titahnya.

Fira menatap suaminya yang memasuki minimarket, matanya berkeliling memperhatikan sekitar dan berhenti di sebuah pohon yang tidak terlalu besar, terlihat seekor kucing kecil berada diatas sana terus meraung ketakutan dengan menatap ke bawah.

Sementara itu Sean baru saja keluar minimarket dengan sebuah botol air mineral ditangannya, memperhatikan istrinya yang menyebrang jalan dan mendekati pohon, istrinya berjinjit dan mengambil sesuatu di atas pohon tersebut, sudut bibir Sean terangkat ke atas melihat istrinya ternyata menolong seekor anak kucing.

Sean terus memperhatikan istrinya yang menggendong dan mengusap kucing tersebut, ia menggelengkan kepalanya kala istrinya menyebrang jalan tanpa menoleh ke kanan dan kiri terlebih dahulu.

Senyumnya perlahan luntur, dadanya terasa berhenti berdetak secara tiba tiba, tubuhnya melemas, botol yang sedaritadi ia pegang kini jatuh dan menggelinding di lantai.

Istrinya tertabrak oleh sebuah mobil yang melaju sangat kencang dari arah berlawanan, "FIRA!!!"

Dengan kaki yang terasa sangat lemas, Sean berlari menghampiri istrinya yang kini sudah dikerumuni oleh banyak orang, "Permisi, itu istri saya, permisi" orang orang menyingkir membiarkan suaminya melihat si korban.

"Siapapun, tolong panggil ambulans! Cepat!!!"

Sean memangku kepala Fira di pahanya, menepuk pipi istrinya pelan berusaha agar istrinya tetap sadar yang saat ini tengah setengah sadar, "Tahan sebentar lagi ya sayang... Ambulans sebentar lagi datang..." ujar Sean dengan suara bergetar.

Fira tidak menjawab, namun matanya yang sayup sedaritadi menatap mobil sport yang telah menabraknya tadi. Sean mengikuti arah pandang Fira, matanya menajam menatap mobil tersebut.

Ia mengenali mobil tersebut.

Itu mobil...

Nurul...

....

"Gue kesana sekarang..." Wulan memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang