15. Anzahra
Setelah lama menunda karena masalah sahabatnya juga dirinya yang disibukkan dengan butik, akhirnya hari ini Fira bisa berkunjung ke rumah Sean sesuai permintaan nyokap Sean beberapa minggu lalu. Begitu sampai dirinya langsung disambut oleh pelukan Ara yang sudah menunggunya sedari tadi.
"Akhirnya kak Fira dateng juga. Ara udah nungguin kakak daritadi" Ara berucap dibalik pelukannya yang erat sehingga membuat suaranya nyaris tidak terdengar namun Fira masih mampu mendengarnya dengan jelas.
"Jangan peluk peluk, punya gue ini" protes Sean berusaha memisahkan Ara dengan Fira.
Ara menggeleng, "Jadi orang jangan pelit, ntar kuburannya sempit. Harus bagi bagi"
"Lo pikir Fira barang bisa dibagi" baru saja Ara membuka mulutnya hendak membalas ucapan sang kakak namun seorang wanita paruh baya yang wajahnya masih terlihat sangat cantik lebih dulu menginterupsi keduanya, "Kalian ini, bisa nggak jangan berantem terus, nggak malu apa sama Fira"
"Ara tuh mah" Fira mengerjabkan matanya berkali kali melihat Sean yang mengadu pada mamahnya layaknya seorang anak berumur 5 tahun yang sedang diganggu oleh kakaknya.
"Apaan Ara, yang ada tuh kak Sean. Masa dia nggak mau berbagi sama Ara" adu balik Ara menatap Sean sengit.
"Emang mau berbagi apa?"
"Kak Fira"
"Kamu ini, Fira itu bukan barang" Ara mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan mamahnya, "Tuh dengerin" Ara kembali menatap Sean sengit begitupun sebaliknya, hingga mengeluarkan laser merah dari mata keduanya yang bisa membakar apapun, hanya orang indihome btw yang bisa melihatnya.
"Udah, Fira biar sama mamah aja"
"Mam-"
"Mamah yang minta Fira kesini, jadi Fira harus sama mamah. Kamu main sama novel kamu lagi aja sana, kalo mau kamu nikahin aja sekalian, sebelum mamah buang" usirnya dengan mengejek.
"Mamah!" Ara memberenggut, "Awas aja kalo sampe mamah buang semua novel Ara, Ara bakal minggat dari rumah, nggak bakal balik lagi" ancamnya lalu berlalu pergi ke kamarnya.
"Hehe, anak itu"
"Liat Ara kayak gitu, Fira jadi keinget temen Fira" Linda; mamah Sean yang tadinya menatap kepergian anaknya kini atensinya beralih pada Fira, menunggu Fira melanjutkan ucapannya, "Dia juga suka gitu kalo Fira ngancem mau buang semua koleksi novelnya"
Linda tertawa kecil mendengarnya, "Kita duduk dulu, biar nyaman ngobrolnya" Fira mengangguk lalu duduk di sofa disamping Linda.
"Kamu ke atas aja sana, jangan disini. Jangan ganggu kita ngobrol" usir Linda pada Sean saat anaknya itu ikut duduk di sofa. Sean mencebikan bibirnya kesal dirinya di usir oleh sang mamah, lalu ia pergi dengan menghentak hentakan kakinya, Linda menggeleng gelengkan kepalanya heran, "Kamu yang sabar ya kalo ngadepin Sean, padahal udah gede tapi kelakuan masih aja kayak anak kecil"
"Hehhe, Fira kaget sih tan liat sikap Sean yang kayak gitu. Padahal kalo disekolah dia orangnya dingin banget" lontar Fira seraya terkekeh. Kegugupan yang tadi sempat ia rasakan saat akan bertemu mamahnya Sean untuk pertama kali, seketika sirna berkat sikap Linda yang hangat dan menyenangkan.
"Masa sih Sean dingin" Fira mengangguk, "Tante tanya aja sama temen temen Sean kalo tante nggak percaya"
"Hehhe, tante percaya kok sama kamu. Tante cuma kaget aja"
"Astaga, cantik banget sih kamu, mana senyumnya manis. Beruntung anakku bisa dapetin kamu" pujinya saat melihat senyuman manis Fira.
"Tante juga cantik, nggak kelihatan tua sama sekali malah kayak masih anak umur 20-an" puji balik Fira membuat Linda tersipu, "Kamu bisa aja, tante kan jadi malu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girls [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah keempat gadis cantik yang merupakan anggota inti sekaligus pendiri dari Secret Girls; sebuah geng motor cewek di Bandung, mereka terpaksa harus pindah ke Jakarta untuk menyelidiki seorang leader dari Aodra; geng motor yang...