Vierra dan Elyan menutup dan mengunci semua pintu dan jendela. Mengganjalnya dengan benda-benda besar seperti rak dan lemari agar tidak ada yang dapat masuk ke dalam Perpustakaan itu.
Butuh waktu lama bagi Vierra untuk merawat semua luka Elyan. Terlebih karena sebagai Tsarina, dia tidak pernah merawat luka siapa pun. Dia tak pernah terluka maupun tergores sedikit pun. Sejak kecil ayahnya selalu memastikan Vierra diawasi oleh para pengawal sehingga jika dia tampak akan tersandung saat berlari, akan selalu ada yang menangkapnya. Adik-adiknya, jika memang pernah terluka, akan dirawat oleh dokter Istana. Jadi meski Vierra sudah diberi pelajaran tentang cara menangani luka, ini adalah pengalaman pertamanya mempraktikkan apa yang sudah dia pelajari.
Elyan mengatakan bahwa lukanya tidak parah. Perkataannya itu memang bukan sebuah kebohongan, hanya pendapat. Dan pendapatnya sering kali berbeda dengan Vierra.
Elyan mengalami luka sayat di pergelangan kaki kanan, luka tusuk di pinggang dan bahu kiri, luka gigitan di tangan dan kakinya, memar di wajahnya, serta luka lecet dimana-mana. Saat Vierra menanyakannya, dia hanya menjawab bahwa dia tak sengaja bertemu dengan segerombol mayat hidup yang hendak memakannya hidup-hidup di hutan sebelum sampai di Perpustakaan. Dia mengatakannya dengan ringan seolah itu bukan apa-apa.
Untuk mengobati dan memerban luka-lukanya, Vierra harus merobek pakaian Elyan yang sudah penuh dengan noda darah dan menggunting celananya hingga selutut. Dia harus bolak-balik antara tempat Elyan duduk bersandar di dekat salah satu rak buku dengan air mancur di tengah perpustakaan untuk membersihkan luka. Vierra juga menemukan kotak pertolongan pertama yang tersimpan dalam perpustakaan itu dan memanfaatkan perban dan obat-obatan yang ada. Saat Elyan bersikeras untuk pindah ke dekat air mancur agar Vierra tak perlu bolak-balik, Vierra memerintahkannya untuk tetap duduk diam agar lukanya tidak bertambah parah. Elyan tak bisa melakukan apa pun selain menurutinya.
"Jadi..." Vierra mengikat simpul kain yang dia robek dari gaunnya sendiri untuk merekatkan perban seadanya yang mereka temukan di dalam perpustakaan. Titik-titik keringat bermunculan di pelipisnya dan dia tampak kelelahan. "Aku sudah merawat semua lukamu. Dan kau berhutang penjelasan."
"Aku tak berhutang apa pun. Kau sendiri yang menawarkan untuk merawat lukaku padahal aku bisa sendiri."
Vierra memelototinya.
Meski tak mau mengakuinya, perkataan Elyan memang benar. Vierra yang menawarkan diri untuk merawat luka-lukanya. Dan Vierra melakukannya karena dia merasa bersalah pada Elyan. Karena Elyan menerjang bahaya dengan datang ke Perpustakaan saat langit sudah gelap dan penduduk Pulau Terlarang mulai kembali ke wujud asli mereka, karena Elyan melakukan itu semua demi dirinya. Demi melindungi Vierra. Dan itu dilakukan mungkin karena Elyan sudah memberikan sumpah setia pada Vierra dan berkewajiban untuk melindunginya.
"Aku tidak pernah memintamu untuk merawat lukaku. Kau melakukannya karena kau peduli padaku." Kata Elyan lagi. Perkataan itu tentu saja membuat Vierra kesal hingga dia menyikut pelan luka di pinggang Elyan.
Elyan meringis kesakitan, "Baiklah..." dia menghela nafas panjang sebelum memulai penjelasan yang Vierra minta. "Aku tak tahu di mana Leonora berada. Tapi yang kutahu, terakhir kali aku sudah mengantarkannya ke Clera. Dia bilang ingin bertemu dengan Luna sebelum pulang ke Istana. Dan setelah itu aku tak tahu kenapa dia masih juga belum kembali ke Istana."
"Luna Smirnoff?"
Elyan mengangguk, "Pewaris takhta Clera. Cucu dari Ratu Selena. Sepupumu."
"Leonora tidak ada di Clera. Aku sudah mengutus Serigala Winterthur ke sana. Di kediaman Smirnoff juga tidak ada. Dan aku sudah bertanya pada Luna, dia tak bertemu dengan Leonora. Mereka tak pernah bertemu." Kata Vierra sambil termenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empire Of The Seven Seas
FantasySeorang Ratu dalam pencarian, Seorang Bajak Laut yang kesepian, Dan Putri yang menghilang di antara tujuh lautan. Ketika takdir sedang mempermainkan mereka dan menyatukan mereka dalam petualangan untuk menemukan apa yang hilang dari diri mereka masi...