Toxic - 2

572 51 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jimin menatap sosok gadis semampai yang ada di hadapannya. Pandangannya naik turun. Sedangkan yang ditatap tentu saja merasa risih.

"Kau mengenalku?" tanya Jimin dengan polos seraya menunjuk wajahnya dengan telunjuknya sendiri.

"Heh! Jangan bercanda ya! Aku bahkan mengangkat tubuhmu seorang diri," ucapnya penuh penekanan namun sambil berbisik.

Seketika Jimin menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Apa maksudmu gadis mesum?"

TAKK!!

"Aw!!" Jimin menggosok dahinya karena tiba-tiba gadis di depannya ini menjitak dahinya dengan cukup keras.

"Gadis liar!" Jimin menggerutu sambil terus mengusap dahinya yang ia yakini pasti meninggalkan bekas merah.

Si gadis cantik tentu saja tidak terima, "Apa kau bilang? Mau kujitak lagi hah?"

"Harusnya kemarin kau kuhajar saja tidak usah ku tolong!" imbuhnya lagi.

Jimin yang masih menggosok dahinya bertanya lagi, "Aku benar-benar tidak mengenalmu. Kita bertemu dimana memangnya?"

Si gadis tidak langsung memberikan jawaban. Yang dia lakukan adalah menatap pria tampan di depannya lebih dalam hingga tak sadar tubuhnya semakin condong ke depan membuat Jimin memundurkan tubuhnya.

"Kau ini kenapa?" Jimin mendorong dahi si gadis dengan jari telunjuknya.

"Kau tidak mengenalku?" tanyanya sekali lagi. Dan Jimin mengangguk.

"Kau tidak ingat yang terjadi di klub kemarin?" tanyanya penuh selidik.

Jimin hendak menjawab tapi urung karena tiba-tiba saja Seokjin datang menghampirinya.

"Jim, ada Yena di ruanganku," kemudian Seokjin melihat atensi lain di samping Jimin.

"Sajangnim, maaf aku pergi dulu," usai berpamitan gadis tersebut pergi meninggalkan Jimin dan Seokjin.

Ternyata gadis itu berjalan menuju rooftop tempat Jimin tadi menyendiri. "Siapa gadis itu hyung?" tanya Jimin saat mereka jalan beriringan.

"Dia pegawai baruku. Kenapa?"

Seokjin dan Jimin memasuki lift dan bergabung dengan pegawai lainnya, "Siapa namanya?" suara Jimin lebih lirih karena tubuhnya bersebelahan dengan orang lain.

YERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang