twenty three

1.1K 66 4
                                    

Pagi haripun tiba, luna segera mengecek kedua anaknya yang tadi malam dia tinggalkan. Dia masuk ke dalam kamar dengan nuansa nude itu, luna tersenyum melihat pemandangan indah di depannya itu.

Terlihat anna sedang memeluk erat kalila, begitupun dengan kalila. Awalnya luna tidak tega untuk membangunkan kedua anaknya itu, tapi dikarenakan ini sudah masuk waktu sarapan dan kalila harus bekerja maka dia dengan terpaksa harus membangunkan keduanya.

"Good morning para princess nya bunda" luna mengelus kedua pipi anaknya dan segera membuka gorden kamar anna.

Anna dan kalila yang merasakan cahaya yang berlebihan masuk pun merasa terganggu dan perlahan membuka matanya. Luna kembali menghampiri kedua anaknya lalu duduk di sisi kasur dekat anna dan mengecek suhu anak bungsunya itu. Terpantau suhu nya sudah lumayan turun dan dia merasa tenang sekarang.

"Pagi bunda" ucap anna dengan suara serak dan lemas nya lalu melirik kepada kalila yang kembali memejamkan matanya, anna kembali memeluk erat kaka nya ituu.

"Bunda, bilangin kakek dong ini katanya kak lila udah gamau kerja di rs lagi" adunya kepada anna karena melihat kalila tidur lagi.

Sedangkan kalila yang mendengar omongan anna pun segera bangu  kembali dan menatap tajam adiknya "lagi sakit ko makin nyebelin sih dih".

"Hahaha udah ah kalian, adek kata dokter jevan gausah masuk dulu, dia juga lagi cuti hari ini"

"Adek mau sarapan disini apa di bawah ?" Tanya luna.

"Ada kak airin ga?" Sahut anna.

"Masih dikamarnya kayanya, bunda mau tanya adek kemarin pulang sama siapa ?"

"Sama dokter jevan, adek nungguin kakak dari jam 7 di halte tapi ga dateng-dateng, udah aku telepon juga ga di angkat. Kebetulan dokter jevan lewat dan nawarin tumpangan, berhubung udah malem dan hp adek lowbat jadi yaudah aku ikut dokter jevan aja"

"T-tapi di tengah jalan, aku liat kaka baru keluar restaurant sama pacarnya" cicitnya pelan.

Kalila dan luna yang mendengar cerita langsung dari anna pun semakin dibuat heran dengan airin.

"Aku gapapa kalau emang ga bisa pulang bareng, tapi seengganya kabarin aku dulu biar aku ga nungguin" tambahnya.

Airin yang sedari tadi tidak sengaja menguping di belakang pintu kamar anna pu  segera masuk dan ikut berkumpul, lalu duduk di sebelah bundanya.

"Adek maafin kakak" airin berucap dengan kepala yang menunduk.

Anna hanya diam tidak berniat membalas ucapan airin.

"Adek, maafin kakak. Kakak lupa kemarin kalau mau pulang bareng adek, kakak diajak olive buat makan malem bareng" jelas nya, lalu meraih tangan anna.

Anna perlahan melepas genggaman tangan airin.

"Gapapa, udah aku maafin" dia berucap tanpa melihat airin, melainkan melihat ke arah lain.

Airin tau kalau dia belum benar - benar dimaafkan oleh adiknya, luna dan kalila yang paham pun memilih untuk keluar dari kamar anna dan memberikan mereka ruang untuk meluruskan masalahnya.

Anna yang duduk dan bersandar pada kepala ranjangnya melihat airin yang mendekat kepada dirinya. Airin menunduk dan menggenggam tangan anna, airin merasa sangat bersalah karena membuat anna sakit seperti ini padahal dulu dia berjanji kepada ayahnya untuk menjaga kedua adiknya, tapi sekarang malah dia yang ingkar.

Tanpa sadar airin sudah terisak, anna yang mendengar isakan airin pun cukup kaget dan terheran kenapa kakaknya ini malah menangis. Anna membawa tubuh kecil airin kedalam pelukannya, semarah - marahnya anna dia tidak bisa marah lama kepada kakak-kakaknya.

Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang