Tarik napas dulu yuk!!! Part paling membagongkan dan bikin mengutuk mengapa pasangan seperti mereka ditakdirkan menikah.
Yok!!
3.....
2...
1...
Dah deh baca aja (˘⌣˘ )
***
“Asliii, aku baru sekarang merasa ada yang cemburuin.. hahah”
Lia tengah berbincang dengan seseorang di telepon. Kurniawan sengaja menyerahkan waktu kepulangan mereka pada Lia, tak ingin mendorong Lia untuk segera pulang ke Solo.
“Bapak baru sembuh, Mbak. Sudah 5 hari ini meriang”
“Kok iso? udan-udanan po?”
*kok bisa? Hujan-hujanan kah“Iya, ke mebel, naik motor pulangnya agak larut udah ga ada karyawan, hujan”
“Tumben ke mebel” tanya Lia sedikit heran
“Mbak Lulu ga paham produksi, Mbak. Pesanan minggu ini aja berantakan, pada ga bisa ngasih pendapat soalnya pada takut”
Lia tersenyum samar, menyembunyikan raut getirnya. Memperhatikan Kurniawan yang masih nyenyak dalam tidurnya. Mebel di tangan Kurniawan kemarin-kemarin memang mengalami peningkatan, mereka banyak deal dengan orang luar negeri. Tak jarang, mebel turut menyeponsori kegiatan-kegiatan pemerintah di Jogja.
“Gak papa... namanya adaptasi, ga ada yang langsung bisa... raono woh sing metu seko tanduran wingi sore, Ko”
*tidak ada buah yang bisa dipetik dari tanaman yang ditanam kemarin sore
jawab Lia sedikit menghibur kesedihan Riko“Mas Kurnia nomornya masih sama kan, Mbak?” tanya Riko
Sedikit berpikir dan heran, Lia menjawab
“Masih kok, ga ganti, kenapa emangnya?”“Anuu... sudah hampir 3 minggu ini pertanyaanku durung dibales”
*belum dibalas“Tanya soal apa kok ga dibalas?”
“Password rekening diganti sama Mas Kurnia”
“Cuma password doang?”
“Iya Mbak, ini soalnya 2 pesanan ga bisa diproses, udah transfer DP tapi belum bisa kita cairkan.. sementara uang kita kurang buat modal pengerjaan ini”
Jemari Lia menekan-nekan kuku-kukunya keras, tanda penasaran yang sangat tinggi. Pasalnya setelah kepindahan mereka ke Solo, Kurniawan hampir tidak pernah menyinggung masalah mebel padanya.
“Yaudah nanti aku omongin, orangnya masih tidur”
"Jangan bilang kalau aku yang ngomong ya, Mbak. Ini aslinya urusan administrasi cuma sama Mas Kurnia juga dicuekin." Terdengar nada Riko sedikit takut
"Iyaa iyaa.."
Sedikit rasa khawatir bersarang di hati Lia, tentang keadaan Ibu dan Bapaknya serta mebel yang saat ini dikelola oleh Lulu. Biar bagaimanapun mereka adalah keluarga. Orang-orang terdekat di hidup Lia.
**
Sudah seminggu sejak mereka pulang dari Jakarta. Kurniawan sibuk dengan beberapa kerjaan, sedangkan Lia tengah mencoba hobi barunya, zumba. Ia mengambil kelas online zumba bersama yang seminggu 3 kali zoom pada sore hari.
Kurniawan sengaja tidak pergi kemana-mana pagi ini, ia menolak ajakan bersepeda, beberapa pekerjaan juga akan ia pantau dari rumah. Rencananya sore nanti ia akan bertemu dengan seorang kawan membicarakan bisnis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ripuh
General FictionMenjadi seorang yang tidak mudah dicintai tak pernah ada direncana hidup Nurmalia. Hingga ia memutuskan untuk tidak menargetkan diri mendapat pasangan. Kebahagiaan hidupnya bukan untuk menikah. Tapi apa jadinya jika anak teman ayahnya, memilih untuk...