25. Who's He?
Liburan telah usai, mereka berdua belas mengambil jadwal penerbangan sore untuk kembali ke Jakarta.
Dan hari ini adalah hari ke-9 setelah kembali menjalani aktivitas mereka sebagai pelajar.
Hari ini adalah jadwal prakteknya kelas 12 IPA 1 di laboratorium biologi. Mereka ditugaskan membuat anatomi hewan, tapi sebelum itu mereka harus membedah hewannya terlebih dahulu.
Dan sedaritadi Nurul memeluk Fira erat, menenggelamkan wajahnya di pundak sahabatnya itu dengan mata terpejam, gadis dingin itu juga menangis ketakutan karena hewan yang akan menjadi objek penelitian mereka adalah hewan yang paling ia benci yaitu tikus.
Orang orangnya hanya terpaku melihat Nurul ketakutan hingga menangis histeris seperti itu, itu adalah kali pertama mereka melihatnya seperti itu.
"Rul, itu tikus kecil putih, bukan tikus hitam" Fira terus mengelus punggung Nurul yang ketakutan.
Nurul menggeleng, walaupun begitu ia tetap membencinya.
"Nurul takut tikus ya?" Rangga bertanya pada Yunus dengan berbisik, "Kata Wulan sih iya, dia takut banget sama tikus, bahkan katanya Nurul pernah sempat demam dan kakinya sempat dua kali cedera karena menghindari tikus"
Rangga tersenyum miring mendengarnya, ia punya ide jahil untuk Nurul. Rangga mengambil seekor tikus dari aquarium yang dijadikan kandang tikus, setelah itu ia hampiri Nurul, "Rul, liat ini deh"
Takut takut Nurul membuka matanya tanpa melepaskan pelukannya pada Fira.
Rangga tertawa puas melihat Nurul yang sudah berlari terbirit birit keluar lab karena tikus yang sengaja ia perlihatkan tepat didepan wajahnya. Tawanya berhenti saat Fira menatapnya tajam lalu berlari mengejar Nurul.
"Jahat!"
"Nggak punya hati!"
Wulan dan Dzilla ikut menyusul Fira mengejar Nurul.
"Jangan main main sama ketakutan orang" cemooh Yunus, ia juga sama tidak sukanya dengan kejahilan Rangga yang mempermainkan ketakutan seseorang, menurutnya Rangga kali ini sangat keterlaluan.
"Sudah sudah, kita lanjutkan saja penelitiannya tanpa mereka"
Fira, Wulan, dan Dzilla terus berlari mengejar Nurul yang berlari hingga menabrak banyak orang.
"Guys, guys, bentar dulu, nafas gue" Wulan menghentikan larian mereka, ia duduk dan mengatur nafasnya yang mulai tersengal sengal.
"Fir" Dzilla menepuk pundak Fira yang celingukan mencari Nurul yang menghilang, "Itu Nurul" Fira menoleh mengikuti arah tunjuk Dzilla.
Entah bagaimana ceritanya, gadis itu bisa memeluk Alga. Jangan tanya respon Alga, tentu lelaki itu tersenyum penuh kemenangan sekarang, Alga bahkan balik memeluk Nurul tak kalah erat. Dasar modus!
...
Alga mendatangi meja teman temannya bersama para wanita di kantin, karena suatu hal ia harus terlambat datang ke kantin.
"Nurul mana? Dia nggak ke kantin?"
"Ngapain lo nanyain Nurul?!" tanya Dzilla ketus.
"Jangan lo pikir, setelah Nurul meluk lo tadi pagi, lo bisa seenaknya ya sama dia" Wulan menunjuk Alga dengan garpu dan menatapnya tajam.
Namun tampaknya Alga sama sekali tidak merasa takut akan hal itu, "Nurul mana?" tanyanya lagi.
"Rooftop" jawab Fira pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girls [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah keempat gadis cantik yang merupakan anggota inti sekaligus pendiri dari Secret Girls; sebuah geng motor cewek di Bandung, mereka terpaksa harus pindah ke Jakarta untuk menyelidiki seorang leader dari Aodra; geng motor yang...