Satu tahun telah berlalu satu tahun juga Oma yang misuh-misuh acaranya tidak segera dilaksanakan karena kerjaan Sagara yang lagi sibuk-sibuknya dan kuliah Alana yang sedang banyak-banyak nya tugas serta teman-teman Sagara yang kelimpungan dengan bentuk acara nanti tetapi tepat hari ini waktu ini jam ini detik ini Sagara akan mengikat Alana sebagai pendamping hidupnya.
Balutan gamis berwarna putih tulang dipadukan dengan hijab yang senada menambah ke-elok an seorang Alana dengan make up sederhana cukup membuat semua orang terkagum melihat sosok Alana yang sedang duduk anggun di samping Raga.
Serta kemeja batik yang digunakan Sagara menambah aura seorang Sagara Aleister Damares dengan tatanan rapi melihatkan kegagahan dan kharisma tersendiri dari seorang Sagara.Senyum yang merekah indah menanti jawaban dari pihak keluarga Alana.
Malik mulai membuka Acara dengan semua orang berdiri melihatkan dua insan yang sama-sama bahagia menanti kalimat yang mereka nantikan.Sagara menerima microphone dari Malik bersiap mengucapkan kalimat yang sudah Ia rangkai jauh-jauh hari.
Sagara menarik nafasnya pelan
"Saya bersyukur kepada Tuhan karena sudah diberikan satu hati untuk mencintaimu, satu otak untuk selalu memikirkanmu dan satu mulut yang tak pernah berhenti untuk selalu mendoakanmu untuk jadi istriku. Sekarang semoga doa ku terkabul.Bismillahirrahmanirrahim Maukah engkau Alana Dineschara menjadi istriku?" Ririn meneteskan air matanya mendengar tutur kata seorang Sagara."Saya bersyukur kepada tuhan karena diberikan satu kesempatan untuk mencintai mu kembali dengan menerima-ku apa adanya insyaallah dengan restu ayah dan bunda saya menerima pinangan mu wahai Mas Sagara Aleister Damares"Sagara mengucapkan beribu syukur dalam tunduk-nya meneteskan air mata bahagia lamarannya diterima oleh Alana.
Bunga Calla Lily menjadi saksi Alana menjadi tunangan seorang Sagara cincin indah tersemat di jari manis Alana"Bagus banget Mas"takjub Alana melihat cincin-nya mengkilap.
"Dapet dari hadiah ciki"Memang Sagara tetap Sagara.Tangan Alana mencubit bisep Sagara.
Atlas mengusap matanya yang mengeluarkan tetes air mata di sampingnya shella menanyakan apa baik-baik saja dengan bahasa isyarat."Mereka sangat serasi ya?"Tangan shella bergerak dan Atlas tersenyum mengangguk.
"Bagaimana apa kamu juga siap?"dahi Shella berkerut lucu membuat tangan Atlas menarik dahi itu kembali pada bentuk semula.
"Untuk apa?"
"Menjadi istriku" Shella tersenyum mendengar tutur halus seorang Atlas.
"Aku tidak bisa bicara aku penuh dengan kekurangan dan kamu penuh kelebihan aku tidak pantas untuk mu" Atlas lagi-lagi tersenyum melihat pergerakan tangan Shella.
"Dengan semua itu aku akan melengkapi hidup mu"air mata Shella menetes menatap manik mata Atlas yang mengisyaratkan ketulusan.
"Aku takut kamu akan menyesal di suatu hari" Gelengan dari kepala Atlas "Tidak ada yang membuat ku menyesal hanya ketika aku meninggalkanmu sendiri di dunia kejam ini".
"Terima kasih telah mencintaiku"
"Terima kasih kembali" Atlas menggerakkan tangannya dan mengambil bunga hiasan kursi dan Ia pasangkan di jari Shella simulasi tunangan.
Sagara menyusul teman-temannya memamerkan cincin dengan ukiran nama Alana di badan cincin"Pacaran elit tunangan sulit"Ucap Sagara menyenggol-nyenggol Garva.
"Salim salim"Sagara menyodorkan tangan kirinya kearah Garu dan Alpha secara bergantian.
"Betewe ini beli di tiffany gaes murah kok mayan buat dp tanah di arab"Garu,Garva dan Atlas melihat seksama cincin yang dipakai Sagara kilatan dari cincin membuat mereka percaya dengan omongan Sagara.
"Jual apa Lo bisa beli?"
"Singa yang di rumah"Semua menautkan alis serempak.
"Kok bisa Lo sama Alana jadi"Kagum Vincen.
"Ketika tuhan kehendak apapun jadi"Senyum dari teman-temannya mendengar ucapan Sagara"Dalil-dalil Om".
"Walataqrabu-
Anak Ipa so-soan ngasih dalil"Garu menoyor kepala Sagara.
"HEH SINI MAKAN DULU" Oma menepuk-nepuk tangannya dari kejauhan menyuruh anak itiknya untuk makan karena sudah di persiapkan belasan hidangan tertata rapi padahal yang diundang Sagara hanya teman-teman dekat dari indonesia maupun dari Amerika.
Sementara semua orang menikmati hidangan Sagara tengah bicara empat mata dengan Raga berbibu wewenang Raga sampaikan pada Sagara dan satu kata membuat Sagara muram."Berhubung acara nikahannya sebentar lagi jadi kamu sama Alana harus di pingit sesuai adat dari Ayah dan Bunda jangan bilang kamu gabisa jauh-jauh dari Alana kayak anak muda aja"Ucap Raga sambil menyeruput teh panas yang diberikan Ririn.
"Baik yah tapi telfonan boleh kan?"Sagara menego pada Raga.
"Boleh tapi jangan videocall aja"
"Siap yah"
•°•°•
Sagara dan Malik langsung menuju kantor polisi mereka menunggu seseorang di balik bilik seseoranv itu datang wajah kurus tercetak jelas dan sangat kusam.
"Selamat sore Ayah maaf baru mengunjungi anda karena dari pagi sampai siang saya ada acara tunangan saya sendiri"Anthoni terkaget mendengar ucapan Sagara.
"Kamu akan menikah?"Sagara mengangguk menatap Anthoni yang tertawa dengan tangis.
"Jadilah suami yang mencintai istrimu dan kelak jadilah ayah dari anak-anakmu yang benar-benar mencintai tulus keluarganya jangan menjadi seperti ayah yang hanya gila dunia dan meninggalkan orang-orang tersayang nya"
"Ini benar ayahku?"Monolog Sagara.
"Maaf selama kamu remaja dan hingga kamu menikah ayah tidak bisa membahagiakanmu layaknya anak-anak lainnya"Polisi memberitahukan kalau waktu sudah mau habis.
"give me 5 minutes"Ucap Sagara pada polisi itu.
"Maafkan aku yah yang menaruh ayahnya sendiri di jeruji besi-
Tidak tidak ada yang harus kamu maafkan inilah balasan ayah selama ini selamat bahagia Sagara Aleister Damares ayah selalu mendoakanmu ucapkan pada anak mu nanti kakeknya menunggu kehadirannya"Anthoni tersenyum dan tangannya kembali di pasangkan borogol untuk kembali ke dalam penjara.
"Wait"Ucap Anthomi membuat polisi itu berhenti.
"Secepatnya aku akan bertemu dengan bunda dan meminta maaf sebanyak-banyak nya"Anthoni berlalu dengan tangisan.
Sagara membeku mendengar ucapan Anthoni dengan ketentuan dari hukum Anthoni akan dihukum mati karena suatu hal Anthoni mengulur waktunya hingga hari ini.
"Aku belum minta maaf kepada tuhan"
Satu alasan yang membuat eksekusi mati harus diundur hingga hari ini Anthoni akan menjalankan eksekusinya Sagara lebih memilih diam di ruang tunggu sementara Malik Ia tetap menemani Sagara.
"Apapun nanti keadaannya Lo masih punya Gua Gar anggap Gua abang sekaligus orang tua bagi Lo"
"Thanks bang Lo yang bantuin selama ini"Mata merah menghiasi wajah Sagara tangisan yang tak terhenti setelah bertemu Anthoni.
Tepat hari ini Sagara menemukan kebahagiaan yang akan menemaninya hingga akhir hayat dan merasakan rasa ikhlas paling dalam melepaskan ayah kandungnya untuk bertemu dengan sang bunda seperti apa yang diucapkan Anthoni untuk mengucapkan kata maaf kepada Elyna.
"Terima kasih tuhan dan keinginanku jagalah Ayah dan Bundaku disana aku disini akan selalu mendoakannya"
•°•°•
![](https://img.wattpad.com/cover/243282266-288-k29836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
S A G A R A
Teen Fiction[PROSES REVISI] welcome to my fictional world sedikit cerita seorang sagara dengan kehidupan sehari-hari nya yang bahagia tanpa ada musibah yang menimpa bagaimana hidup sagara?let's read this story selamat membaca dan jangan lupa vote beserta kome...