- Happy Reading -
Yeri hanya duduk diam menunggui Yena yang pingsan entah sudah berapa jam lamanya. Yeri bahkan belum beranjak sejak malam, sedangkan sekarang ini sudah pukul sembilan pagi.
"Kak, tidak lelah tidur terus?" Yeri menghela nafasnya dengan berat.
Yena terbaring di tempat tidurnya sejak kemarin sore. Akhirnya dengan bantuan Jimin, Yena berhasil Yeri bawa pulang. Meskipub harus bertengkar dulu dengan Jimin, meskipun harus memaksa Jimin dulu, Yeri tidak peduli.
Karena kemarin Jimin kekeh untuk meminta orang lain saja yang mengantar Yena pulang. Sedangkan dirinya tetap akan pergi bersama Yeri. Jimin benar-benar pemaksa.
Namun bukan Yeri namanya jika semudah itu mengalah. Hingga akhirnya Jimin mengalah dna berakhir mengantar Yena pulang bersama dengannya sekalian.
Ingatan Yeri kembali pada kemarin sore. Ketika dirinya sangat senang dan bersemangat menjemput Jimin di unit apartemennya.
"Ada yang ingin kusampaikan padamu, baby."
Begitu kata Jimin di sambungan teleponnya kemarin. Meskipun tidak tau apa yang akan Jimin sampaikan, tapi perasaan Yeri mengatakan itu hal baik.
Mungkin makan malam romantis diakhiri dengan kencan berdua? Aaah, Yeri hanya membayangkannya saja sudah bahagia. Yeri benar-benar menyukai Jimin.
Sudah dikatakan di awal, Yeri menyukai Jimin. Yeri jatuh cinta pada Jimin yang saat itu sudah lebih dulu menjadi milik orang lain.
Yeri maupun Jimin sama-sama memaksa untuk mengambil resiko. Entah disebut apa hubungan ini, tapi Yeri bahagia. Tidak peduli ada seseorang disana yang juga memiliki Jiminnya.
Jimin bukan milik Yeri seorang. Yeri tau itu. Tapi Yeri memilih untuk egois. Jimin menawarkan dan Yeri menerima. Begitulah awal mulainya hubungan mereka.
Tapi, ketika seseorang yang lain itu adalah orang yang Yeri kenal apakah Yeri harus tetap egois?
Jika seseorang yang memiliki Jimin sebelum dia itu adalah kakak perempuannya apa Yeri bisa untuk tetap tidak peduli?"Aku sudah putus dengannya."
Yeri dengar kok waktu Jimin bilang itu berkali-kali. Yeri juga ingat bagaimana ekspresi Jimin yang kalau kata Yeri, itu sungguh-sungguh. Tidak bohong.
Tapi sekali lagi, seseorang yang lain itu adalah kakak perempuannya -Yena. Apa iya Yeri tetap berdiri di samping Jimin sedangkan Yena dengan kondisi yang sangat kacau sedang berusaha untuk berbaikan.
Jimin!
Aku harap kita bisa bertemu dan bicara.
Love you...Pesan itu hanya Yeri baca, tidak ada keinginan untuk ia balas. Karena sejujurnya Yeri tidak tau harus membalas pesan itu dengan kalimat apa.
Love you too, aku sangat merindukanmu, atau jemput aku adalah kalimat yang sangat ingin Yeri sampaikan. Tapi tidak. Yeri memilih mengabaikan pesan Jimin.
Menyedihkan!
Yeri sudah kembali di samping Yena dengan membawa sebuah handuk kecil dan wadah bulat berisi air. Diusapnya pelan-pelan wajah pucat itu. Baru ini Yeri memperhatikan wajah kakaknya dari dekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/324852624-288-k193747.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YERI
Fiksi Penggemar"Yeri...." Nafas hangat Jimin menyapa wajah Yeri yang dingin dan menyadarkannya kembali. Yeri menggeleng dengan dua mata yang sama-sama saling menatap. "Aku boleh melakukannya lagi?" tanya Jimin dengan suara yang semakin rendah dan menatap mata da...