46. End of it All

71 1 4
                                    

46. End of it All

"Hai princess..."

Nurul menatap dingin Arya yang duduk di ujung ruangan sana dengan tersenyum santai, seolah tidak mempunyai masalah apapun dihidupnya, Alga yang melihatnya juga merasa sangat muak, ingin sekali ia meninju wajah menjijikkan itu.

Benar, sesuai ucapannya, Nurul menemui Arya dengan ditemani oleh Alga. Hanya mereka berdua.

Alga sudah mencoba membujuk Nurul agar meminta bantuan pada Satya dan Alfin, karena ia tau terlalu beresiko menemui Arya berdua. Namun istrinya ini malah menolak, Nurul bersikeras untuk tidak melibatkan mereka dalam urusannya ini, ia mengatakan bahwa ini adalah masalah keluarga, tidak ada hubungannya dengan mereka.

Awalnya Nurul ingin menemui Arya sendiri, tapi karena Alga memaksa jadilah mereka berdua.

Dengan modal nekat, mereka menghubungi Arya dan menemui Arya tanpa persiapan apapun, mereka hanya berbekal keahlian beladiri mereka juga pistol terbaru yang diciptakan oleh perusahaan Satya.

Ya, diam diam mereka menyusup kedalam markas rahasia milik organisasi rahasia perusahaan Satya, dan mencuri beberapa senjata dari sana, termasuk pistol yang baru saja diciptakan.

Arya tersenyum miring melihat Nurul mengedarkan pandangannya pada ruangan itu yang nampak kotor dan berantakan, tangannya bahkan terkepal kuat hingga buku buku jarinya memutih.

"Berhubung kamu mengabari ingin menyelesaikannya malam ini juga, so... om sengaja memakai gudang tua ini untuk kita bertemu"

"Kamu pasti kenal kan sama gudang ini"

"Di gudang ini kamu membunuh kakak kandung kamu, Alan"

"Gimana? Kamu ingat?"

Nurul menyunggingkan senyum miringnya, "Apa om berpikir dengan membawa aku kesini, aku bisa kembali down dan membuat dia kembali mengendalikan tubuh aku?" Arya mengerutkan keningnya melihat keponakannya yang malah terkekeh licik, "Sayangnya nggak, sekarang aku bisa lebih menahan diri, dan dia juga udah aku kurung untuk yang kedua kalinya"

"Dan om juga jangan berpikir aku nggak akan tega membunuh om dengan tangan aku sendiri" Nurul berkata dengan menyingsingkan kemeja lengan panjangnya dan melangkahkan kakinya perlahan menghampiri Arya, senyum miringnya masih tercetak jelas di wajahnya.

"No, you won't"

"I will" jawab Nurul cepat.

"You won't! I know you really love uncle, right?"

"Aku nggak bisa memungkiri, tapi ya, itu benar, aku sayang banget sama om dan aku juga sayang banget sama kak Alan, melebihi rasa sayang aku sama om, tapi buktinya apa? Aku tega kok membunuh dia"

"Om mau tau kenapa?"

"Itu karena aku tau kakak aku salah, dan aku tidak menjadikan alasan rasa sayang aku untuk memaafkan kak Alan. Aku nggak membela dan memihak siapapun, aku hanya mencoba untuk membela kebenaran yang menurut aku benar, itu aja"

"Dan disini aku betul tau siapa yang salah, nggak peduli dia om aku sendiri atau bukan"

Arya tersenyum miring, "Baiklah kalo itu mau kamu, om akan menghadapinya"

"Tapi maaf, itu nggak akan mudah. Kamu harus melewati semua anak buah om dulu, sebelum menghadapi om"

Langkah Nurul terhenti kala beberapa anak buah Arya maju menghalangi jalannya. Tangannya terkepal kuat namun tetap mempertahankan senyum miringnya, pengecut!!

Sekarang, bagaimana bisa ia menghadapi ratusan anak buah Arya, sedangkan mereka hanya datang berdua.

Sh*t!

Secret Girls [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang