Toxic - 9

317 40 25
                                    

- Happy Reading -



Malam ini Seokjin berada di restoran apartemen Hannam tempat Jimin tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Seokjin berada di restoran apartemen Hannam tempat Jimin tinggal. Tentu saja bersama Jimin. Seokjin bingung menghabiskan malamnya bersama siapa. Kekasihnya sedang melanjutkan kuliah di Sydney. Jadi hanya dengan teman-temannya Seokjin mneghabiskan waktu.

"Yang lain mana?" Jin menegak habis cairan bening di gelasnya.

"Suga hyung berkencan bersama Yoona, Taehyung dan Jungkook pergi ke pesta ulang tahun temannya."

Jimin bersandar pada kursinya. Perutnya cukup sesak karena baru saja menghabiskan dua mangkok mie.

"Yoona? Yoona teman-"

"Yess, Yoona teman Yeri."


"Hyung ..." panggil Jimin. Wajahnya terlihat serius sekali. Sampai membuat Seokjin menghentikan tangannya yang sedang bermain game di ponselnya. Tatapnya terangkat, menatap atensi lain yang sedang duduk di depannya.

"Aku harus bagaimana dengan Yena hyung?" rupanya Jimin sedang butuh teman untuk tempatnya berbagi cerita.

Sejauh ini semua temannya adalah teman terbaik yang Jimin punya. Tidak ada satupun yang mengecewakan. Namun Jimin memilih Seokjin untuk dijadikan tempat berbagi cerita pribadinya. Seokjin lebih dewasa darinya. Sejauh yang Jimin tau, Seokjin selalu berhasil membantu teman-teman yang lain menghadapi masalah yang sedang mereka hadapi.

Termasuk tentang Yena. Wanita cantik yang sangat Jimin sayangi. Sudah pernah kuceritakan kan? Bahwa Jimin memilih untuk mengabaikan rasa kecewa dan marah karena terlampau mencintai Yena. Menghindari pertengkaran, itulah alasan Jimin.

Jimin terlalu memuja wanita dewasa yang saat ini sudah mengisi penuh hatinya itu. Apapun untuk Yena akan selalu Jimin lakukan dan Jimin turuti. Sungguh beruntung menjadi seorang Han Yena.

"Aku tidak ingin bertengkar dengan kekasihku." Selalu itu yang Jimin katakan.

"Kau terlalu menyayanginya atau kau terlalu sayang dengan hubunganmu yang sudah berjalan lebih dari tiga tahun? Kau jadi tidak bisa berpikir dengan baik." Jin menanggapi cerita Jimin.

"Kau sadar tidak kalau yang kau lakukan itu salah? Kau justru menyakiti dirimu sendiri."

Jimin menatap Seokjin penuh arti. Meresapi semua perkataan hyungnya. Sejauh ini belum ada teman yang berani menyampaikan hal seperti ini padanya.

"Kau selalu saja memaklumi kesalahan yang Yena lakukan. Sedangkan kesalahan itu selalu dia lakukan berkali-kali."

Jimin tercenung mendengar ucapan Seokjin. Wajahnya diusap kasar. Seperti ada benarnya kalimat yang barusan Seokjin ucap tapi yang namanya Jimin tetaplah Jimin. Hatinya terlalu buta untuk bisa melihat kebenaran dan kesalahan. Tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah di dalam hubungan percintaannya dengan Yena.

YERI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang