28. Regret

55 6 0
                                    

28. Regret 

Hamparan hijau yang luas, udara yang menyejukkan, membuatnya bertanya tanya 'dimanakah dirinya berada?'.

Tanpa alas kaki, Fira berjalan berharap bisa menemukan sebuah petunjuk dan bisa keluar dari tempat ini, walau tempat ini tampak indah dan ia juga sebenarnya menyukai berada disini, namun ia harus sadar bahwa tempat ini bukanlah tempatnya. Ia harus kembali, banyak orang yang menunggu dirinya kembali.

Dahi Fira berkerut melihat seorang perempuan tengah duduk di ayunan yang berada di bawah pohon rindang dengan bersenandung merdu, namun setelahnya ia tersenyum lebar mendapati bahwa perempuan itu adalah orang yang sangat ia rindukan.

Kakinya melangkah menghampiri perempuan tersebut.

"Kak Salsa"

Perempuan itu menoleh lalu ia tersenyum melihat adiknya berada disana.

"Kak, gue kangen"

"I miss you too"

"Mamah!"

Fira menoleh mendengar seseorang memanggil 'mamah', ia mengerutkan keningnya melihat seorang anak laki laki berlari menghampiri mereka dan langsung memeluk kakaknya.

"Hai sayang, gimana udah puas mainnya?" tanya Salsa pada anak laki laki tersebut yang dibalas anggukan olehnya.

"Kak..." Salsa menoleh, ia tersenyum melihat wajah Fira yang tampak bingung.

"Ini anakku namanya Alam, Alam say hay to aunty Fira"

"Hallo aunty Fira" Fira tersenyum, Alam terlihat sangat menggemaskan, tanpa basa basi ia mencubit gemas pipi gembul anak itu.

Alam menoleh menatap sang ibu, "Mom, mom lied, mamah bilang aunty Fira jelek mirip monyet, tapi buktinya aunty Fira cantik kok mirip bidadari" Fira mendelik, ia menatap tajam kakaknya, bisa bisanya Salsa mengatai dirinya mirip monyet.

Salsa terkekeh kecil, "Mamah cuma bercanda sayang..."

"Umurnya baru 3 tahun tapi bicaranya udah sangat lancar, cerewet lagi"

"Ya bagus dong, itu artinya Alam anak yang pintar" puji Fira mengusak rambut Alam dan Alam tersenyum lebar disana.

"Alam sayang papah kamu mana? Kok kamu sendirian?"

"I'm here"

Mata Fira terbelalak melihat seorang laki laki yang sangat dikenalinya berjalan menghampiri mereka.

"Hai Fira" orang tersebut melambaikan tangannya pada Fira, namun Fira tidak menghiraukannya, perempuan itu terlalu terkejut dengan apa yang dilihatnya, "Kak Alan?" gumamnya pelan.

"Hey boy, kita kesana yuk, oma udah nunggu kita disana, dia membuat sesuatu untuk kita" ujarnya pada sang anak dengan menunjuk tempat yang dimaksud.

Alan berjongkok di hadapan Alam, dan Alam menaiki punggung sang papah.

"Fir, nanti kalo lo udah balik gue titip pesan ya buat Nurul, bilang gue minta maaf karena udah ngecewain dia, dan bilang juga kalo gue sayang banget sama dia. Nurul sama sekali nggak salah, ini emang udah jalan takdir gue. Gue udah bahagia disini bareng keluarga gue, bareng bunda juga, jadi nggak ada yang perlu dikhawatirin"

"Bunda juga titip pesan, dia harus bisa melanjutkan hidupnya dengan bahagia tanpa perasaan bersalah, dia adalah anak dan adik terbaik buat gue dan bunda"

"Let's go papah~" Alan tersenyum, anaknya sudah merengek.

"Gue titip Nurul, kondisinya sedang kacau sekarang, lebih parah dari yang dulu"

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang