Toxic - 19

302 41 23
                                    

- Happy Reading -

Hai, aku datang lebih cepat.
Semoga suka.
Jim-Yeri coming!

---


Siang ini Alice merelakan jam istirahat siangnya hanya untuk berada di dalam ruangan Yeri bersama Yeri demi mendengarkan cerita gadis itu. Cerita tentang bagaimana bisa dirinya berada dalam gendongan seorang CEO tampan favoritnya.

"Jadi Jimin menggendongku?" gadis itu justru bertanya pada Alice yang sudah menopang dagu dengan kedua tangannya di atas meja.

"Iya, dan semua mata tertuju pada kalian."

Yeri tercenung, matanya menatap satu titik yang sama dengan pandangan kosong. Pikirannya melayang lagi. Membayangkan malam itu Jimin menggendongnya lalu berakhir di rumah pria itu. Seberapa parah memang dirinya pingsan sampai-sampai terlelap pulas di atas ranjang Jimin.

"Apa dia orangnya?" pertanyaan Alice membuat bola mata Yeri bergerak menatap Alice. "Dia yang selalu kau ceritakan?" Yeri masih menatap Alice tanpa memberikan jawaban. Membiarkan Alice dengan semua tebakannya.

"Jadi selama ini kau berkencan dengan seseorang yang sudah memiliki kekasih?" tebakan Alice yang kesekian kalinya dan membuat Yeri mengerutkan keningnya.

"Tau darimana?"

"Bodoh!" Alice memukul lengan Yeri dengan buku tebal yang sudah digulung lebih dulu. "Kan aku yang cerita padamu, tuan Park datang kemari bersama kekasihnya."

Yeri terdiam. Berkali-kali ia menghela nafas panjang yang sepertinya tidak pernah bisa melegakan hatinya.

"Ya kan?" Alice menegakkan tubuhnya yang sejak tadi membungkuk di atas meja. "Yeri!"

"Sudah tau lalu kenapa bertanya?" kata Yeri tanpa memberi jawaban. Tubuhnya merosot di sandaran kursi putarnya. Lagi-lagi menghela nafas yang entah sampai kapan ia lakukan.

"Tapi mereka sudah putus," kata Yeri lagi. Tidak tau kenapa Yeri harus memberitahukan hal itu pada Alice.

"Karenamu?"

Yeri bungkam.

Ah iya, benar juga.

Sampai detik ini ia tak tau apa alasan Jimin putus dengan Yena. Jimin tidak pernah bercerita. Eh, atau dia yang tidak pernah bertanya karena sibuk menolak dan menjauhi Jimin.

Setelah diingat-ingat lagi, dia dan Jimin tidak pernah membahas apa pun tentang Jimin. Terakhir bicara baik-baik dengan Jimin saat Jimin mengajaknya berkencan. Sekarang Yeri jadi penasaran apa saat itu Jimin dan Yena sudah putus. Membahas kehidupan Jimin tidak penting untuk Yeri tapi kenapa sekarang jadi penting?

"Kalian ketahuan?" tanya Alice lagi.

Yeri memandang satu titik kosong itu lagi. Memikirkan pertanyaan-pertanyaan Alice. Kenapa sekarang dia jadi ingin tau.

Jimin ketauan selingkuh? Atau apa?

"Tidak kok," meskipun ragu, Yeri menjawab sekenanya.

"Tidak apa? Tidak tau?"

Lagi-lagi Alice melontarkan pertanyaan yang Yeri sendiri tidak tau jawabannya.

Ya. Dia memang tidak tau. Dan lagi Yeri tidak tau bagaimana cara menceritakannya pada Alice. Bahwa dia menerima untuk jadi yang kedua. Kemudian sekarang dia berusaha menjauh karena baru tau kalau Jimin adalah kekasih Yena. Semuanya terasa rumit untuk Yeri memulai ceritanya.

"Aku tidak tau alasan mereka putus karena apa. Tapi sekarang aku sedang menjauhi Jimin." Yeri menenggelamkan wajahnya di atas lengan yang sudah ia lipat di atas meja. "Aku pusing Al."

YERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang