Sore ini, setelah menghabiskan makan siang yang telat. Lia dan Kurniawan pamit keluar rumah pada Bu Tyas. Kurniawan mengatakan jika ia memiliki sebuah kejutan yang telah ia siapkan sejak lama untuk Lia.
Lia sedikit percaya jika Kurniawan adalah orang yang sama dengan cowok yang tiba-tiba memberinya cincin di bandara. Pria itu mengejutkan dan penuh trik. Mata Lia sengaja ditutup dengan sapu tangan berwarna coklat agar ia tak tahu kemana Kurniawan akan membawanya pergi.
"Aku udah romantis belum? Katanya istri-istri tu suka kalau dapat kejutan gini dari suaminya" kata Kurniawan berbangga seraya menginjak gasnya pelan. Mobil melaju lengkap dengan suara penyanyi wanita kesukaan Lia menggema.
"Iya iya si paling romantis"
"Ini mau kemana sih? Pegel banget mata aku" keluh Lia sesekali mencoba membawa ikatan sapu tangan itu ke atas agar ia dapat mengintip
"Jangan curang!" Seru Kurniawan melihat apa yang dilakukan oleh sang istri
"Bentar lagi sampai" kata Kurniawan yang masih mengemudi kearah tujuannya
Lia terdiam. Menikmati lagu sesekali mengikuti reff-nya. Tak lama kemudian, kecepatan mobil berangsur pelan tanda tujuan yang Kurniawan maksud sudah sampai.
"Bentar..."
Kurniawan memapah tubuh Lia turun dari kursi penumpang.
"Aku buka pengikatnya.. tapi kamu jangan langsung buka mata" perintah Kurniawan
Terdengar bunyi pintu dibuka. Lia semakin penasaran, bangunan apa yang ada di depannya sehingga Kurniawan sebegitu ingin membuatnya menjadi rahasia.
"Bagiku ini kejutan, aku ga tahu ini kejutan ga buat kamu... Sekarang... boleh buka matanya"
Lia pelan-pelan membuka mata. Mengerjapkan kelopaknya, netranya serius menetralkan cahaya yang masuk setelah lama terpejam. Pandangan pertama yang ia tangkap, saat ini mereka berdua berdiri di ruang tamu sebuah rumah dengan warna dominan bumi. Coklat, cream, dan segala atributnya.
"Rumah siapa?" Tanya Lia penasaran, menatap Kurniawan dengan penuh tanda tanya
"Lihat ke arah meja kecil di jarum jam 2 kamu"
Lia yang mengerti perintah Kurniawan segera mengedarkan pandangan ke arah yang dimaksud. Foto Kurniawan memeluknya dari arah belakang. Seketika Lia shock bukan main, mulutnya ia tutup dengan kedua tangan.
"Mas??"
"Iya" jawab Kurniawan antusias
Kurniawan tidak hentinya menggumamkan kalimat syukur, melihat raut wajah Lia yang begitu bahagia dan terkejut. Sebuah ekspresi yang baru saja ia dapatkan selama menikah.
Kurniawan mengangguk, menjawab entah pertanyaan apa yang Lia tanyakan dari raut wajahnya. Lia segera berlari, menggantungkan diri di tubuh sang suami. Kurniawan yang siaga seketika memasang tubuh kuat, menyangga tubuh sang istri dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ripuh
General FictionMenjadi seorang yang tidak mudah dicintai tak pernah ada direncana hidup Nurmalia. Hingga ia memutuskan untuk tidak menargetkan diri mendapat pasangan. Kebahagiaan hidupnya bukan untuk menikah. Tapi apa jadinya jika anak teman ayahnya, memilih untuk...