53...

84 4 2
                                    


Olivia berada di unit nya seperti biasanya.
Arin terpaksa mengatakan pada Olivia jika ia sudah menikah agar ia tidak perlu berbohong atas hal apapun.
Pada akhirnya cepat atau lambat semua orang harus tau ia sudah memiliki suami.

"Maafkan aku karena tidak datang ke pernikahan Anda Miss, em maksudku nyonya"

"Tenang saja live, tetap panggil aku seperti biasa. Dan aku mungkin bakal mengadakan resepsi, kamu aku undang nanti"

"Baik Miss"
Olivia terlihat bersemangat.
"Dan miss, kami masih menunggu Anda tentang masalah itu"
Olivia tiba-tiba menjadi serius membuat Arin bingung.

"Masalah? Masalah apa?"
Oh Arin langsung di sambut oleh masalah padahal ia baru saja senang setelah liburan kemarin.

"Ini tentang Miss Caya. Aku sudah mengirimkan banyak pesan kepada Anda dan Anda belum membalasnya. Kami kebingungan"

"Handphone ku rusak, jadi masalah apa?"
Tenggelam di lautan, sialan. Arin harus segera menyingsingkan lengan. Jika ini masalah besar, siap-siap saja Caya habis di ceramahi.

Olivia membuka iPad dan memutarkan salah satu rekaman cctv pada Arin.

Seorang pria dan wanita terlihat berciuman di lift dengan tubuh bagian belakang pria itu yang terekam jelas di cctv. Meskipun begitu Arin dapat menyimpulkan mereka berciuman karena gerakan pria itu yang sedikit ambigu.

"Caya? Siapa yang mengirimnya? Apa kau sudah memastikannya? Apakah itu benar Caya?"
Arin bertanya dengan menekannya.

"Seorang pria yang mengaku bernama Mr Felix Nealson yang mengirimkannya. Pria itu tidak menyebar luaskannya tapi mengancam akan melakukan hal itu"

"CAYA! Ku habisi kau"
Geram Arin marah. Bisa-bisanya temanya bersikap begitu. Caya tidak mungkin melakukan hal itu, Arin harus menagih penjelasan.

"Di mana Caya?"

"Miss Caya tidak bisa di hubungi dan sekertaris nya pun tidak tahu dimana nona Caya berada"

Arin menghela nafasnya. Jika rekaman itu naik ke publik Caya akan dalam masalah dan otomatis figur baiknya akan hancur.

"Apa yang pria itu mau?"
Arin seperti tidak asing dengan namanya.

"Tidak ada pesan lebih lanjut Miss. Pria itu hanya mengirim itu tanpa permintaan apapun"

Ia penasaran dengan niat pria itu, dan di sisi lain Arin harus menekan Caya. Wanita itu pasti telah menyembunyikan sesuatu darinya. Siap-siap saja jika Caya bertemu dengannya nanti.

Singkat waktu, Arin berangkat menuju ke kantor. Ia sempat memikirkan tentang tawaran yang di setujui oleh Evans begitu cepat.

Apakah mereka benar-benar akan makan siang bersama, jadi ia akan di jemput oleh suami yang tampan itu. Semua terlihat indah di otaknya, Arin berharap itu seperti kenyataannya.
Pak Andi menyambut dirinya dengan baik seperti biasanya. Arin hanya perlu melakukan beberapa hal di kantor, dan menceramahi Celina setelahnya. Kemudian ia akan berbahagia makan siang bersama mister charming suaminya.

Saat Arin membuka pintu ia terkejut melihat siapa yang ada di dalamnya.

"Caya!" Seru Arin kemudian berjalan mendekat terburu-buru.

Caya yang sedang membaca majalah kantor tersentak dan menoleh kaget.
"Hai, you looking great, apakah menyenangkan sudah menikah?"
Sapanya dengan tenang seperti tidak ada masalah.

Melihat Arin yang berjalan terburu-buru membuat Caya mencondongkan tubuhnya ke belakang seperti insting pertahanan yang hidup.

Arin mencubit pipi Caya dengan keras. Tidak bisanya begitu tapi Arin melakukannya.

On Business 21+ [ Arin & Evans ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang