34. Welcome Back Home, Our Princess!!!
Nurul memandang keluar jendela mobil, memandang setiap bangunan yang dilewatinya.
Siang ini jalanan tidak terlalu ramai, namun walau begitu Alga yang duduk di kursi kemudi membawa mobilnya dengan kecepatan rata rata, tidak seperti biasanya disaat ia mengemudikan motor dengan kecepatan diatas rata rata.
Setelah dua bulan dirawat di rumah sakit, hari ini Nurul sudah diperbolehkan untuk pulang. Kondisinya sudah jauh lebih membaik dari sebelumnya. Gadis itu sudah dinyatakan sembuh dari depresinya, tapi tidak dengan PTSD dan kepribadian gandanya.
Terkadang Nurul masih suka bermimpi buruk tapi tidak separah sebelumnya hingga berakhir melakukan self harm.
Terkadang juga saat dirinya mengingat kejadian tersebut, maka alter egonya lah yang akan kembali mengambil alih dirinya. Namun itu semua masih bisa diatasi dengan baik oleh mereka semua.
Beruntung alter ego yang selalu hadir adalah Nurul versi Ulul, bukan Nurul versi Ruby. Jika Ruby yang muncul, entahlah bagaimana cara mereka mengatasinya, mungkin hanya orang yang benar benar dekat dengannya saja yang bisa.
"Ga, gue mau ke makam kak Alan"
Alga menoleh sekilas mendengar permintaan Nurul yang tiba tiba, gadis itu duduk disampingnya dengan menatap dirinya.
"Kamu yakin?" tanpa ragu, Nurul mengangguk memberi keyakinan pada Alga yang nampak ragu.
"Yaudah, mau kapan?"
"Sekarang, kita mampir ke pemakaman dulu sebelum pulang" Alga menghela nafas panjang lalu mengangguk kecil, hatinya sedikit tidak tenang karena permintaan Nurul. Ia takut Nurul kembali histeris, walaupun selama dua bulan dirawat Nurul tidak lagi histeris, namun tetap saja ia takut.
Alga turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Nurul.
Nurul menoleh merasakan tangannya digenggam oleh Alga, lelaki itu berdiri disampingnya dengan menatap dirinya dan tersenyum seolah menyalurkan kekuatan untuk dirinya.
Senyumnya sedikit tertarik ke atas lalu setelahnya ia menghela nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan lewat mulut. Berkat Alga, keberanian dalam diri Nurul meningkat.
Alga menarik tangan Nurul dan membawanya ke makam Alan yang berada tepat disamping makam Alma. Dengan perlahan, Nurul jongkok diantara dua gundukan tanah berisi jasad kakak dan bundanya, ia memegang batu nisan Alan dengan tatapan pilu.
Lihatlah, belum apa apa, tapi matanya sudah berair.
"Hello prince..." Nurul tersenyum geli, "Rasanya aneh sendiri denger gue manggil lo gitu... Dulu lo pengen banget gue panggil prince, tapi gue selalu menolaknya. Sorry, gue baru ngabulin permintaan lo sekarang. Tapi dimana pun lo berada, gue harap lo mendengarnya dan mendengar semua apa yang pengen gue sampein sekarang ini"
Nurul terdiam beberapa saat, ia menundukkan kepalanya dan disaat itu jugalah air mata yang sedari tadi memaksa untuk keluar akhirnya keluar juga.
"Kak, I miss you, I miss being called princess from you, I miss being pampered by you"
"Kalo boleh jujur sebenarnya gue masih marah sama lo, tapi rasa marah gue kalah sama rasa kangen dan rasa bersalah gue. Sorry... Nggak seharusnya gue bunuh lo"
Mendengar penuturan Nurul yang sudah mengarah pada kejadian itu, Alga yang sedaritadi berdiri disamping Nurul lantas segera jongkok dan memeluk bahu Nurul mengusapnya lembut.
"Semarah marahnya gue, sekecewa kecewanya gue, dan sebenci bencinya gue, nggak seharusnya gue sampe bunuh lo dengan tangan gue sendiri"
Nurul menoleh, menatap pusara bundanya yang masih terlihat sangat terawat. Lalu tatapannya beralih pada kedua tangannya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girls [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah keempat gadis cantik yang merupakan anggota inti sekaligus pendiri dari Secret Girls; sebuah geng motor cewek di Bandung, mereka terpaksa harus pindah ke Jakarta untuk menyelidiki seorang leader dari Aodra; geng motor yang...