- Happy Reading -
🔞
---
Jimin tidak menunda kepulangannya lagi. Saat ini juga Jimin mencari penerbangan untuk kembali ke Seoul. Meninggalkan Yena dengan segala ceritanya. Tadi Yena sempat mencegahnya pergi. Terlihat sekali bagaimana wanita dewasa itu mencoba menahan kepergian Jimin dan memberikan pembelaan atas dirinya. Namun Jimin sudah tak memberinya ruang.
Seorang istri? Mengingat hal itu membuat Jimin tertawa pedih. Jika Yena hanya sekedar berpacaran dengan orang lain, mungkin Jimin akan merebut dan menghajar si pria yang menjadi kekasih Yena. Tapi ini berbeda cerita. Bagaimana bisa Yena menjadi seorang kekasih Park Jimin sekaligus menjadi istri orang lain? Sungguh Jimin menertawakan dirinya sendiri.
Apakah Jimin kecewa? Tentu saja Jimin kecewa. Jimin juga manusia biasa. Merasakan sakit saat harus berpisah dengan kekasihnya. Semacam ada sesuatu yang meledak namun melegakan. Setidaknya itu yang Jimin rasakan sekarang. Akhirnya Jimin menemukan potongan puzzle yang selama ini hilang. Haruskah ia berterima kasih pada jamuan tuan Aoki?
Jimin menarik kopernya yang ia letakkan di sudut kamar kemudian meletakkannya di atas ranjang. Beberapa potong pakaian yang sempat Jimin keluarkan tadi, kembali Jimin lipat kemudian ia tumpuk di dalam koper dengan sedikit tergesa. Jam penerbangannya kurang dua puluh menit lagi.
Jimin mendesah kesal ketika bel kamarnya tidak berhenti berbunyi. Siapa yang bertamu di saat dirinya sedang terburu-buru begini.
"Siapa??" Jimin tau jika tamunya tidak mungkin mendengar, jadi Jimin tetap berjalan mendekati pintu. Tanpa memeriksa siapa yang datang, Jimin langsung membuka pintunya.
"Kau?" Jimin berdecak frustasi ketika mendapati Yena berdiri di depan pintunya. "Apalagi?"
"Ijinkan aku masuk," pinta Yena dengan wajah sembabnya.
Tidak menjawab. Jimin berjalan masuk ke dalam kamarnya dengan membiarkan pintu kamarnya tetap terbuka. Tanpa berpikir dua kali Yena ikut berjalan di belakang Jimin.
"Tau darimana aku disini?" tanya Jimin dengan tetap menata barang-barangnya di dalam koper.
"A—"
"Ah aku lupa. Kau punya segalanya disini jadi dimanapun aku berada kau pasti tau," sahut Jimin dengan cepat.
"Sayang, kau benar-benar akan pulang sekarang? Tidak bisakah kita bicara dulu?" Yena berjalan mendekat ke arah Jimin yang sedang memakai jaketnya.
Seketika Jimin menghentikan gerakannya dan menoleh dengan tajam ke arah Yena. "Siapa yang kau panggil sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YERI
Fanfiction"Yeri...." Nafas hangat Jimin menyapa wajah Yeri yang dingin dan menyadarkannya kembali. Yeri menggeleng dengan dua mata yang sama-sama saling menatap. "Aku boleh melakukannya lagi?" tanya Jimin dengan suara yang semakin rendah dan menatap mata da...