Chapter 41 : Persuasion

163 16 0
                                    

Perjalanan menuju Laut Emerald yang berada lebih dekat dengan kerajaan Clera dari pada daratan mana pun di wilayah Imperial ternyata membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang Vierra perkirakan. Hal itu mungkin juga disebabkan oleh banyaknya hambatan selama perjalanan yang harus mereka hadapi seperti badai yang hampir menenggelamkan kapal, ketiadaan angin secara mendadak selama lebih dari sehari, serta beberapa kemunculan Siren yang sangat merugikan mereka. Paling tidak kami tak melihat satu pun monster laut selama perjalanan, Vierra masih dapat berpikiran positif. Tapi dia tak mengucapkannya keras-keras karena khawatir Thálassa mendengarnya dan justru mendatangkan monster laut untuk menjungkirbalikkan kapal mereka dalam waktu singkat. Dia sendiri sebenarnya heran kenapa Thálassa tidak langsung saja membunuh mereka semua dengan salah satu monster lautnya. Dan Vierra menduga bahwa itu karena Sang Ratu senang bermain-main sebelum membunuh, mirip psikopat.

Kemunculan Siren pada malam ketiga perjalanan mereka adalah hal yang paling seru bagi Vierra. Dalam arti yang paling buruk.

Datangnya para Siren sama sekali tak diduga-duga. Tiba-tiba saja muncul kabut. Elyan kesulitan membaca arah angin yang tiba-tiba menjadi tak menentu. Vierra yakin sekali mereka hampir tersesat saat itu. Lalu muncullah nyanyian-nyanyian merdu nan menggoda. Suara-suara perempuan yang halus, sehalus kematian yang dapat mereka timbulkan.

Kebanyakan awak kapal Raja Lautan adalah pria-pria kesepian yang jauh dari keluarga maupun orang terkasih mereka di daratan. Elyan dan Nezha mungkin adalah dua orang paling tidak kesepian di kapal itu. Jadi saat para Siren bernyanyi, hampir semua awak kapal terjun ke air laut dingin nan membekukan, siap menjadi mayat biru dengan suka rela. Tidak ada yang dapat menyadarkan maupun mencegah mereka. Semua terhanyut oleh nyanyian Siren yang menghipnotis. Sampai akhirnya Vierra membakar hampir semua Siren dengan apinya, sementara Estelle menggunakan mata Amethyst nya untuk membuat mereka tak dapat kabur ke kedalaman laut sehingga Nezha dapat menembakkan anak panah beracun dan Elyan dapat menebas kepala mereka yang mendekat dengan pedangnya. Setelahnya, ada banyak awak kapal yang harus diselamatkan sebelum benar-benar tenggelam dan tewas di lautan. Dan Dokter Nasser mendapatkan banyak pasien malam itu.

Karena banyaknya awak kapal yang sakit dan terluka, maka perjalanan pun menjadi terhambat akibat kekurangan tenaga. Elyan sempat mengusulkan agar mereka singgah terlebih dahulu di sebuah pulau yang mereka lewati untuk beristirahat, mengisi perbekalan dan merekrut beberapa nelayan miskin untuk menjadi awak kapalnya dengan iming-iming emas.

Itu ide yang bagus dan Vierra hampir saja menyetujuinya sampai mereka mengetahui bahwa pulau itu tak berpenghuni.

"Aku tak mendengar satu pun pikiran dari pulau itu." kata Estelle sambil memandangi pulau yang tadinya hendak mereka singgahi, dahinya berkerut-kerut seperti sedang berkonsentrasi penuh. "Kecuali mereka semua memang tidak punya pikiran, kusarankan kita maju terus."

"Siapa juga yang mau merekrut orang yang tidak punya pikiran." Kata Nezha.

"Saat ini bahkan hewan ternak tak berotak pun akan kurekrut jika saja mereka bisa bekerja dan membantu kita berlayar menuju Laut Emerald dengan cepat." Elyan menghela nafas berat. Keningnya berkerut, berpikir keras, hampir putus asa. Elyan menghindari tatapan Vierra, berbalik menuju para awak kapalnya yang sedang menanti keputusannya. "Kita maju terus! Kerahkan seluruh tenaga yang kalian punya! Jangan berhenti sampai kita tiba di Laut Emerald!" Komandonya pada semua awak kapal yang tersisa sambil berjalan menuju kabinnya.

"Aye, Kapten!"

"Ada apa dengannya?" Tanya Nezha pada Estelle. Tapi pasangan jiwanya yang dapat membaca pikiran itu hanya mengangkat bahu.

Vierra kemudian mengeluarkan secarik kertas yang sudah dilipat-lipat dari saku gaunnya. Sebuah surat yang sudah dia tulis menggunakan pena Grimoire yang dia warisi dari ayahnya dan selalu dia bawa saat dia bepergian. Dia memberikan surat itu pada Nezha, "Kirimkan ini ke pamanku. Dan pastikan hanya dia yang membacanya."

Empire Of The Seven SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang