fifty five

1K 68 5
                                    

Luna merupakan orang pertama yang melihat anna di ICU, luna berusaha menahan agar air matanya tidak keluar saat melihat keadaan anna yang terbaring disana.

Anak kecil yang selalu ceria dan selalu dia jaga sedari kecil menampakan kelemahannya sekarang, di tubuhnya yang kecil itu terdapat beberapa alat terpasang disana, dia tidak menyangka bahwa anak bungsunya harus mengalami hal seperti ini.

Luna duduk di kursi di sebelah tempat tidur anna, dia mengelus pipi anna yang semakin menirus. Anna dipasangkan selang oksigen untuk membantu pernafasanya.

"Anak kuat bunda istirahatnya jangan lama-lama ya, bangun yuk nak jangan buat bunda khawatir. Kalau kamu sembuh kan kita punya janji mau ke edinburgh, jadi ayok tepatin janji kamu sama bunda. Bunda tau walaupun kamu tidur, pasti kamu mendengar semua yang bunda katakan" luna menggenggam tangan anna.

"Bunda sakit kalau ngeliat kamu kaya gini, bunda gaakan memaksa kamu bertahan kalau kamu sendiri masih kesakitan, bunda mau belajar ikhlas sekarang. Harapan bunda saat ini hanya ingin ngeliat adek ga kesakitan lagi dan bahagia" Luna tidak kuat menahan isakannya.

Dia menumpahkan seluruh isi hatinya kepada anna yang sedang tertidur di hadapanya, dia tau anaknya itu pasti mendengar apa yang dia katakan. Setelah beberapa kemudian luna pamit untuk keluar agar yang lainya bisa melihat anna.

"Bunda keluar dulu ya kakak-kakak kamu juga mau liat kamu, bunda sayang sama adek" Luna mengecup cukup lama dahi anna lalu beranjak keluar, tidak ada yang tau setelah luna keluar anna meneteskan air matanya walau dalam keadaan tertidur.

Setelah luna keluar lalu masuklah airin dan juga kalila berbarengan, kalila takut kakaknya itu akan tidak kuat saat melihat anna didalam sana makany dia memutuskan untuk masuk bersamaan.

Mereka duduk bersebelahan di samping tempat tidur anna. Airin langsung menangis saat melihat adiknya dipasangkan banyak sekali alat disana.

"Kakak ga kuat lil" lirih airin langsung memeluk kalila disebelahnya.

"Aku gaakan memaksa dia untuk bertahan lagi" ucap kalila sambil mengelus punggung airin.

Kalila melepaskan pelukan airin lalu berdiri dan berjalan mendekat kearah anna, dia mengelus lembut rambut anna lalu mengecup dahinya, kedua matanya, dan sudut bibirnya yang sedikit terhalang oleh selang oksigen. Kalila berbisik tepat di telinga anna.

"Bangunlah jika kau masih kuat untuk bertahan, tidurlah jika kau sudah lelah. Kaka menyayangi mu melebihi diri kaka sendiri" kalila terus saja menatap wajah pucat anna berharap adiknya merespon ucapanya.

Di sebelah kanan anna ada airin yang hanya diam saja menatap anna.

"Bangun lah, kakak belum ikhlas untuk kehilangan kamu sekarang. Bangun, Kita buat lebih banyak kenangan di dunia" airin berucap pelan sambil menciumi punggung tangan anna.

Setelah airin mengucapkan hal tersebut, terdapat sedikit gerakan di jari anna yang di genggam oleh airin. Airin kaget untuk respon yang diberikan oleh anna.

"Tangannya gerak lil" ucapnya memberitau kalila.

"Aku akan memanggil uncle rey" kalila berjalan keluar untuk memberitau reynard.

"Makasih adek, ayok cepet bangun" airin berucap di dalam hati, dia bersyukur adiknya masih bisa merespon.

• • •

Pagi ini semua orang tengah sibuk menyiapkan operasi untuk anna, setelah tadi malam anna merespon dengan menggerakan jarinya, tadi malam juga anna sempat membuka matanya sebentar lalu tertidur lagi. Reynard sudah memeriksa kondisinya dan anna dinyatakan sudah keluar dari masa kritisnya, mereka tidak ingin menyia-nyiakan waktu lagi dan langsung akan melakukan operasi pagi ini.

Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang