Hujan membasahi jalanan hingga genangan air pun tak jarang di temukan kerap membuat kendaraan saling terkena cipratan air yang bercampur tanah itu semua di abaikan seorang lelaki yang tengah melajukan motornya dengan kecepatan penuh seberapa kali pengendara lain mengklakson lelaki itu tapi tak membuat lelaki itu memelankan kecepatan motornya.
Dering telepon berbunyi bahkan hingga puluhan ia tak merespon sama sekali ia tetap melajukan motornya pakaiannya basah matanya memerah menahan air mata untuk jatuh ia berhenti di depan pemakaman.
Turun dari motornya ia berlari dan menjatuhkan diri di makam sang bunda "kenapa mereka bunuh bunda kenapa nggak saga aja bunn..." Isak Sagara mencengkram rerumputan.
"BUNDA BAIK TUHANN KENAPA NGGAK SAGARA SAJA YANG TIDAK BERGUNA INI SAJA YANG KAU AMBIL..." Teriak Sagara di sertai gemuruh yang ikut merasakan sakit yang amat dalam saat mengetahui sebenarnya.
Sagara Alana atlas dan garva menuju ke tempat yang sudah di sharelock Bram tepat di rumah Bram ada Garu,Alpha,Vincen,Devos bahkan Gathan pun juga ada di dalam rumah Bram.
"Gimana Bram?" Tanya sagara.
Bram mengeluarkan beberapa bukti dimulai dari yang berbentuk kertas foto hitam putih dan satu flashdick Bram membuka amplop di dalamnya ada selembar kertas dengan banyak coretan tinta merah.
"Bukti pertama sidang ada kecurangan dari pihak korban dan kedua pihak pelaku berpura-pura kalah" Bram menyerahkan kertas itu pada sagara,Garva pun ikut melihat isi kertas tersebut.
"M-maksudnya?" Tanya garva.
"Pengacara korban melakukan kecurangan dengan membayar pengacara pelaku dan hakim juga di bayar pengacara korban untuk menjatuhkan hukuman mati kepada pelaku" jelas Vincen.
Garva mengepalkan tangannya telinganya memerah menahan amarahnya mendorong Sagara dan mencengkeram erat kerah jaket Sagara "PENGACARA KORBAN DAN ITU DARI PIHAK LO JADI SELAMA INI KELUARGA LO YANG BIKIN NYOKAP GUA MENINGGAL" Amarah garva memuncak dan Sagara hanya bisa diam badannya masih lemas Untung saja atlas dan bram segera memisahkan antara Sagara dan garva.
"GARVA INI MASIH BELUM SEMUANYA BENER VA DISINI MASIH BELUM TAU SIAPA DALANG DIBALIK INI SEMUA" Suara garu meninggi melihat garva yang masih melihatkan amarah nya kepada Sagara.
"Sekarang Lo duduk kalau Lo nggak mau duduk and mau marah-marah,keluar" ucap garu menunjuk pintu rumah Bram.
"Kita hadapin ini pake kepala dingin jangan tersulut emosi terutama kalian berdua" atlas menunjuk garu dan garva.
"Lanjut kecelakaan ini di rencanakan bukan kesengajaan di data ini kecelakaan tertulis kesengajaan tapi kalian lihat baik-baik ada bekas tipex di bagian ini dan ini setelah gua ambil tipex nya"
"Dan ini rencana pembunuhan" Sagara menggebrak meja dan berjalan keluar meninggalkan rumah Bram membiarkan teman-teman nya memanggil namanya karena di luar sedang hujan yang tak ringan.
Sagara menidurkan kepalanya yang sangat pusing di atas nisan elyna dengan air mata yang terus menetes suaranya pun mulai serak badannya menggigil luka-lukanya yang belum kering pun harus kembali basah perih menjalar di bagian wajahnya darah pun ikut mengalir bersama dengan air mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
S A G A R A
Fiksi Remaja[PROSES REVISI] welcome to my fictional world sedikit cerita seorang sagara dengan kehidupan sehari-hari nya yang bahagia tanpa ada musibah yang menimpa bagaimana hidup sagara?let's read this story selamat membaca dan jangan lupa vote beserta kome...