43. Traitor
"Suami kalian nggak ada yang tau kan soal misi kita?" tanya Fira memasuki mobil, seperti biasa ia yang akan mengemudi.
"Nggak ada, ini juga gue kabur setelah mastiin Dimas dan orang orang rumah udah pada tidur"
"Heem, gue juga, gue ngasih Rangga obat tidur biar gampang kabur nya" kata Wulan santai.
"Astaga, sampe segitunya lo"
"Emm guys, Alga udah tau kalo kita ada misi"
"Lah, kok bisa?"
"Lo yang kasih tau rul?
"Heem, but... kalian tenang aja gue nggak ngasih tau misinya apaan kok, dan gue juga nggak bilang kalo kita bakal ngejalanin misinya malam ini. Gue cuma bilang kalo kita ada misi rahasia, dan Alga ngerti, dia nggak nanya apa apa soal misi kita"
"Ck, awas aja kalo misi kita bocor, lo yang harus tanggung jawab" ancam Wulan dengan menunjuk Nurul yang duduk dibelakang bersama Dzilla, "Iya, terserah"
"Fir, kita jalan sekarang" titah Dzilla.
Malam ini mereka berempat akan menyelesaikan misi mereka untuk menangkap target di tempat yang William katakan kemarin lusa. William mengatakan bahwa transaksi akan dilakukan tepat pada pukul dua malam, masih ada waktu setengah jam sebelum itu.
Mereka berempat menunggu di dalam mobil yang diparkirkan berada sedikit lebih jauh dari lokasi transaksi yang akan digunakan, tempatnya tersembunyi dibalik banyaknya kontainer.
"Kalian ngerasa ada yang aneh nggak sih" sedari awal masuk ke area pelabuhan, Fira merasakan sesuatu yang mengganjal.
"Aneh gimana?" tanya Dzilla tidak mengerti.
"Rul... Lo ngerasa juga nggak" tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Dzilla, Fira malah bertanya pada Nurul, "Heem, gue juga"
"Apa mungkin om Arya udah tau rencana kita, dan membatalkan transaksinya hari ini"
"Bisa jadi, tapi kayaknya saat ini kita lagi dipantau sama dia" Fira melepaskan seatbelt yang melingkari perutnya dan keluar dari mobil, diikuti juga oleh semua sahabatnya.
"Keluar lo semua!!!... Gue tau lo semua disuruh sama bos kalian buat mantau kita kan!!! Keluar!! Nggak perlu sembunyi lagi!!!"
Suara teriakan Fira yang menggelegar berhasil membuat semua penjaga yang bersembunyi akhirnya keluar dari tempat persembunyian mereka.
"Gila, banyak banget, kalo gini bisa kalah kita" gumam Wulan dan Dzilla menimpalinya, "Mana pada gede semua lagi badannya"
"Mau apa lo dari kita?" tanya Nurul pada salah satu penjaga yang kemungkinan besar adalah ketuanya.
Penjaga itu tersenyum miring dan tertawa, "Nggak salah? Harusnya kita yang nanya, mau apa kalian kesini?"
"Bodoh emang"
"Malu maluin"
Nurul memutar bola matanya malas mendengar Wulan dan Dzilla yang masih sempat sempatnya mencibir dirinya.
"Bos lo mana, kita mau ketemu sama dia" ujar Fira.
"Untuk?"
"Untuk kita tangkap lah, apalagi" seru Wulan santai.
"Bos lo itu kriminal tau nggak, dan seharusnya kalian juga kita tangkap. But... untuk sekarang kita mau nangkap bos lo dulu, baru semua anak buahnya" sambung Dzilla.
Nurul mengusap wajahnya kasar melihat kelakuan dua sahabatnya yang tidak ada wibawa wibawanya sedikitpun, ada apa dengan mereka, tidak biasanya mereka tidak profesional dalam urusan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girls [REVISI]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah keempat gadis cantik yang merupakan anggota inti sekaligus pendiri dari Secret Girls; sebuah geng motor cewek di Bandung, mereka terpaksa harus pindah ke Jakarta untuk menyelidiki seorang leader dari Aodra; geng motor yang...