fourty eight

1K 77 1
                                    

Kalila dan galen sudah berada di ruangan operasi, di hadapanya sekarang terlihat adiknya yang baru saja diberikan anastesi. Kalila mendekati wajah anna yang sedang tertidur.

"Kaka belum minta kamu nyerah, jadi terus berjuang ya adek" bisik kalila tepat di telinga kanan anna. Kalila kemudian mengecup cukup lama kening anna lalu memasang kembali maskernya.

Kalila melihat orang-orang di sekitarnya lalu menatap galen yang berada di sebelahnya, galen yang melihat kalilapun segera menganggukan kepalanya untuk memberitahu kalau semuanya sudah siap.

Kalila kemudian membuka baju operasi anna lalu memejamkan matanya sebentar untuk menyiapkan diri, setelah itu dia memulai operasinya, dia tidak tega untuk menggoreskan pisau bedah di dada anna tapi dia harus melakukanya.

• • •

Diluar ruangan operasi sudah ada Luna, airin, tasya, jessica, kakek arvan, cala dan juga jevan, mereka sejak awal memang berniat menunggu operasi sampai selesai.

Sudah sekitar 4 jam 30 menit operasi berlangsung, akhirnya pintu operasi pun terbuka dan menampakan kalila dengan wajah yang datarnya. Dibelakang kalila ada galen dan beberapa suster yang sedang mendorong brankar anna untuk di pindahkan ke ruang rawatnya.

Kalila mempersilahkan terlebih dahulu galen dan suster untuk membawa anna ke ruangannya dan diikuti oleh beberapa keluarganya kecuali jessica dan airin yang memilih untuk menghampiri kalila yang sedang bersandar di dekat pintu ruangan operasi.

"Kenapa ?" Airin menghampiri kalila lalu menggenggam tangannya seakan tau ada hal yang tidak beres selama operasi.

Kalila menatap jessica lalu menatap airin dan langsung memeluk kakak sulung nya itu, saat ini dia tidak membutuhkan apa-apa yang dia butuhkan hanyalah pelukan dari orang terdekatnya.

Airin membalas pelukan adik keduanya itu lalu mengelus punggung nya dengan lembut, dia belum mendapatkan atas apa yang dia tanyakan tadi.

"Dia ko bisa sekuat itu, jantung nya emang udah rusak banget harus segera di ganti" ucap kalila akhirnya mengeluarkan suara, dia melepaskan pelukanya.

"Aku kira belum separah ini, kita sama sekali belum ada info donor jantung buat adek?" Tanya kalila kepada airin dan jessica.

"Barusan papa bilang dia baru dapet info dari NYC kalau ada yang mau mendonorkan jantung nya. Dia gadis seumuran dengan anna dan baru saja meninggal, sebelum dia meninggal dia memang berpesan untuk mendonorkan organ nya yang masih bagus untuk yang membutuhkan, sekarang masih di cek kecocokannya sama orang kepercayaan papa" ucap jessica yang menjelaskan bahwa kakek arvan sudah mendapatkan info terkait donor jantung.

Kalila yang mendengar itupun merasa bahagia dan tiba-tiba saja lututnya lemas setelah mendengar penjelasan jessica. Tubuh kalila meluruh kebawah dan dia menutup mukanya oleh kedua tangannya lalu menangis.

"Aku harap jantung gadis itu cocok untuk anna ya tuhan" ucapnya dalam hati.

Airin dan jessica yang melihat kalila menangis pun segera memeluknya.

"Kita berdoa semoga jantung itu cocok" ucap airin yang sedang mengelus rambut kalila dan mengecup pucuk kepala adiknya.

• • •

Setelah mengantarkan kalila ke ruanganya untuk beristirahat, airin memilih untuk menemui anna dan bundanya di ruang rawat anna sambil membawa makanan untuk bundanya yang belum makan dari pagi.

Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang