Vierra lapar bukan main. Jika diingat-ingat, dia memang belum makan apa pun selain Apel Sang Penyihir selama dua minggu terakhir ini. Dan kini di hadapannya beraneka makanan dihidangkan di atas meja bundar di kamar Elyan. Para awak kapal tak henti-hentinya berdatangan untuk membawakan makanan dari dapur ke atas meja hingga tak ada ruang lagi untuk meletakkan sajian. Hingga Elyan harus merelakan meja kerjanya untuk menaruh hidangan lainnya yang tidak bisa ditaruh di atas meja bundar.
Hidangan utamanya adalah Ikan laut yang dibakar dengan madu dan mentega, sup sirip ikan hiu, Coq au vin, Foie gras, dan Soupe a l'oignon. Sedangkan hidangan pencuci mulutnya disediakan tart buah-buah tropis, pie kukus, kukis cokelat, macaron, bahkan kue stroberi dengan potongan buah stroberi sungguhan di atasnya. Untuk minumannya mereka hanya menyajikan rum. Vierra meminta wine Carina yang merupakan produk unggulan Imperial Schiereiland, tapi Elyan mengatakan mereka hanya punya rum di kapal. Jadi tanpa menunggu lebih lama lagi, Vierra segera mencomot semua makanan di hadapannya satu-persatu dan melahapnya dengan rakus, melupakan etiket makan malam yang sudah dikuasainya sejak kecil.
Semua makanan itu terasa lezat. Entah karena dia sudah tidak makan selama dua minggu, atau karena makanannya memang lezat. Elyan tak mau memberitahu dia merekrut sang koki dari penjara mana, dia hanya mengatakan bahwa sang koki harusnya sudah dihukum mati karena dituduh meracuni seorang bangsawan.
Vierra mengabaikan fakta mengenai tuduhan meracuni itu, maupun ingatan mengenai apel beracun. Normalnya, dia baru akan mulai makan jika makanannya sudah dipastikan tak beracun. Tapi dia terlalu lapar untuk memedulikan hal itu.
"Kau tidak belajar dari pengalaman. Bagaimana kalau aku meracuni makananmu?" Kata Elyan.
"Kau takkan melakukan cara yang sama dua kali." Jawab Vierra sambil mengunyah ikan laut bakar. Makanan laut memang terasa lebih lezat jika dinikmati di atas laut. "Lagi pula, kau masih belum tahu isi mimpiku. Kau masih membutuhkanku hidup-hidup."
Mendengar penjelasan itu, Elyan menegang. Bahkan dari sudut mata Vierra dapat melihatnya. Dan Vierra pikir dia akan kembali ditanyai mengenai isi mimpinya, ternyata Elyan hanya diam saja sambil memperhatikan Vierra makan dengan lahap.
"Ini tidak ada kejunya, kan?" Tanya Vierra sambil menunjuk Soupe a l'oignon. Hidangan khas selatan yang biasanya merupakan daging ayam yang diolah dengan bawang putih dan parutan keju.
"Aku tahu kau tidak bisa mengonsumsi keju dan produk olahan susu lainnya jadi aku sudah memerintahkan Delacour, koki kapal, untuk tidak memasukkan semua itu ke dalam hidanganmu." Jawab Elyan yang kini tersenyum memandangi Vierra memakan semua hidangan yang disajikan di depannya. "Tidak perlu buru-buru. Semua ini untukmu. Makan perlahan-lahan saja."
Vierra menaruh garpu dan pisaunya. "Kau tidak makan?" Elyan menggeleng. "Kenapa?" Tanya Vierra lagi.
"Aku tidak..." Elyan tampaknya kesulitan memilih kata-kata. "Aku tidak makan."
"Kenapa?" Vierra mengulang pertanyaannya. "Apa ini semua benar-benar beracun makanya kau tidak ikut makan?"
"Aku takkan mengulang cara yang sama dua kali." Jawabnya.
"Jadi kenapa kau tidak makan?"
"Kau saja yang makan. Sepertinya kau lapar sekali."
"Aku tak keberatan berbagi." Vierra mengutip perkataan Elyan dulu saat mereka baru bertemu. Dia mengamati Elyan yang kini tampak penasaran dengan makanan yang Vierra makan tapi juga tak berniat ikut memakannya. "Aku takkan makan sebelum kau ikut mencicipi paling tidak salah satu hidangan ini. Semuanya lezat, Elyan. Kau harus mencobanya."
"Kalau begitu tidak usah makan." Tantang Elyan. "Aku tidak memakan ini semua."
Vierra mengerutkan kening, bingung. Seingatnya, dulu Elyan tidak pemilih soal makanan. Dan meski Grand Duke sama seperti ayah Vierra, tidak bisa memakan keju dan produk olahan susu, Elyan bisa memakan semuanya tanpa khawatir. "Lalu kau makan apa? Jangan bilang kau hanya mengonsumsi darah dan daging perawan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empire Of The Seven Seas
FantasySeorang Ratu dalam pencarian, Seorang Bajak Laut yang kesepian, Dan Putri yang menghilang di antara tujuh lautan. Ketika takdir sedang mempermainkan mereka dan menyatukan mereka dalam petualangan untuk menemukan apa yang hilang dari diri mereka masi...