Toxic - 26

352 42 8
                                    

Kesempatan yang tidak akan aku sia-siakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesempatan yang
tidak akan aku sia-siakan.

.
.
.

Satu buah foto yang diunggah Yeri membuat Jimin memiliki sedikit semangat dan rasa percaya diri untuk nekat menemui Yeri meskipun Jimin sendiri baru saja menempuh perjalanan yang jauh. Satu kalimat rindu yang Yeri tulis di bawa foto tangannya yang sedang memegang gula kapas membuat Jimin dengan berani menyatakan cintanya sekali lagi.

"Kita sama-sama lagi ya?"

Satu pertanyaan dari Jimin yang begitu yakin ia ucapkan. Namun sepertinya Jimin harus bersabar untuk yang satu ini. Karena Yeri tidak mudah mengatakan iya. Yeri tidak semudah dulu saat menerima Jimin masuk ke dalam kehidupannya.

Jimin sudah cukup bahagia sejak Yeri mulai memberikan respon padanya. Menggoda Yeri itu memang benar-benar menyenangkan. Ketika tidak sengaja Jimin mendengar Yeri meminta bantuan Yoona untuk mengambil foto untuknya, diam-diam Jimin ikut mendekat setelah Yoona memanggilnya dengan tanpa suara.

Yeri berdiri membelakangi Jimin. Berpose dengan gemasnya. Rasanya Jimin ingin berlari kesana dan memeluk tubuh kecil itu. Yeri benar-benar terlihat menggemaskan.

"Yoo ..." panggil Yeri karena mungkin Yeri merasa Yoona terlalu lama. "Sudah?" tanya Yeri sekali lagi. Tanpa aba-aba, Yeri memutar tubuhnya. Namun dirinya dibuat terkejut ketika melihat bukan Yoona yang ada di hadapannya. Melainkan Jimin.

Jimin berjalan mendekat dengan tatapannya yang begitu memuja. Langkah itu terus mendekat hingga berhenti tepat di depan Yeri.

"Kapan kau memberikan jawabanmu?'" bisik Jimin. "Aku sudah tidak sabar ingin memilikimu lagi ... Gadis cantik ..." Jimin masih berusaha mencoba keberuntungannya hari ini. Gadis cantik di depannya sudah menegang bahkan mungkin tadi sempat menahan napasnya karena Jimin berbisik terlalu dekat.

Lagi-lagi keberuntungan itu belum berpihak pada Jimin. Senyumnya kembali luntur saat Yeri hanya diam menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Kita begini dulu tidak apa-apa kan?"

Beberapa hari sejak ucapan Yeri yang itu, Jimin sudah tidak berniat untuk menanyakannya lagi. Meskipun hatinya begitu kecewa karena sekuat apapun dia berusaha, Yeri masih belum mau membuka hatinya.

Sudah dua hari ini Jimin hanya berdiam diri di dalam rumah. Tidak datang bekerja atau berkumpul bersama teman-temannya. Beberapa hari tubuhnya dipaksa untuk bekerja keras, tanpa istirahat cukup , dan makan teratur. Membuat Jimin akhirnya kelelahan dan sakit. Suhu badannya mulai menghangat, kepalanya juga mulai terasa pusing.

Tubuhnya yang panas terbaring lemah di atas ranjang dengan selimut tebal yang menutupinya. Memikirkan Yeri hanya membuatnya semakin pusing. Jadi, ponsel yang sejak tadi ia buka hanya untuk mengecek kotak pesannya bersama Yeri kembali Jimin tutup dan ia letakkan begitu saja di bawah selimut.

YERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang