Sudah satu minggu sejak kedatangan paket misterius yang dikirimkan kerumah anna, dan tidak ada siapapun yang tau soal paket itu kecuali anna seorang. Setiap hari anna merasa tidak tenang karena ancaman yang diberikan oleh si pengirim paket itu, tapi dia bersyukur selama sejauh ini belum ada hal janggal apapun yang menimpa keluarganya.
Hari minggu di pagi hari anna memutuskan untuk jogging di sekitar komplek rumahnya, dia bangun pukul 05.00 pagi dan mulai melakukan jogging pukul 05.30. Anna sangat suka dengan udara di pagi hari dimana masih sangat sedikit polusi sehingga membuat udarnya segar untuk di hirup.
Sudah satu jam anna melakukan jogging, dia memutuskan untuk pulang takutnya keluarganya mencarinya terlebih dia tidak memberitahu siapapun dan tidak membawa ponsel nya. Saat sudah sampai rumah, anna memutuskan untuk langsung ke taman belakang dan beristirahat di gazebo pinggir kolam renang.
Shhhh
Anna meringis saat merasakan jantung nya berdenyut cukup cepat, dia meremas dada sebelah kirinya saat merasakan nyeri di dadanya. Anna heran kenapa dia kambuh padahal kemarin-kemarin saat dia olah raga pun jantung nya masih aman.
Uhukk
Uhukk"Bundaaa shh" lirih anna pelan meminta bantuan bundanya saat dia rasa sudah tidak kuat menahan sakit di dadanya.
Anna menyandarkan tubuhnya di tiang kayu gazebo nya sambil melihat ke arah dalam rumahnya dan berharap siapun melihat dan menolonganya.
"Kakakk" ucapnya sudah mulai melemas. Rasa sakit di dadanya semakin parah di tambah dengan nafasnya yang mulai tersendat.
Kalila POV
Kalila baru saja bangun dan merasakan tenggorokanya kering, dia menoleh ke samping tetapi hanya ada gelas kosong disana. Terpaksa kalila harus turun ke lantai bawah untuk mengambil minum agar tenggorokannya tidak sakit.
Saat sudah sampai di dapur, kalila segera mengambil minum dan sekilas melihat ke arah halaman belakang, dia melihat adiknya di dekat kolam renang sepagi ini entah sedang ngapain. Kalila menaruh gelasnya di meja makan lalu berjalan ke arah teman untuk melihat adiknya.
"Ck anak kecil masih pagi begini udah keluyuran aja, padahal cuaca lagi dingin" gerutu kalila sambil melangkah.
Saat jarak kalila cukup dengan anna, dia kaget dan panik ketika melihat adiknya sedang kambuh, kalila segera berlari untuk menolong adiknya. Kalila duduk di samping anna lalu menidurkan kepala anna di pahanya.
"Adek hey ini kakak, liat kakak" kalila menahan tangan adiknya yang terus memukul dadanya.
Wajah anna semakin pucat dan kesadarannya semakin turun, anna melihat wajah kakaknya.
"K-kak li-li" ucap anna terbata-bata dan masih sempat menampilkan senyum manisnya.
"Adek tahan ya sebentar, jangan tutup matanya" kalila mengelus rambut anna.
"BUNDA, KAK AIRIN TOLONGGGG" kalila dengan mata yang sudah berkaca-kaca segera berteriak agar bundanya dan kakaknya membantunya. Dan benar saja, tidak lama kemudian airin dan luna turun dan menghampirinya.
Mereka pun kaget melihat keadaan anna yang sudah hampir tidak sadarkan diri. Kalila segera mengangkat tubuh anna dan di bantu oleh airin untuk membawanya ke mobil, sedangkan luna mengikuti mereka dari belakang dengan keadaan menangis.
Kalila POV end.
• • •
Kalila hanya diam dan berdoa sambil menunggu adiknya sedang ditangani oleh dokter, dia masih shock saat melihat adiknya tadi. Sedangkan airin dia sedang menangkan bundanya yang masih terus saja menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister's
Teen FictionSebuah cerita tentang kehidupan 3 kakak beradik yang saling menyayangi satu sama lain.