Toxic - 14

372 39 49
                                    

— Happy Reading —

— Happy Reading —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍Tokyo, Jepang.

Tokyo dengan segala keindahannya yang memanjakan mata. Kota metropolitan padat penduduk yang terkenal dengan bunga sakuranya. Salah satu kota yang menjadi pilihan Jimin untuk memperluas area penghasil pundi-pundi uangnya.

Disinilah Jimin sekarang. Hari ini Jimin akan menghadiri jamuan makan malam bersama Seokjin di kediaman tuan Aoki, salah satu rekan bisnis mereka. Setelah menempuh perjalan kurang lebih tiga jam, Jimin langsung menuju restaurant tempat janji temunya dengan Seokjin.

Seokjin sudah lebih dulu berada di Tokyo karena mengunjungi kediaman calon istrinya, Min Aera.

"Jimin!" seruan Seokjin membuat Jimin mengalihkan perhatiannya dari ponsel mewah yang tengah ia pandangi.

Dengan cepat Jimin menoleh mencari sumber suara. Begitu mendapati Seokjin bersama Aera, Jimin tersenyum dan lekas menghampiri.

"Baru sampai?" tanya Seokjin seraya menarik kursi untuk Aera duduki.

Jimin dengan santai menduduki dirinya di samping Aera. "Iya, dan aku langsung kemari. Bagaimana kabarmu noona?" Jimin menyalami Aera dan menerima pelukan hangat dari kekasih Seokjin.

"Baik dan ... semakin cantik?" sahut Aera membuat Jimin terkekeh geli.

"Benar noona semakin cantik. Pantas saja Jin hyung tidak pernah tergoda wanita lain," keduanya tertawa menyisakan Seokjin dengan wajahnya yang sudah merengut lucu.

Makanan khas Jepang sudah tersaji di atas meja di ahdapan ketiganya. Jadi kini mereka fokus untuk menikmati hidangan masing-masing. Sebelum akhirnya Seokjin membuka suara menanyakan kabar Jimin.

"Jimin," Jimin menghentikan suapannya dan beralih menatap Seokjin. "Bagaimana? Sudah mengambil keputusan?"

Sebelum menjawab, Jimin melirik Aera yang duduk di sisinya.

"Bicara saja aku tidak akan mengganggu," sahut Aera yang merasa ditatap Jimin.

Mendengar jawaban Aera, Jimin menghela nafasnya yang terdengar cukup berat.

"Hyung," ucap Jimin ragu untuk melanjutkan. Seokjin sudah menautkan kedua tangannya di atas meja dengan tatapan yang hanya menatap Jimin.

"Aku terjebak antara Yena dan Yeri," jawab Jimin dengan suara yang cukup lirih. "Bagaimana ini hyung?" Jimin menatap Seokjin dengan pandangan yang berubah sendu. "Bukankah aku sudah terlihat seperti laki-laki brengsek?" lanjutnya lagi.

Seokjin hanya tertawa. "Bukankah itu artinya kau tidak benar-benar cinta dengan Yena?"

Jimin tersentak mendengar ucapan Seokjin. "Hyuuuuung ..."

Seokjin semakin tertawa lebar mendengar Jimin merengek. "Lalu bagaimana? Mana yang kau pilih?" tanya Seokjin seraya menerima suapan sepotong apel dari Aera.

YERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang