18. End of Contract

93 6 0
                                    

18. End of Contract

"Dzilla kemana?"

Amar bertanya pada Yunus yang berjalan menghampiri mereka setelah duduk sebentar di meja para gadis.

Tidak seperti biasanya, hari ini mereka hanya bertiga dan orang orang bertanya kemanakah perginya member satu lagi?

Well, anak anak AoTj pun sekarang hanya berenam, Rangga tidak sekolah karena insiden semalam, sedangkan Dimas sendiri tidak ada yang tau dia kemana... dan tidak ada yang peduli juga sebenarnya, selain fans-nya Dimas sendiri.

Yunus mengambil duduk di samping Jono dan dihadapan Alga, "Kata mereka dia balik ke Bandung karena ada urusan"

"Lo makin deket aja ya sama mereka" Alga berujar namun terdengar sinis.

"Heem, sekarang gue deket banget sama mereka, malah kayaknya gue udah bisa gabung dan masuk ke circle mereka. Ah, iya, gue juga deket loh sama Nurul... lo pasti tau kan Nurul itu tipe orang yang susah buat dideketin. Gimana, keren kan gue" Yunus menaik turunkan alisnya meledek Alga yang tampak iri akan kedekatannya dengan para gadis, dan itu membuatnya berdecih disana, menyebalkan!

...

"Baru balik?"

Nurul menoleh, dengan jaket hitam di tangannya Dzilla menghampiri ketiganya yang sedang menonton drakor favorit mereka di ruang tengah.

Gadis itu mengambil duduk di samping Wulan yang masih fokus dengan tontonannya dan sebungkus chiki potato di tangannya. Ia hempaskan tubuhnya yang terasa lelah, bolak balik Jakarta - Bandung yang menghabiskan waktu hingga 8 jam, belum lagi dirinya harus menunggu hingga jam praktek nyokapnya selesai di jam 8 malam, bagaimana tidak capek?! Emm, walau sebenarnya sambil menunggu ia juga menyempatkan diri untuk tidur di ruang istirahat pribadi milik mamoy nya sih. Tapi tetap saja itu sangat melelahkan bukan?

"Gimana?"

"Kacau" dengan dahi yang berkerut Wulan mempause tontonannya dan menatap Dzilla bertanya, "Kacau gimana?"

"Mamoy nggak mau dengerin lo?" Dzilla menggeleng, "Semuanya jadi kacau setelah dia dateng"

"Gue udah ceritain semuanya ke mamoy dan mamoy setuju buat batalin perjodohan nya, tapi tiba tiba aja di dateng minta maaf dan minta jangan dibatalin"

"Oke, dia udah minta maaf gue maafin, tapi ini... arghh" Dzilla bahkan sampai mengacak acak rambutnya saking frustasinya dengan sikap Dimas yang tidak terduga namun juga menyebalkan.

"Nggak tau diri banget" Wulan mencibir.

"Terus reaksi mamoy gimana?" diantara yang lainnya, hanya Fira yang masih bisa bersikap tenang, Wulan sudah hanyut dalam kekesalannya, sedangkan Nurul sendiri dia hanya diam namun dengan tatapan dinginnya, bisa dipastikan gadis itu pasti sedang mencoba meredam kekesalannya pada Dimas.

"Mamoy udah nolak, tapi dia tetep aja maksa... Mana sampe ngancem mau bunuh diri lagi, bayangin aja lah loncat dari lantai 10 loh ini"

Wulan menganga, "Gila, bener bener gila tuh cowok, apa maunya coba"

"Huft, mati aja lah gue"

"Dengan senang hati... Biar gue bantu malaikat maut buat cabut nyawa lo, lo mau lewat mana, leher, tangan atau mau langsung ke jantung aja" Nurul yang sedari tadi diam kini akhirnya membuka suara memberi penawaran, namun penawaran itu membuat Dzilla bergidik ngeri mendengarnya.

Dzilla menggeleng cepat, "Nggak, nggak jadi, gue berubah pikiran, gue masih pengen hidup"

"Kalo semisalnya lo berubah pikiran lagi, jangan segan buat bilang sama gue ya, gue akan dengan senang hati membantu lo" sungguh semua bulu kuduknya kini berdiri mendengar penawaran mengerikan Nurul, ditambah gadis itu menyunggingkan senyum miringnya membuat auranya jadi terasa lebih gelap.

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang