24. Last Holiday Night

72 5 0
                                    

24. Last Holiday Night

Dimas sudah terbangun dari setengah jam yang lalu, tapi ia belum juga ada niatan untuk bangun dan bersiap, sedaritadi ia sibuk memandang wajah sang istri yang masih terlelap dalam tidurnya.

"Kenapa gue baru sadar ya kalo ternyata istri gue secantik ini" ia terkikik saat Dzilla menggeliat dan membawa tangannya yang menelusuri wajah cantiknya ke bawah wajahnya dan menjadikannya bantal.

Ia menyadari istrinya ini sudah bangun sedaritadi hanya saja enggan untuk membuka mata, "Kamu nggak ada niatan buat bangun?"

"Sekarang jam berapa?" Dzilla bertanya dengan suara bantalnya, "Jam setengah sembilan, anak anak pasti udah pada bangun"

"Tunggu lima menit lagi, aku masih ngantuk" katanya dengan memepetkan tubuhnya dengan Dimas, Dimas yang mengerti semakin merengkuh istrinya dan mengecup pucuk kepalanya sekali.

"Kamu pasti capek banget udah ngelayanin aku semalaman" Dzilla menenggelamkan wajahnya ke dada bidang sang suami, "Jangan bilang gitu, aku malu" Dimas terkikik mendengarnya, menggemaskan sekali.

"Makasih"

Dzilla mendongakkan kepalanya menatap Dimas, "Jangan bilang makasih, itu udah jadi kewajiban aku sebagai istri untuk melayani suaminya"

Dimas mengangguk, ia benarkan posisinya dan mencari posisi yang lebih nyaman, "Not only for that, but thanks for everything"

"Udah lima menit, saatnya untuk kita bangun"

"Aaa~, tapi aku masih ngantuk" Dzilla merengek enggan untuk bangun, wanita itu malah semakin memeluk erat suaminya dan menenggelamkan wajahnya di dada sang suami, "Maka dari itu biar nggak ngantuk, kita harus mencuci muka dan mandi, biar fresh"

Dzilla mendengus, "Oke aku mandi... tapi mandiin~" Dimas tersenyum miring mendengarnya, "Of course baby" Dimas beranjak dari kasur tanpa memperdulikan tubuhnya yang polos, pipi Dzilla memerah melihatnya dan Dimas tentu menyadari istrinya itu kini sedang tersipu menatap tubuhnya.

"Kamu bahkan sudah melihat dan memainkannya semalam, tapi kenapa masih aja malu kayak gitu" Dzilla mencebikan bibirnya sebal saat Dimas dengan sengaja menggoda dirinya dan kini suaminya itu terkekeh gemas disana.

Dimas mencondongkan tubuhnya ke depan, ia letakkan tangan kiri di leher belakang Dzilla dan tangan kanan di antara paha dan betis Dzilla lalu mengangkat tubuh mungil itu, Dzilla melingkarkan tangannya di leher Dimas saat suaminya itu menggendong dirinya.

"Beneran mandi loh ya, bukan dalam arti kata lain" bahu Dimas melemas namun ia tetap mengangguk dengan lemah, ia pikir bisa melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

...

Wulan mengucek matanya dan mendongak, Rangga tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang miring ke kanan, mengapa Rangga tidur dengan posisi seperti itu, pasti akan terasa pegal saat dia bangun nanti.

Wulan mengangkat kakinya yang melingkari kaki Rangga, merasakan gerakan, Rangga tersentak dari tidurnya, "Sorry, lo kebangun gara gara gue ya" Rangga menoleh menatap Wulan yang sudah mendudukkan diri.

Dengan refleks, Rangga meletakkan tangannya di kening dan berganti ke leher Wulan mengecek suhu tubuh Wulan.

"Gue udah mendingan" Rangga menghela nafas, "Gue khawatir banget tau nggak semalam"

"Lo pasti kurang tidur karena semalaman jagain gue" Wulan mengerucutkan bibirnya sedih, "Sorry, gue pasti nyusahin lo ya"

"Itu lo tau" Wulan mencebikan bibirnya sebal, "Jangan sakit lagi biar lo nggak nyusahin gue"

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang