Toxic - 11

300 36 43
                                    

— Happy Reading —


Jimin sudah kembali ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jimin sudah kembali ke kamarnya. Sebelum bergulung dengan selimut, Jimin membawa tubuhnya masuk ke dalam kamar mandi guna mengguyur tubuh lelahnya.

Satu persatu kain yang melekat di tubuh mulai Jimin tanggalkan. Suara air yang berasal dari shower sudah memenuhi ruangan sempit itu dengan Jimin yang berdiri di bawah lubang shower.

Air mulai membasahi rambutnya kemudian mengalir membasahi wajahnya. Sesekali Jimin mengusap wajah dan menyugar rambutnya yang sudah basah sempurna. Lima belas menit sepertinya waktu yang cukup untuk Jimin membersihkan tubuhnya.

Hingga beberapa saat kemudian aroma musk menguar dari tubuh basah Jimin yang sudah berbalut handuk yang hanya menutup tubuh bawahnya. Tubuh atasnya ia biarkan telanjang. Bahkan rambutnya hanya ia gosok dengan menggunakan tangan. Membuat air-air dari ujung rambutnya menetes dan mengalir melalui pelipis juga lengkungan hidung mancungnya.

Jimin tidak langsung memakai bajunya tapi justru mengambil ponsel yang tadi ia lempar di atas kasur. Memeriksa beberapa pesan yang masuk. Sebagian tentang pekerjaan, sebagian lagi dari teman-temannya. Kalau diingat-ingat sudah lama Jimin tidak pergi ke klub bersama temannya. Mengingat itu Jimin mengulum senyumnya. Yeri benar-benar mencuri perhatiannya.

Sebuah pesan dari partner kerja Jimin di Jepang. "Undangan makan malam?" gumam Jimin namun dengan segera ia mengirimkan balasan bahwa dirinya akan datang.

Kemudian jarinya mencari sebuah nama yang jujur saja sangat ia rindukan saat ini. Room chatnya bersama Yena masih dalam kondisi yang sama seperti terakhir ia mengiriminya pesan. Belum terbaca hingga sekarang.

Jimin mengetikkan sebuah pesan lagi tanpa peduli pesannya akan dibaca atau tidak. Hanya berisikan kalimat rindu, tidak ada yang lain.

Ingatannya kembali pada perbincangannya dengan Seokjin beberapa waktu yang lalu. Hingga hari ini Jimin masih mencoba memahami apa yang disampaikan sahabat baiknya itu termasuk menerima ide gilanya.

"Coba buka hatimu untuk gadis lain. Aku yakin kau akan merasakan perbedaannya."

Hingga akhirnya Jimin memulai hubungannya dengan Yeri. Tentu saja Jimin tau yang dia lakukan adalah salah. Hanya demi membuktikan ucapan Seokjin padanya. Terlalu cepat jika Jimin menarik kesimpulan Yeri membuatnya lebih nyaman daripada Yena.

Bukan berarti Jimin tidak memiliki perasaan pada Yeri. Jimin punya. Dan Jimin mulai merasakan itu pada Yeri. Perasaan suka. Jimin suka berada di dekat Yeri. Gadis itu memang memberikan sesuatu yang tidak Jimin dapatkan dari Yena. Yang Jimin tau, dirinya tidak berniat mempermainkan Yeri. Biarlah sekarang dia menikmati hal barunya bersama Yeri dan akan membuktikan ucapan Seokjin seiring berjalannya waktu.

Perhatian Jimin kembali pada ponsel pintarnya dan menekan tombol panggil pada sebuah nama yang dia rindukan. Dan Jimin harus cukup puas ketika mendengar suara operator di seberang sana. "Sebenarnya aku juga penasaran kau pergi kemana, tapi aku tidak bisa marah padamu sayang."

YERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang