Chapter 1 : The Beginning of a Journey

606 39 0
                                    

Kapal itu sebesar kastel. Begitulah yang pertama kali terbesit di benak Vierra saat dia melangkahkan kaki ke atas geladak kapal Raja Lautan.

Bagaimana tidak, konon kapal itu diberikan oleh ayahnya untuk istri pertamanya yang kecantikannya terkenal ke seluruh dunia, Eleanor Winterthur. Vierra sendiri mengakui bahwa mantan Ratu itu memang memiliki kecantikan yang luar biasa hingga membuat Vierra iri dan kesal setiap kali melihat lukisan wajahnya di kediaman Winterthur. Namun jika ayahnya memang pernah mencintai Eleanor hingga menciptakan kapal terbesar dan termegah sepanjang sejarah, kenapa ayahnya menikah lagi dengan ibunya? Dulu Vierra tak pernah meragukan cinta ayahnya pada ibunya. Dari cara ayahnya menatap ibunya, dia bisa tahu bahwa tak pernah ada wanita lain di hati ayahnya. Kini saat matanya menyusuri keindahan dan kemegahan kapal milik Raja Lautan, Vierra mulai mempertanyakan apakah ayahnya memang pernah mencintai wanita lain selain ibunya. Belum lagi dia ingat pernah ada rumor bahwa mantan istri ayahnya itu sedang mengandung putranya sebelum dijatuhi hukuman mati. Putra pertama ayahnya yang seharusnya menempati posisi Vierra saat ini.

Jika saja Ratu Eleanor sempat melahirkan putranya sebelum dijatuhi hukuman mati, mungkin putranya sudah seusia Elyan. Mungkin putranya tampak seperti Elyan dengan paras rupawan, rambut pirang dan mata sebiru lautan yang membeku, lebih mirip seorang pangeran menawan dari keluarga terhormat alih-alih bajak laut serampangan.

Vierra segera mengalihkan pikirannya itu dengan memperhatikan kembali keindahan kapal Raja Lautan.

Lantai kayu kapal itu tampak mengkilap seperti digosok setiap detik dengan sangat cermat. Tiang-tiangnya yang berwarna cokelat gelap begitu tinggi dan kokoh dengan layar-layar hitam yang sekelam malam, seperti menyembunyikan rahasia. Bendera hitam bergambar kepala serigala putih berkibar ditiup angin laut. Sekarang Vierra paham maksud dari bendera itu. Kapten mereka adalah salah satu Serigala Winterthur. Lebih tepatnya, satu-satunya pewaris Grand Duke Winterthur.

Kemudian Vierra ingat, dari kapal yang lebih kecil yang sebelumnya Vierra naiki, kapal besar dengan empat kepala naga di haluannya itu terlihat seperti memantulkan cahaya kehijauan di bawah sinar matahari. Seolah lambung kapalnya dihiasi permata emerald sewarna matanya—sewarna mata ayahnya. Vierra mencoba berpikiran positif, mungkin ayahnya tak memiliki maksud apa pun saat menghiasi kapal ini dengan permata emerald. Mungkin hadiah mahal nan indah ini tak pernah benar-benar dimaksudkan untuk Eleanor Winterthur. Mungkin rumor-rumor itu salah. Rumor-rumor yang menyatakan bahwa Raja Xavier pernah sangat mencintai Eleanor Winterthur sebelum bertemu dengan Tsarina Anastasia. Vierra ingin mempercayai ayahnya melebihi rumor apa pun.

"Kau sedang melihat apa?"

Vierra masih belum terbiasa dengan suara Elyan yang sudah sangat berbeda dengan suaranya saat terakhir mereka masih sering bertemu, sekitar tujuh tahun yang lalu. Dia harus menoleh dulu ke sumber suara untuk memastikan bahwa pemilik suara yang dalam dan membuai itu memang teman masa kecilnya.

"Elyan—"

"Kapten." Koreksi Elyan langsung. "Tak ada yang tahu nama asliku di sini." dia menambahkan dengan suara yang lebih pelan seolah sedang memberitahukan rahasianya yang paling kelam, "Mereka tak tahu kalau aku putra dari Grand Duke Leon Winterthur. Kecuali Estelle-ku, tentu saja. Dia tahu segalanya karena dia punya hobi membaca pikiran."

Cara dia menyebut nama Estelle membuat siapa pun yang mendengarnya tahu bahwa memang ada hubungan spesial di antara keduanya. Tapi Vierra segera menyingkirkan pikiran itu. Dia tak perlu ikut campur urusan asmara sepupunya.

Elyan tetap lah Elyan. Dia adalah sepupu sekaligus teman masa kecil Vierra yang kabur dari rumahnya enam tahun yang lalu, setahun setelah Grand Duke Winterthur dan para Serigala dikirim ke Pulau Skonos untuk pembasmian penyihir hitam. Vierra ingin menanyakan apa yang terjadi waktu itu dan apa alasan Elyan pergi. Tapi Vierra merasa dia tak berhak menanyakannya. Jika Elyan ingin menceritakannya, dia akan menceritakannya. Sebagian dari diri Vierra berandai-andai, jika saja tujuh tahun yang lalu, saat Elyan ditinggal sendiri di rumah itu Vierra sering datang menemuinya dan menemaninya, mungkin Elyan takkan pernah pergi. Mungkin Elyan pergi karena merasa kesepian. Karena setelah penugasan Jenderal Irene Winterthur—neneknya Vierra yang berarti juga neneknya Elyan—ke Schere, Elyan hanya memiliki ayahnya dan saat itu ayahnya juga pergi jauh darinya.

Empire Of The Seven SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang