☆SAGARA 41☆

750 48 14
                                        

Hari esok di sambut dengan hujan turun niat hati mereka malas untuk ikut tour di kampus tapi karena mereka hanya dua insan yang polos dengan bermalasan Alana dan jelita bersiap-siap untuk pergi ke kampus urusan jalan menuju kampus Alana cukup tahu karena ia sempat di ajak Atlas untuk menghafalkan jalan menuju kampus.Mereka naik mobil audi milik Alana melaju cepat sampai di kampus.

Mahasiswa dari berbagai negara berkumpul di aula nan megah mereka di minta untuk berbaris rapi setelah di rasa rapi semua mahasiswa berjalan menuyusuri lorong-lorong kampus seperti dugaan Alana kampus ini berdiri bak istana kerajaan tahun 80'an konsep megah nan elegan tidak terlepas dari kampus ini.

Setelah setengah jam berjalan kaki-kaki mereka terasa kebas dan waktu istirahat datang.Alana dan Jelita memilih duduk di taman yang sangat luas dengan hamparan rumput hijau dan beberapa pohon besar."Nggak nyangka bakal kesini Je" Kagum Alana masih memandang bangunan besar di depannya.

"Sama Na impian Aku bisa belajar disini"

"Fakultas kita kelas nya dimana tadi?"

Jelita bercengir dan menggelengkan kepalanya "Aku foto-foto dari tadi" wajah Alana malas menatap Jelita mencubit lengan Jelita pemilik lengan itu berteriak merasakan sakitnya cubitan Alana.

Karena mereka sudah bosan akhirnya mereka mencoba jalan-jalan di sekitar kampus.Mungkin Alana akan menambahkan list tempat favoritnya selain bukit temuan Sagara.

Mereka memutuskan pulang karena hari mulai siang berhubung disana masih musim panas jadi cepat-cepat untuk sampai di apartemen Alana langsung menekan aplikasi spotify-nya memutar lagu Andaikan kau datang-Andmesh.Ia berjalan ke arah balkon menatap orang-orang yang tengah melakukan aktifitas mereka.

Air mata Alana menetes melihat seseorang di bawah sana yang tengah tersenyum ke arah nya seseorang yang ia nantikan kedatangannya."Tungguin aku" Alana berlari untuk turun ke lantai dasat apartemen kaki nya melihat seseorang itu benar-benar tengah berdiri di depan-nya dengan senyum yang sama.Tangan kekar itu melebarkan tangannya.Alana menghantamkan pelukannya.

"Sagara ini beneran Sagara kan?"

"Iya ini Sagara-nya Alana" tangan Alana merengkuh kuat punggung Sagara tak mau ia di tinggalkan Sagara lagi.

"Jangan pergi lagi Sagara..." tangis Alana semakin menjadi tangan halus Sagara mengusap kepala Alana.

"Sagara nggak akan pernah pergi dari Alana" Sagara melepas tangan Alana yang merenkuh punggung-nya berjalan menjauh dari Alana dengan senyuman.

"Sagara mau kemana?" Bukan sebuah ucapan hanya sebuah senyuman khas Sagara.

Alana terbangun tubuhnya sudah di peluk Jelita yang tengah menangis "Alana kamu jangan kayak gini...".

"Sagara Ta SAGARA TADI KESINI DIA MELUK AKU TAAAA" Teriak Alana semakin dalam Jelita memeluk tubuh Alana semenjak Alana tidur siang mulut Alana selalu memanggil nama Sagara.

"Sagara nggak kesini naaaa"

"SAGARA KESINI TA DIA BILANG NGGAK AKAN PERGI LAGI SAGARA DIMANA TAAAA" Alana mencoba melepaskan pelukan Jelita.

"Na tolong jangan giniiiii"

"Sagara taaa" Alana mulai tenang terlalu lama Alana menangis membuat kepala Alana pusing dengan pasrah Alana bersandar di lengan Jelita dan masih memanggil Sagara.

"Sagara nggak suka liat kamu kaya gini Naaa"

"Kata Garva handphone Sagara ada di kantor pusat berati Sagara juga ada di amerika pasti kita temuin Sagara Na"

•°•°•

Garva berdiri kaku melihat seseorang di depannya memakai setelan jas berwarna abu-abu dan keluar dari kantor kepolisian "Keadilan sudah di berikan pelaku sudah di eksekusi dan bersiap menerima hukuman" Akhirnya Bunda Garva menerima keadilan Anthoni mendapat penjara seumur hidup.Malik menepuk-nepuk bahu Garva "Sekarang tunjukan pada bunda Lu kalau anaknya sukses" Garva mengangguk yakin.

S A G A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang