Extra part

1.7K 88 15
                                    

Waktu berjalan begitu cepat setelah 2 bulan lamanya dari kepergian anna. Musim pun ikut berganti seiring berjalannya waktu, hujan sering turun beberapa hari ini membuat sebagian manusia enggan untuk melakukan aktivitas di luar.

Orang yang  menabrak anna telah tertangkap setelah 2 hari kematian anna. Seperti dugaan sebelumnya kalau yang ingin menabrak airin tapi malah anna yang kenapa adalah Julian. Julian memiliki dendam pribadi terhadap keluarga Nelson terutama pada airin. Setelah tertanggap di Edinburgh, Arvan meminta polisi disana untuk memenjarakan dan menghukum julian seberat mungkin.

Kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi tentunya memberikan luka yang amat dalam di hati kita, ada kalanya kita akan menyalahkan takdir untuk hal itu.

Kalila menatap hujan di luar jendela sana sambil mengelus foto yg dia pegang. Setelah kepergian anna, awalnya dia ingin kembali melanjutkan kuliah S3 nya di luar negeri karena dia fikir kalau dia tetap disini dia akan terus teringat adiknya. Tapi niatan itu tidak jadi dia lakukan karena dia mendapatkan ceramah panjang dari tasya yang mengingatkan nya bahwa dia masih punya Luna yang harus dia jaga.

"Langitnya lagi mendung, biasanya kalau musim kemarau aku bisa liat sunset dari sini"

"Kenapa harus kamu yang pergi ?"

Kalila menyimpan kembali frame foto tersebut di meja kerjanya dan kembali duduk di kursi nya. Dia terus memandang foto tersebut, foto itu merupakan foto Keluarga kecil kalila yang di ambil pada saat anna wisuda.

"Kamu bahagiakan disana ? Pasti udah ketemu ayah juga ya. Kalau kamu bahagia dan ga ngerasain sakit lagi, kaka ikut seneng"

"Aku bangga memiliki kakak seperti kak lili"

"Kak lili kakak aku paling hebat"

"ahhh kak lila itu bunda nya aku jangan dipeluk dong, lepasinnn"

"Orang lain pasti iri aku punya 3 dokter hebat di rumah"

"Aku kan mau sekolah di luar, jadi kakak harus jaga bunda kalau aku jauh"

Mata kalila mulai terpejam saat mengingat suara anna, semakin lama terpejam semakin membuat dirinya mengingat adiknya. Bayangan wajah anna mulai muncul dipikiranya dan membuat dirinya terisak pelan.

ceklek

Pintu ruangan kalila terbuka dengan tiba-tiba, dia segera membuka matanya dan menghapus air mata di pipinya dengan cepat agar tidak ketahuan sedang menangis walaupun mungkin percuma karena mata merah nya tidak pernah berbohong.

"Kak lila ayo makan, bunda luna sama aunty jess udah nunggu di cafe depan" ucap seseorang dengan balutan sneli putih itu.

Kalila mengangguk, kelakuan orang di depannya ini sangat sama sekali dengan kelakuan adiknya. Cala sudah resmi menjadi dokter dan melanjutkan karir nya di rumah sakit kakeknya agar bisa berbarengan dengan keluarganya.

Semenjak anna meninggal, cala sangat sering menginap di rumah luna dan memilih untuk tidur di kamar anna. Bahkan jika dia sedang lembur di rumah sakit pun, dia akan pulang ke rumah luna dengan alasan jaraknya lebih dekat daripada rumahnya. Hal itu membuat airin dan kalila sedikit terhibur akan kelakuan randomnya, anna dan cala memang seperti anak kembar sehingga membuat keluarga kecil luna dapat mengobati rindunya dengan kehadiran cala.

• • •

Airin yang terlihat sangat tegar saat kematian anna ternyata memiliki sisi lemahnya juga. Semenjak anna meninggal airin menjadi anak yang pendiam, jarang berbicara jika tidak ditanya duluan. Satu minggu setelah kepergian anna, cala memberitahu kalau anna memiliki sebuah butik di london yanh telah berdiri sekitar 2 tahun lamanya.

Butik tersebut sebenarnya hadiah untuk airin tapi saat itu butiknya masih kecil, anna ingin memberikanya pada airin ketika butik tersebut sudah besar dan mempunyai nama dan benar saja butik itu sudah terkenal di london sekarang.

Butik tersebut sebenarnya hadiah untuk airin tapi saat itu butiknya masih kecil, anna ingin memberikanya pada airin ketika butik tersebut sudah besar dan mempunyai nama dan benar saja butik itu sudah terkenal di london sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan sekali airin mengecek butik tersebut sekaligus untuk mengobati rindunya pada anna seperti sekarang. Selera design yang dimiliki anna 11-12 dengan airin dan membuat airin kagum bagaimana adiknya mempunyai bisnis seperti ini tanpa bantuan keluarganya dan bahkan di negara orang lain.

Airin sedang berada di apartment yang dulu anna tempati pada saat kuliah di london, dia memandang sekeliling ruangan apartment ini. Airin masuk ke kamar anna, disana banyak design2 baju yang ia kira belum anna publish di butiknya.

Di sisi tempat tidur terdapat meja yang di atasnya ada frame foto Airin, Kalila dan Anna, air matanya menetes kala melihat foto tersebut ditambah dengan wangi kamar anna yang sangat khas dengan wangi yang suka di pakai adiknya itu membuat rindunya semakin kuat.

"Harusnya kau tidak menyelamatkanku waktu itu" airin membaringkan tubuhnya di tempat tidur anna dengan membawa frame foto tersebut dan memeluknya, air matanya pun semakin deras keluar.

"Aku merindukanmu anna" lirih airin dengan tangan yang bergetar dan tangisanya semakin keras. Dia meranjak lalu membuka lemari baju anna, disana masih terdapat baju-baju adiknya. Airin mengambil sweater yang biasa di pakai anna lalu membawanya ke tempat tidur dan memeluknya, berharap yang di pelukanya sekarang adalah adiknya.

"Akh harus bagaimana sekarang"

• • •

Luna berjalan sendirian dengan payung di tanganya, setiap minggu dia pasti akan selalu menyempatkan untuk mengunjungi putri bungsunya. Dia mencoba untuk ikhlas atas kehilangan putrinya walaupun itu berat untuknya.

"Kamu apa kabar nak ? Sudah lama kamu tidak datang ke mimpi bunda" luna menaruh bucket bunga daisy kesukaan anak bungsunya.

"Bundaaa aku pulang, aku mau dipeluk bundaaa"

"Bunda mau oleh - oleh apa kalau aku pulang ke indo ?"

"Aku bersyukur banget punya bunda yang cantik, kuat dan mandiri kaya bunda"

"Bunda adalah hadiah paling spesial yang telah tuhan kasih untuk aku"

Luna melihat gundukan tanah di depanya yang selalu bersih dan rapih karena terawat. Dia tersenyum ketika mengingat kata-kata yang sering diucapkan oleh anna.

Dia teringat saat terakhir bersama anna, walaupun sedang kesakitan dan diambang kematiannya anak bungsunya tetap menampilkan senyumannya dan membalas genggaman tanganya. Dadanya terasa sakit saat mengingat kata-kata yang diucapkan oleh anna di saat-saat terakhirnya.

"Selamat tinggal bunda"

Luna segera menghapus air matanya yang jatuh lalu menutup payung yang sedari tadi dia gunakan karena hujanya sudah reda, dia menatap langit sore yang indah setelah hujan.

"Adek udah bahagia ya di atas sama ayah ? Adek pasti seneng kalau liat langit sore yang bagus kaya gini"

"Langit yang indah sama kaya senyum terakhir adek yang bunda liat"

Luna berjongkok dan mencium nisan yang bertulisan nama anak bungsunya cukup lama "Adek tungguin bunda disana ya, nanti kita pasti akan kumpul bersama lagi. Bunda sayang adek".

Luna menaburkan bunga tabur yang dia bawa, lalu pergi dari area pemakaman dengan perlahan sambil sesekali kembali melihat kebelakangnya, dia tersenyum seolah melihat anna yang juga melihat ke arahnya.







Part yang sangat pendek ini merupakan bonus sedikit 😂.

Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang