Haaii...
Masih ada yang nungguin Jim-Ye?- Happy Reading -
Berkali-kali Jimin mengangkat lengan kirinya demi memastikan jarum jam. Jimin berharap tidak sampai malam ketika tiba di rumah pantai. Sempat terhenti beberapa saat karena macet, kini kendaraan yang Jimin bawa sudah melengang dengan lancar. Hujan deras yang mengguyur kota Seoul juga perlahan mulai reda.
Berbekal satu foto yang Yeri unggah beberapa saat lalu, membuat hati Jimin dengan mantap dan yakin untuk kembali ke rumah pantai. Meskipun Hana sempat melarangnya karena alasan kesehatan, Jimin dengan sengaja menulikan telinganya. Hasratnya untuk segera bertemu dengan Yeri lebih besar ketimbang keinginannya untuk pulang ke rumah dan menghabiskan waktu dengan tidur seharian.
Perjalanan menuju rumah pantai seharusnya hanya memakan waktu kurang lebih empat jam. Sekali lagi Jimin melirik jam yang melingkar di lengannya. Sudah pukul tujuh malam. Itu artinya ia berkendara selama lima jam. Dan perjalanan menuju rumah pantai masih panjang.
Jimin membuka jendela di sampingnya lebar-lebar ketika melewati jalanan yang lengang. Udara malam langsung masuk dan menerpa wajahnya. Tangan kirinya ia rentangkan dengan lebar seolah sedang menyapa angin. Pertanda malam ini Jimin datang membawa kebahagiaan.
Kalau diingat lagi, Jimin belum pernah sebahagia ini. Yang sekarang, bahagianya benar-benar bulat dan lepas. Tidak memikirkan yang lain. Hanya satu, yaitu Yeri. Gadis cantik yang sudah merebut hatinya.
Jimin tidak menyalakan musik. Sengaja ia matikan, malam ini ia hanya ingin ditemani suara angin dan suara lalu lalang kendaraan.
Dadanya semakin bergemuruh disertai nyeri di satu titik dadanya ketika roda empat yang ia kendarai perlahan memasuki kawasan rumah pantai. Udara begitu dingin dan sangat tenang. Kondisi jalanan juga kering, menandakan bahwa tidak turun hujan disini. Suara berisik rodanya yang melewati jalanan berpasir dan berbatu membuat dua orang yang sedang duduk di teras rumah seketika menoleh.
Ada Jungkook yang panik begitu melihat mobil hitam milik Taehyung berhenti tepat di depan rumah. Dua tangannya mencengkeram pagar seraya matanya fokus memandangi mobil yang beberapa saat kemudian pintu kirinya terbuka dan menampilkan Jimin dengan kondisi yang tidak terlihat lelah.
"Hyung?" Jungkook memekik heran karena mendapati Jimin sudah berada di rumah pantai. Matanya mengekor pada Jimin yang berjalan mendekat. "Hyung?" panggilnya lagi.
"Nanti aku jelaskan," Jimin tergesa-gesa memasuki rumah. Meninggalkan Jungkook dan Eun Ji begitu saja. Langkahnya semakin lebar melewati ruang tamu dimana ada Yoongi dan Yoona yang tak kalah terkejutnya.
Nafas Jimin naik turun tak beraturan. Jantungnya berdegup sangat kencang bahkan lebih cepat dua kali saat dua kakinya sudah berdiri di depan sebuah pintu yang tidak tertutup rapat. Ada celah sedikit dan Jimin sempat melihat bayangan cantik di dalam sana.
Tangan kanannya terangkat dengan jari telunjuk yang sudah ia tekuk dan bersiap mengetuk lembut. Tentu saja Jimin masih waras untuk tidak serta merta mendorong pintu dan langsung masuk. Otak dan jiwanya masih berjalan dengan benar. Dan kali ini Jimin bertekad untuk memulai semuanya dengan benar.
Dua ketukan lolos begitu saja. Jimin menunduk. Menatap dua kakinya yang masih terbalut sepatu mengetuk lantai dengan gelisah. Satu menit berlalu namun pintu masih juga belum terbuka lebar. Apa yang di dalam sana tidak mendengar? Jimin berinisiatif untuk mengangkat tangannya lagi. Ketika jarinya sudah akan mengetuk untuk yang kedua kali, tiba-tiba pintu lebih dulu terbuka.
Jimin mematung. Tubuhnya diam kaku dengan lengan yang masih terangkat menggantung. Di hadapannya sudah berdiri seorang gadis yang sepertinya bersiap akan pergi. Yeri berdiri dengan mengenakan setelan baju hangat beserta syal berwarna merah muda yang membalut lehernya. Rambutnya ia biarkan lepas terurai dan wajah yang polos tanpa make up dengan hidung yang sedikit memerah karena dingin. Tubuhnya juga sama-sama kaku. Matanya yang indah mengerjap berkali-kali, demi memastikan ia tidak salah melihat orang yang sedang berdiri di depan kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
YERI
Fanfiction"Yeri...." Nafas hangat Jimin menyapa wajah Yeri yang dingin dan menyadarkannya kembali. Yeri menggeleng dengan dua mata yang sama-sama saling menatap. "Aku boleh melakukannya lagi?" tanya Jimin dengan suara yang semakin rendah dan menatap mata da...