Huuufft

8.6K 776 22
                                    

Lia menghela napas panjang, meletakkan lap pel ke ember berisi air dengan campuran wangi mint dan bunga yang sudah mengeruh di sampingnya. Mengatur napas secara teratur, duduk di sofa ruang tengah, televisi menyala menayangkan video klip lagu kesukaannya di salah satu akun musik. Kurniawan lebih dulu pergi ke cafe miliknya, beberapa hari ini Kurniawan memang sering berada di sana untuk memantau perkembangan cafe. Selama di Jogja, Kurniawan menyerahkan hampir sepenuhnya pengelolahan beberapa bisnisnya kepada pegawai juga beberapa rekan yang bekerja sama. Tapi, perubahannya cukup signifikan. Sehingga akhir-akhir ini ia memang banyak menghabiskan waktu mengurus kembali bisnisnya.

Sudah hampir satu bulan di Solo, Lia merasa lebih hidup sebenarnya berada di kota ini. Meski secara keadaan pola kehidupan memiliki latar belakang yang hampir sama. namun, tentu kedua kota ini memiliki ciri khasnya masing-masing. Lia senang mengantar Bu Tyas berburu makanan, sesekali menyiapkan berbagai kebutuhan makanan untuk mertuanya, atau acara lainnya. Lia juga saat ini mulai disibukkan dengan kegiatannya membuntuti Bu Tyas untuk membina UMKM dan juga

pekerjaannya menjadi sebuah hal baru yang menyenangkan, Lia dapat terus berbagi tentang ilmu yang ia punya. Tak jarang ia memiliki berbagai kesempatan untuk menerima kunjungan berbagai tokoh negara dan turis asing.

"Diniati ibadah, uangnya ra sepiro tapi bahagia karena berbaginya yang luar biasa" kata Bu Tyas suatu saat Lia tengah ikut menghadiri acara yang secara sengaja mempertemukan Lia dengan desainer kondang Didiet Maulana yang berkunjung memberikan kelas untuk UMKM batik.

*diniati ibadah, memang uangnya tidak seberapa

Ya betul. Beberapa saat sebelum Lia menjadi istri Kurniawan, Lia hanyalah anak perempuan pertama yang mencoba menjadi tulang penyangga perekonomian keluarganya. Uang adalah segalanya. Apapun jalan yang baik ia tempuh demi memenuhi berbagai kebutuhan hidup keluarga. Tapi bersama Kurniawan, apa yang harus ia cari terlalu serius? Uang? telah pria itu cukupkan. Kebutuhan makan? Pria itu pula yang memberinya uang untuk makanan bulanan, setidaknya Lia bisa membeli macam-macam protein tidak seperti saat ia di rumah dulu.

Sedang untuk kebutuhannya sendiri, Lia bukan orang yang terlalu senang membelanjakan uang, ia rasa pekerjaan sampingannya sebagai MC, moderator, dan beberapa hal yang ia kerjakan masih bisa memenuhinya. Bahkan Kurniawan tentu tak akan menolak jika ia meminta uang untuk kebutuhan pribadinya. Melihat kehidupannya yang mulai berubah tenang, Lia mulai memikirkan berbagai hal, seharusnya ia senang dan merasa lebih bahagia dengan kehidupannya saat ini. Bersantai dengan pekerjaan sesukanya, tidak mengejar materi tapi cukup.

Nyatanya, di rumah baru pada jam 11 siang sendiri seperti ini, ditinggal suami bekerja, Lia tiba-tiba merasa sepi. Jika di Jogja, paling tidak ketika ia tidak sedang bekerja, Bu Ambar pasti menyuruhnya mengantar pesanan makanan atau barang kali membantu membungkus makanan menggunakan plastik. Dua minggu yang lalu saat akhirnya Lia memiliki keberanian untuk pulang ke Jogja, Bu Ambar sedang tidak enak badan.

Kurniawan dan Lia sampai di Jogja sore hari, sudah lelah untuk kembali ke rumah dan membereskan barang-barangnya. Akhirnya dengan cadangan ide yang Lia miliki, mereka memutuskan menginap satu malam di hotel, tak tik Lia untuk memeras kantong sang suami ia kerahkan lagi. Lia sengaja memilih salah satu hotel yang ia impikan tapi tak mampu terjangkau oleh kantongnya sendiri dulu. Keesokannya baru Lia akan kembali ke rumah, menata beberapa barang dan membawanya ke Solo. Sementara sisanya ada yang ia biarkan, ia telah meminta Riko untuk mengemas dan mengirimkannya.

"Eleng umah juga" kata pertama yang Bu Ambar lontarkan saat Lia menyalaminya di kamar

*ingat rumah

Lia tidak membalas apa-apa, terdiam sebentar lalu keluar kamar menuju dapur. Lia telah lebih dulu bertemu dengan Pak Kis yang saat ia masuk baru saja keluar kamar memberikan sarapan pada sang istri yang sedang sakit.

RipuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang