Chapter 32 : The Emerald Eyes

128 18 2
                                    

"Sejak kapan—"

"Saya tidak melihat apa pun, Yang Mulia." Cordelia segera memotong perkataan Vierra sebelum Sang Tsarina marah. Dia membungkuk untuk memberi salam hormat padanya sekaligus tanda kepatuhan. Dengan tenang, dia menambahkan, "Para dayang akan segera datang mengetuk pintu dalam waktu beberapa menit lagi, mereka sedang dalam perjalanan ke sini. Saya berada di sini untuk membantu Anda bersiap sebelum mereka, dan membantu Yang Mulia Grand Duke muda untuk dapat keluar dari kamar ini tanpa ketahuan."

Vierra biasanya tidak percaya dengan mudah. Dengan Elyan saja, dia masih terus menerus mencurigainya sebelum ini. Menjadi seorang Tsarina membuatnya harus mencurigai semua orang, sekaligus memercayai orang-orang yang tepat.

Tapi Cordelia pernah menolongnya baik disengaja maupun tidak. Kemarin sore, saat di ruang kerja, Cordelia datang menginterupsinya sehingga Frederick tidak melihat Vierra sedang berciuman dengan Elyan. Dan kini, Elyan justru tak mempermasalahkan keberadaan Cordelia di kamarnya. Bahkan dia lah yang memberitahu Vierra bahwa Cordelia sedang ada di ruangan itu.

Entah sejak kapan Cordelia ada di sana. Vierra sama sekali tak mendengar suara ketukan pintu, maupun suara pintu dibuka. Kecuali jika ternyata Cordelia adalah penyihir dan dia bisa berteleportasi.

"Jangan khawatir, dia ada di pihak kita. Dia akan mendukung kita dengan cara apa pun." Kata Elyan, setelah beberapa saat Vierra hanya diam sambil menatap Cordelia penuh kecurigaan.

Vierra duduk di ranjangnya, di samping Elyan. Mereka memang tak melakukan apa pun yang tidak pantas, juga mengenakan pakaian lengkap, tapi seorang dayang yang tak benar-benar Vierra kenal memergoki mereka bersama di atas ranjang. Satu informasi yang keluar dari mulut gadis itu bisa merusak reputasi seorang Tsarina dan pewaris Grand Duke sekaligus.

"Bagaimana kau bisa yakin?" Tanya Vierra. Mata Emeraldnya mencari-cari penjelasan dari ekspresi Elyan.

Elyan menyunggingkan senyum penuh misteri pada Vierra. Dia melirik sebentar ke arah Cordelia, mengangguk samar, seolah mereka sudah lama saling kenal dan berkerabat. Seolah Elyan bisa memercayakan seluruh rahasianya pada dayang baru berambut pirang itu.

"Aku sudah mengenalnya sekarang. Dan kurasa lebih baik kau juga begitu." Elyan mengecup kening Vierra sebelum turun dari ranjangnya. Dia mengancingkan kancing teratas kemejanya, merapikannya, dan memakai sepatunya. "Aku akan pergi dari sini sebelum dayang lainnya masuk beberapa menit lagi. Cordelia akan membantumu."

Vierra terlalu bingung untuk bisa menghentikan Elyan pergi. Saat kekasihnya itu telah berada di pintu masuk rahasia, dia berbalik sekali lagi, mengedipkan sebelah mata pada Vierra. "Sampai jumpa lagi, Cintaku."

***

Cordelia membantu Vierra bersiap. Sesuai dengan perkataannya, tak lama setelah Elyan pergi, dayang-dayang lainnya datang dan membantu Cordelia untuk mulai memandikan Vierra dengan air susu yang sudah dicampur dengan ribuan kelopak mawar dan esens yang terbuat dari jutaan bunga, menjadikan kulitnya lembut, bersinar dan beraroma seperti taman di musim semi. Memakaikannya gaun terindah yang diciptakan hari itu, dengan taburan permata dan benang dari emas. Menyisir rambut merahnya yang panjang dan mengepangnya hingga melingkari kepalanya, lalu memakaikan mahkota di atas kepangan itu. Merubah gadis dua puluh tahun menjadi seorang Tsarina yang memerintah ribuan pasukan yang siap berdarah untuknya, menguasai sebuah Imperial besar yang dibangun di atas persatuan tiga kerajaan dan tujuh lautan.

Vierra terlahir dengan semua ini. Itu bukan berarti dia harus mengorbankan cintanya demi menjadi seorang penguasa yang dibanggakan rakyat. Dia lah, sejak awal, penguasa yang dibanggakan rakyat. Dan akan tetap begitu, terlepas dari siapa yang akan dia nikahi.

Empire Of The Seven SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang