41. Graduation
Dua hari setelah kepulangan Nurul, disinilah mereka berada, menginterogasi gadis itu yang sempat menghilang dua hari.
Sebenarnya kemarin mereka sempat datang kesini, namun apa yang mereka dapat, mereka malah diusir oleh Nurul dengan alasan gadis itu masih merasa lelah dan butuh waktu sendiri, bukan hanya mereka, Alga yang datang ingin memastikan calonnya juga ikut diusir oleh gadis itu.
Tadi pagi Alga sempat datang kembali, namun setelah beberapa menit lelaki itu kembali diusir, bedanya bukan hanya Nurul yang mengusir tapi mereka semua.
Amara tidak bisa datang karena sebentar lagi adalah hari kelahirannya, dan wanita hamil itu dilarang pergi kemanapun untuk berjaga jaga jika sewaktu waktu Amara merasakan mulas pada perutnya dan hendak melahirkan.
Para lelaki sendiri awalnya akan ikut ke rumah Nurul, namun mereka malah dilarang keras oleh Wulan dengan alasan bahwa mereka akan melakukan girl's talk yang sudah lama tidak mereka lakukan.
Nurul mengajak ketiga sahabatnya ke kamarnya, hal yang ingin dirinya jelaskan adalah perihal misi mereka, tidak boleh ada siapapun yang mengupingnya mau itu Alif dan Diana sekalipun.
Dan untungnya kamarnya ini memiliki sistem kedap suara, jika ia menekan tombol remote-nya maka otomatis sistem tersebut akan aktif.
Nara sudah terlelap kembali, dan kini si kecil itu berada di box bayi yang diletakkan di kamar Nurul.
Semenjak Nara pindah tidur dengannya, kamar Nurul yang awalnya bau dengan khas parfumnya yaitu berbagai macam aroma bunga, namun lebih dominan dengan aroma bunga lavender. Kini berubah menjadi aroma bayi.
Dikamarnya juga sekarang penuh dengan peralatan bayi milik adiknya. Hampir semua urusan adiknya ia yang mengurus, Alif dan Diana hanya membantu sedikit, jangan salah paham, itu adalah keinginannya sendiri.
Keempatnya duduk di lantai balkon dengan membentuk sebuah lingkaran. Nurul menghela nafas panjang sebelum menjelaskan semuanya pada para sahabatnya yang kini menatap dirinya penuh intimidasi.
"Kalian ingat William?" tanya Nurul mengawali pembicaraan.
"William senior smp kita?" tanya Dzilla memastikan dan Nurul mengangguk.
"Waktu itu gue ketemu sama dia"
"But... Sebelum ke penjelasan itu, gue mau jujur dulu sama kalian..."
"Katakan!" Nurul mengulum bibirnya mendengar suara dingin Fira dan melihat tatapan ketiganya yang membuatnya semakin tertekan, "Target dari misi kita kali ini itu sebenarnya..." Nurul menunduk dan memejamkan matanya takut, "... Om gue" lirihnya namun masih dapat didengar jelas oleh ketiganya.
Perlahan Nurul mengangkat kepalanya menyadari ketiga sahabatnya itu hanya diam saja dan tidak mengeluarkan suara, mereka nampak terkejut mendengar pengakuan itu.
"Om lo... kok... bisa?" tanya Dzilla tak percaya.
"Adik kandung bunda gue sebenarnya dia, bukan tante Diana, tante Diana itu mantan istrinya"
"Dulu pernah terjadi keributan dirumah yang membuat om Arya pergi dari rumah, ninggalin kakak dan istrinya"
"Dan kenapa lo baru cerita sama kita sekarang?" tanya Wulan dingin.
"Awalnya gue pikir kalian nggak perlu tau soal itu, karena gue maupun tante Diana nggak pernah lagi berkomunikasi dengannya"
"WALAUPUN BEGITU LO SEHARUSNYA TETEP CERITA SAMA KITA NURUL!!!" Nurul tersentak kala Wulan berteriak, ia segera menghampiri adiknya yang terbangun karena terkejut akan suara Wulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girls [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah keempat gadis cantik yang merupakan anggota inti sekaligus pendiri dari Secret Girls; sebuah geng motor cewek di Bandung, mereka terpaksa harus pindah ke Jakarta untuk menyelidiki seorang leader dari Aodra; geng motor yang...