Chapter 37 : Trident of Crescent Moon

120 17 0
                                    

Pamannya mendatangi ruang kerjanya bersama Andromeda Navarro di pagi buta saat Vierra baru saja akan memulai membaca laporan-laporan yang kian menumpuk di atas meja. Dari ekspresi di wajah pamannya, Vierra tahu ada hal yang sangat darurat hingga Vierra takkan bisa memintanya untuk menunggu.

Vierra menghela nafas panjang. Ini masih terlalu pagi untuk berita buruk lainnya.

Pamannya itu biasanya selalu menemuinya seorang diri tanpa pengawalan siapa pun jika akan mengatakan sesuatu yang bersifat sangat penting atau pun darurat. Tapi kali ini dia turut membawa tunangannya, Sang Pemimpin Klan Navarro. Jadi Vierra menebak bahwa masalah kali ini mungkin ada hubungannya dengan wilayah Tefafelo di Westeria yang masuk ke dalam kekuasaan Klan Navarro. Atau mungkin ini hanya masalah pertunangan mereka. Mungkinkah paman akhirnya memutuskan untuk menikahi Lady Navarro? Pikirnya.

Tapi pikiran itu segera saja terhapuskan di benaknya saat dia melihat apa yang dipegang oleh Andromeda. Benda itu seperti terbuat dari besi tua dan sihir kuno, perpaduan aneh antara sesuatu yang magis dan bersejarah. Panjangnya melebihi panjang pedang pamannya, terlihat sangat berat meski seorang Andromeda Navarro yang sedang memegangnya. Ujung-ujungnya bercabang tiga, lancip seperti garpu besar paling mematikan. Warnanya nyaris hitam sehingga awalnya Vierra mengira benda itu berkarat. Namun ternyata memang warna logam pembentuknya sewarna dasar laut, biru kelam. Permata-permata Sapphire menghiasi pegangannya, tampak berkilauan di bawah kandelir.

"Apa itu yang ada di tanganmu, Lady Navarro?" Tanya Vierra akhirnya setelah menyerah menebak-nebak maksud kedatangan mereka sepagi ini.

Andromeda Navarro melangkah maju menuju meja kerja Vierra, menunduk penuh hormat padanya sebagai pencitraan karena pria yang dia sukai ada di ruangan itu sedang mengamati tindak-tanduknya. Dia kemudian menaruh benda kuno nan asing itu di atas meja, di hadapan Vierra.

Saat benda itu berada tepat di hadapannya, Vierra dapat mendengar laut. Dia mendengar debur ombak, suara burung camar, angin berhembus, dan nyanyian Siren. Udara beraroma garam dan Vierra bahkan dapat merasakan cipratan air laut di kulitnya. Dingin dan mengejutkan. Matanya membelalak lebar saat dia samar-samar mendengar suara seorang wanita.

"Halo, Putri Naga Api Agung." suara wanita itu mendayu-dayu. Selembut hembusan nafas terakhir. "Akhirnya kita bertemu."

Vierra merinding dibuatnya. Tapi saat dia mendongak kembali pada pamannya dan Lady Navarro, ekspresi mereka tetap sama seolah tidak pernah mendengar sapaan tadi. Jadi dia tetap diam dan tak mengatakan pada mereka bahwa dia baru saja mendengar benda itu bicara padanya.

Andromeda akhirnya menjawab pertanyaan Vierra setelah beberapa kali tampak ragu, "Anda memberi perintah untuk membelah tubuh bangkai monster laut yang melukai Yang Mulia Frederick." Katanya dengan gaya bicara paling formal yang pernah Vierra dengar dari Sang Pemimpin Klan Navarro. Dia melirik sebentar pada Grand Duke, dan melanjutkan, "Apa Anda tahu akan menemukan ini di dalamnya, Yang Mulia?"

Vierra memang memerintahkan orang-orangnya untuk membelah tubuh monster laut, tapi itu dia lakukan untuk mencari tahu apakah ada bagian dari monster laut yang mengandung penawar untuk bisanya yang beracun. Untuk menyembuhkan tunangannya. Dia tak pernah menyangka bahwa ada benda aneh itu di dalam tubuh monster laut.

"Aku tidak tahu... Benda apa ini?" Tanyanya.

"Senjata yang awalnya kupikir hanya ada di legenda. Senjata milik Dewi Laut Thálassa sebelum dia dikurung di dasar laut." Jawab Andromeda. Keningnya berkerut saat memandangi benda di atas meja Vierra itu. Lalu Vierra pun menyadari bahwa Andromeda sedang menggunakan kekuatannya untuk menghancurkan. Dia sedang mencoba menghancurkan benda kuno tersebut dengan mata Amethyst miliknya. "Aku tidak bisa menghancurkannya. Jadi ini pasti asli." Katanya.

Empire Of The Seven SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang