Toxic - 28

359 44 13
                                    

Semesta sedang berpihak pada Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta sedang berpihak pada Jimin. Setelah melewati hubungan yang rumit bersama Yena dan berakhir kandas, lalu menjalin hubungan gelap bersama Yeri yang mana adalah adik kandung dari mantan kekasihnya. Ditutup dengan perjuangan yang tidak mudah untuk mendapatkan Yeri.

Dan sekarang ia sedang menikmati kehadiran gadis itu di atas sofa di ujung ranjangnya. Sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya.

"Sayang, apa tidak bisa dilanjutkan nanti saja?" tanya Jimin dengan suaranya yang parau.

Sudah sejak satu jam yang lalu Jimin terbangun dari tidurnya karena Yeri datang ke rumahnya pagi-pagi sekali. Jimin masih betah berguling-guling di atas kasurnya yang empuk. Sedangkan gadis itu di atas sofa panjang di ujung ranjang sedang duduk memangku laptopnya.

"Kalau bosan tidur lagi saja sayang ..." sahut Yeri tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. Jari-jarinya menari dengan lincah di atas keyboard.

Terdengar decak kesal dari arah ranjang, Yeri hanya mengulum senyum.

"Aku akan memarahi Jin hyung!"

Ucapan Jimin membuat Yeri menghentikan kegiatannya dan langsung menoleh dengan kedua alisnya yang hampir menyatu.

"Tidak usah macam-macam," kata Yeri seraya mengepalkan kelima jarinya.

Kedua mata Jimin menyipit membentuk sebuah garis karena tertawa melihat reaksi Yeri. Hingga ia sampai harus mengusap sudut matanya yang berair. "Terus apa gunanya kemari kalau malah sibuk bekerja?" Jimin merangkak mendekati Yeri.

"Hm ... Harum sekali sih," Jimin menghirup aroma tubuh Yeri dengan menempelkan hidungnya di perpotongan leher Yeri.

"Sayang sudah," Yeri menggeliat ketika Jimin justru menciumi lehernya semakin liar. Jimin benar-benar menempel dan tidak mau pergi. "Kau harus mandi," Yeri masih belum melepaskan pandangannya dari layar yang menampilkan garis garis dengan warna yang berbeda serta berbagai macam angka.

"Lihat aku dulu," kata Jimin. Kini berganti tangannya yang mencoba masuk ke dalam kaos longgar yang membungkus tubuh Yeri. Meremas lembut sesuatu yabg membusung di dalam sana kemudian ia menarik tangannya dengan cepat.

Dengan patuh, Yeri mengangkat laptop dari pangkuannya meletakkannya di atas sofa. Tubuhnya ia putar sedikit hingga menghadap ke arah Jimin yang masih tengkurap di atas ranjang.

"Sudah," kata Yeri. Tangannya mengulur ke depan untuk menyentuh wajah Jimin yang masih terlihat bengkak. "Katanya mau ajak aku nonton? Tidak jadi?"

"Iya jadi, sebentar lagi aku mandi. Tapi aku butuh diusap-usap dulu seperti ini." Jimin menuntun tangan Yeri untuk menempel di wajahnya kemudian ia usapkan di sisi wajahnya.

Yeri menurut, telapak tangannya yang hangat mengusap Jimin dari kepala hingga pipinya yabg bulat. "Kan ... Tidur ..."

"Tidak," sahut Jimin dengan matanya yang terpejam. "Usapanmu memang yang paling enak." Jimin berkata seperti itu sambil menangkup tangan Yeri yang berada di atas wajahnya.

YERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang