6. Derita Billa

122 4 0
                                    

6. Derita Billa

Sejak ngedate kemarin, kini Dzilla membuat sedikit jarak dengan Dimas. Ia tidak mau perasaannya terhadap Dimas semakin besar, karena itu akan membuat hatinya semakin sakit. Berbeda dengan Dimas yang bersikap seperti biasanya pada Dzilla. Ia sama sekali tidak menyadari perubahan sikap Dzilla terhadap dirinya.

Berbeda dengan kedua sejoli itu, kedua sejoli ini benar benar terasa asing. Mereka seperti awal mereka kenal, tidak saling menyapa dan tidak saling menatap walau mereka berada di dalam satu ruangan dan satu meja. Bahkan orang orang disekitar mereka menyadarinya.

"Mereka kenapa sih?" tanya Alga membisik pada Amar yang berada di sampingnya.

"Lagi berantem kali"

"Baru juga jadian udah berantem aja"

"Dalam suatu hubungan itu biasa kali Al"

"Iya sih"

"Jadi gini ya, kalo pasangan dingin lagi berantem. Dingin nya jadi berkali kali lipat" celetuk Amar memeluk badannya sendiri seperti sedang kedinginan.

"Iya. Padahal gue seneng banget denger mereka jadian. Jadi gue nggak harus kedinginan lagi kalo deket Sean. Walau sebagai gantinya gue harus jadi kepanasan karena mereka berdua" sahut Joko.

"Makanya cari pacar sana" usul Alga.

"Biar ada yang ngipasan lo juga" seru Amar.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi tapi Sean belum juga pulang. Ia pergi ke rooftop menikmati semilir angin menyapu wajah tampannya.

"Lo belum balik?" Sean berbalik menghadap seorang gadis yang datang menghampirinya.

"Ada apa?"

"Ikut gue" titah gadis itu tiba tiba.

"Kemana?"

"Bandung"

"Hah?" Sean mengerutkan keningnya tak mengerti, untuk apa Fira membawanya jauh jauh ke Bandung. Tak memperdulikan Sean yang kebingungan, segera Fira menarik lengan Sean begitu saja.

Berselang 4 jam di perjalanan Jakarta-Bandung kini keduanya sudah sampai di tempat tujuan. Sean mengerutkan keningnya bingung, mengapa dirinya dibawa ke tempat pemakaman umum. Untuk apa mereka datang kesini.

"Lo ngapain bawa kesini?" Pertanyaan nya tidak dihiraukan. Ia melengos masuk ke dalam TPU. Sean mengikuti langkah Fira yang nampak sibuk mencari dan melihat nama di setiap batu nisan. Dikarenakan hari yang sudah malam, itu membuat dirinya kesusahan menemukan nisan yang dicari.

Sean sedikit tercengang melihat Fira yang nampak tidak takut sama sekali. Walau mereka kini sedang berada di dalam pemakaman di malam hari, namun Fira sama sekali tidak terlihat takut.

Selang 10 menit mencari, akhirnya nisan yang dicari kini ditemukan nya. Ia meminta Sean untuk melihat nisan tersebut. "Lo liat ini makam siapa" Sean melihat nama yang terukir di batu nisan yang ditunjuk Fira. Ia terlihat kaget membaca nama itu.

"Awalnya gue nggak mau ngasih tau lo"

"Terus kenapa akhirnya lo ngasih tau gue" tanya Sean dingin.

"Karena dia yang minta"

"Gue tunggu di motor" ujar Fira meninggalkan Sean yang sedang menatap datar nisan itu tidak percaya.

10 menit lamanya Sean menatap nisan itu datar. Sulit untuk percaya melihat orang yang ia cintai kini sudah tidak ada. "Aku udah cari kamu lama banget loh" akhirnya Sean berujar.

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang